Bisa Terluka hingga Suaranya Mengganggu, Ada Enggak Sih Manfaat Anak Main Lato-Lato?

Beberapa anak sudah dilaporkan terluka seperti luka bibir hingga mata lalu ada juga yang mengatakan terganggu dengan suara yang timbul dari lato-lato.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Jan 2023, 07:00 WIB
Pengantin Pakai Iringan Bocah Main Lato-lato di Acara Pernikahan. foto: TikTok @muhammad07057

Liputan6.com, Jakarta Lato-lato kini tengah digandrungi banyak anak-anak. Tak-tek-tak suaranya saat dua bola dari mainan lato-lato beradu nampak sudah tidak asing di telinga. Namun, beberapa anak sudah dilaporkan terluka seperti luka bibir hingga mata lalu ada juga yang mengatakan terganggu dengan suara yang timbul dari mainan ini.

Lalu, ada tidak manfaat bermain lato-lato?

Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Profesor Koentjoro menyebut ada sisi positif pada permainan lato-lato bagi anak-anak. Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan anak untuk bermain gawai.

“Segi positifnya ketergantungan anak pada handphone (HP) jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” kata Koenjoro dalam keterangan tertulis.

Selain itu, Koentjoro menjelaskan melalui permainan lato-lato melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi. Selain itu, harganya murah.

“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” tuturnya.

 


Orangtua Dampingi Anak Main Lato-Lato

Terkait beberapa anak dilaporkan terluka akibat lato-lato, Koentjoro mengatakan bahwa perlu kehadiran orangtua.

Adanya ayah atau ibu atau orang dewasa lain perlu untuk memberikan pemahaman atau mengedukasi anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan termasuk lato-lato.

“Peran orangtua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” kata Koentjoro.

 


Soal Sekolah Larang Lato-Lato

Dua murid SD bermain di atas pohon di sekolah alam Sukawangi, Kabuapaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/11/2020). Kegiatan bermain di alam terbuka menjadi solusi bagi para murid untuk menghilangkan rasa jenuh usai belajar dimasa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini kurang setuju jika sekolah melarang lato-lato. Menurut Koentjoro, sekolah berperan untuk memberikan pengertian pada siswa. Mulai dari memberikan aturan serta cara bermain lato-lato yang aman.

Sekolah bisa juga jadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato. Misalnya dengan menyelenggarakan lomba lato-lato yang tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif.

“Sekolah mengingatkan. Bukan hanya sekedar melarang karena berbahaya atau membiarkan saja, namun anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan,” paparnya.

Seperti diketahui ada beberapa wilayah yang melarang siswa membawa lato-lato. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat juga melarang siswa membawa mainan lato-lato ke sekolah. Ini guna memastikan kegiatan belajar mengajar tidak terganggu.

"Sangat dilarang siswa untuk membawa lato-lato ke sekolah karena sekolah tempat belajar, bukan tempat bermain. Jadi saya tegaskan, tidak boleh membawa permainan lato-lato ke sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Juanda Dimansyah di Cibinong, Bogor, Senin (9/1/2023).

Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bakal melarang siswa di wilayahnya membawa permainan lato-lato ke sekolah. Pihaknya pun segera menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait aturan tersebut.

Infografis Macam-Macam Permainan Tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya