IPO Lavender Bina Cendikia Alami Kelebihan Permintaan 47 Kali

IPO Lavender Bina Cendikia (BMBL) dengan merek Bimbel Lavender tersebut menyampaikan kelebihan pemesanan sebanyak 47 kali dari total penjatahan terpusat

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jan 2023, 13:16 WIB
Pencatatan saham perdana PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), Rabu (11/1/2023) (Foto: BEI)   

Liputan6.com, Jakarta - PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) pada proses penawaran saham perdananya (Initial Public Offering/IPO).

IPO perusahaan dengan merek Bimbel Lavender tersebut menyampaikan kelebihan pemesanan sebanyak 47 kali dari total penjatahan terpusat, saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru.

Deputy Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan, kelebihan pemesanan saham BMBL ini menunjukkan antusiasme investor yang tinggi karena BMBL merupakan emiten pertama yang bergerak di sektor pendidikan sehingga hal ini memberikan kabar baik untuk industri pendidikan Indonesia.

"Selama masa pooling, permintaan yang masuk mencapai lebih dari 50 miliar saham dari total saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru atau oversubscribed 4.709 persen atau 47 kali dari jumlah pemesanan terpusat. Nilai pemesanan terpusat yang masuk lebih dari Rp 942 miliar," ujar Wibowo dalam keterangan resmi, Rabu (11/1/2023).

Lavender Bina Cendikia menjadi sorotan pelaku pasar belakangan ini. Hal itu karena untuk pertama kalinya terdapat perusahaan dari sektor pendidikan, khususnya perusahaan bimbingan belajar (bimbel) yang akan melantai ke bursa saham. Hal ini menjadi perhatian bagi investor karena usaha di sektor pendidikan belum ada di pasar modal.

 


Prospek Lavender

Paparan publik PT Lavender Bina Cendikia Tbk dalam rangka IPO, Selasa (20/12/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Direktur Utama PT KGI Sekuritas Indonesia, Antony Kristanto memiliki keyakinan atas prospek BMBL di masa yang akan datang. Dia melihat komitmen BMBL untuk mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana serta penggunaan teknologi terkini dalam melayani konsumennya. Penggunaan teknologi memudahkan BMBL untuk memperluas jangkauan pasar.

"Komitmen pengembangan fasilitas BMBL bisa dilihat dari salah satu penggunaan dana hasil IPO berupa pelunasan unit apartemen yang akan diperuntukkan untuk akomodasi penginapan para siswa di mana sebelumnya BMBL masih mengandalkan hotel untuk keperluan akomodasi para siswa sehingga BMBL akan mengalami efisiensi biaya akomodasi setiap tahunnya,” beber dia.

Dari sisi kinerja keuangan, Analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Rovandi, memperkirakan perseroan dapat mengukuhkan laba bersih sebesar Rp 4 miliar pada laporan keuangan tahun buku 2022. Angka itu naik hampir 2 kali lipat dari perolehan laba bersih di 2021 sebesar Rp 2,13 miliar.

"Dalam proyeksi perusahaan, laba bersih di 2023 bisa mencapai Rp 6 miliar dan 2024 mencapai Rp 16,5 miliar,” imbuh dia.


Saham BMBL Lesu pada Perdagangan Perdana di BEI

Pencatatan saham perdana PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), Rabu (11/1/2023) (Foto: BEI)   

Sebelumnya, saham PT Lavender Bina Cendikia Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini, Rabu, 11 Januari 2023. Saham Lavender Bina Cendikia diperdagangkan dengan kode saham BMBL.

Pada perdagangan perdananya, saham BMBL terpantau berada pada posisi 170, turun dari harga yang dipatok saat IPO sebesar 188, sesaat setelah jam perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan sampai saat itu sebanyak 800 kali, dengan total volume sebanyak 65 ribu lot.Nilai transaksi mencapai Rp 1,2 miliar.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu, 11 Januari 2023, saham BMBL merosot 9,57 persen ke posisi Rp 170 per saham. Saham BMBL dibuka stagnan Rp 188 per saham seperti harga perdana. Saham BMBL berada di level tertinggi Rp 188 dan terendah Rp 170 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.969 kali. Total volume perdagangan 208.341 saham. Nilai transaksi Rp 3,6 miliar.

 Dalam rangka IPO,  Lavender Bina Cendikia melepas sebanyak-banyaknya 280 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 40 per saham atau setara 27,19 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan setelah IPO.

Dengan harga pelaksanaan Rp 188 per saham, perseroan setidaknya mengantongi dana Rp 52,64 miliar dari IPO.

 


Dana IPO

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deputy Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi, kelebihan pemesanan saham BMBL ini menunjukkan antusiasme investor yang tinggi karena BMBL merupakan emiten pertama yang bergerak di sektor pendidikan sehingga hal ini memberikan kabar baik untuk industri pendidikan Indonesia.

"Selama masa pooling, permintaan yang masuk mencapai lebih dari 50 miliar saham dari total saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru atau oversubscribed 4.709% atau 47 kali dari jumlah pemesanan terpusat. Nilai pemesanan terpusat yang masuk lebih dari Rp 942 miliar,” ujar Wibowo dalam keterangan resmi, Rabu (11/1/2023).

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga mencatatkan waran 224 juta saham dengan rasio 10:8. Sebelumnya perseroan menetapkan harga waran Rp 250. Perseroan memperoleh dana sekitar Rp 56 miliar dari penerbitan waran.

Perseroan berencana siapkan 75 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Sisanya sekitar 25 persen akan digunakan untuk modal kerja. Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya