Presiden Ukraina Cabut Kewarganegaraan 4 Tokoh, Salah Satunya Sekutu Vladimir Putin

Dari empat tokoh yang dicabut kewarganegaraannya, salah satunya adalah politikus Viktor Medvedchuk, sekutu Presiden Vladimir Putin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Jan 2023, 17:03 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @zelenskiy_official)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Volodymyr Zelensky mencabut kewarganegaraan Ukraina dari empat tokoh, termasuk politikus Viktor Medvedchuk. 

"Saya telah memutuskan untuk mengakhiri kewarganegaraan empat orang Andriy Leonidovych Derkach, Taras Romanovych Kozak, Renat Raveliyovych Kuzmin, dan Viktor Medvedchuk," ungkap Zelensky pada Selasa malam seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (11/1/2023).

"Jika wakil rakyat memilih untuk tidak melayani Ukraina, melainkan para pembunuh yang datang ke Ukraina maka tindakan kami tepat," imbuhnya.

Medvedchuk, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, merupakan pemimpin partai pro-Rusia Opposition Platform – For Life. Ia menghadapi tuduhan makar sebelum ditransfer ke Moskow pada September.


Pertukaran Tahanan

Tentara Ukraina menggempur posisi Rusia menggunakan Howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) di wilayah Kherson, Ukraina, 9 Januari 2023. Memasuki hari ke-321 peperangan, konflik di antara Rusia dengan Ukraina sampai saat ini terus berlanjut dan belum terlihat akan segera berakhir. (AP Photo/Libkos)

Sosok Medvedchuk dilaporkan bertemu Putin untuk pertama kalinya pada tahun 2003. Ia turut serta berperan dalam kampanye Viktor Yanukovich, kandidat presiden yang sangat pro-Moskow.

Medvedchuk sebelumnya dikenal sebagai raja media, di mana ia tercatat memiliki tiga jaringan televisi dan sejumlah media cetak. Ia ditangkap pada April lalu oleh dinas khusus Ukraina dan dituduh melakukan pengkhianatan tingkat tinggi karena berusaha mencuri sumber daya alam Krimea yang dianeksasi Rusia serta menyerahkan rahasia militer Ukraina ke Moskow.

Pada September 2022, Medvedchuk menjadi salah satu dari lebih dari 50 tahanan yang diserahkan ke Rusia dengan imbalan 215 tentara Ukraina yang dipenjara.


Tentara Bayaran Rusia Rebut Kota Soledar

Tentara Ukraina mempersiapkan Howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) untuk menggempur posisi Rusia di wilayah Kherson, Ukraina, 9 Januari 2023. Memasuki hari ke-321 peperangan, konflik di antara Rusia dengan Ukraina sampai saat ini terus berlanjut dan belum terlihat akan segera berakhir. (AP Photo/Libkos)

Pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, mengklaim berhasil mengambil alih Kota Soledar di Ukraina.

"Unit Wagner telah menguasai seluruh wilayah Soledar," ungkap Yevgeny Prigozhin dalam pesan audio yang dirilis di saluran Telegram pada Selasa malam seperti dilansir The Guardian.

Prigozhin mengklaim bahwa pasukan Ukraina terkepung di pusat kota. Sementara itu, jumlah tahanan dari kota itu akan diumumkan segera.

Dalam pengumumannya, Prigozhin turut merilis foto dirinya yang dikelilingi oleh anggota Wagner, yang diduga diambil di salah satu tambang garam di Soledar.

Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari Ukraina atas klaim Prigozhin.


Target Rusia Berikutnya: Bakhmut

Tentara Ukraina berganti pakaian setelah sesi terapi akuatik di pusat rehabilitasi di wilayah Kharkiv, pada 30 Desember 2022. Perang 10 bulan tanpa henti telah mendorong seorang komandan setempat untuk mengubah sanatorium era soviet lama menjadi pusat pemulihan bagi prajurit untuk mengobati penyakit mental dan fisik. (AP Photo/Vasilisa Stepanenko)

Di luar Soledar, target Rusia berikutnya adalah Bakhmut, yang telah coba direbut sejak musim panas. Pertahanan Bakhmut yang kuat disebut telah memberikan kepentingan simbolis bagi Kyiv.

"Meskipun tekanan meningkat pada Bakhmut, Rusia tidak mungkin menyelimuti kota itu dalam waktu dekat karena pasukan Ukraina mempertahankan garis pertahanan yang stabil secara mendalam dan mengendalikan rute pasokan," sebut pengarahan Kementerian Pertahanan Ukraina.

Peran Wagner dalam serangan ke Soledar diprediksi memperdalam pertempuran untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh dalam perencanaan invasi Rusia.

Prigozhin, seorang pemilik restoran di Saint Petersburg yang terkenal sebagai "koki Putin", disebut telah mengambil peran publik yang jauh lebih banyak sejak invasi.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya