Jadi Penyakit Mematikan, Deteksi Dini Kanker Serviks di Blora Masih Minim

Deteksi dini sebagai bentuk pencegahan atas kasus kanker serviks bagi wanita di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih minim.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 12 Jan 2023, 13:30 WIB
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, drg Wilys Yuniarti. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Deteksi dini sebagai bentuk pencegahan atas kasus kanker serviks bagi wanita di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih minim jumlahnya. Padahal, penyakit yang menyerang di leher rahim ini penyakit pembunuh nomor satu bagi wanita.

"Para wanita di Blora masih minim melakukan deteksi dini untuk mencegah kanker serviks,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, drg Wilys Yuniarti pada Liputan6.com, ditulis Rabu (11/1/2023).

Sebagai data awal, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menyebut bahwa ada program deteksi dini kanker serviks dengan cara pap smear, dimana hanya ada 264 sampel.

"Jadi angka ini tergolong sedikit wanita di Blora yang melakukan pap smear," ungkapnya.

Lalu apa itu pap smear? Menurut drg Wilys, itu adalah seperti deteksi dini untuk kaum perempuan, dimana ada semacam cairan ke organ intim untuk menguji keberadaan sel pra kanker atau kanker serviks.

Selama dilakukan sesuai prosedur dan rutin, maka sel-sel dari serviks dikikis dengan lembut. Kemudian diperiksa untuk mengetahui apakah ada pertumbuhan yang tidak normal atau tidaknya.

"Pap smear itu, sangat penting untuk menjaga diri untuk wanita," tandasnya.

Selain itu, lanjut drg Wilys, ada juga vaksin human papillomaverus (HPV), yaitu vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi. Sesuai aturan, biasanya vaksin ini bisa diberikan kepada perempuan pada usia 9 hingga 55 tahun dan juga laki-laki pada usia antara 19 hingga 26 tahun.

 


Penyakit Mematikan

Diakui bahwa untuk upaya pencegahan kanker serviks di Blora itu masih relatif kurang dibandingkan kasus-kasus lain. Seperti sakit jantung, ginjal, diabetes dan lainnya.

"Padahal, kanker serviks itu, masuk kategori penyakit mematikan terutama wanita. Tolong dicatat ini," imbuhnya.

Karena jika orang terserang kanker serviks pengobatannya butuh biaya besar. Mulai dari perawatan yang intensif, tindakan operasi, radiasi hingga kemoterapi.

"Kalau proses pengobatannya seperti itu," tandas drg Wilys

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, juga telah melakukan kampanye hidup sehat. Misalnya menggelar acara seminar, saresehan, diskusi dengan para ibu PKK, Dasawisma dan juga melibatkan para remaja putri tentang pola hidup sehat.

"Khusus remaja putri, jangan terjebat pola hidup tidak sehat. Seperti seks bebas yang ini bisa memicu kasus-kasus berat seperti kanker serviks. Jadi ini penting untuk pencegahan dini dengan cara kampanye hidup sehat bagi mental remaja putri," imbuh drg Wilys.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya