Demam Main Lato-Lato, Bisa Rekatkan Hubungan Beda Generasi

Lato-lato kini jadi mainan yang digandrungi anak-anak. Namun, tidak sedikit orang dewasa juga mencoba mainan ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2023, 21:00 WIB
Bukti bahwa lato-lato punya sejarah yang panjang pernah didokumentasikan dalam sebuah video dokumenter tahun 1971 dengan latar suara berbahasa Belanda (Nederlands Instituut voor Beeld en Geluid-Wikipedia Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta Lato-lato kini jadi mainan yang digandrungi anak-anak. Namun, tidak sedikit orang dewasa juga mencoba mainan ini. Selain itu, permainan ini juga lebih seru jika dilakukan berasma maka main lato-lato bisa meningkatkan peluang untuk merekatkan hubungan sosial antara anak dengan orang dewasa.

"Tidak hanya anak-anak tetapi orang tua juga ikut bermain karena ini ada kaitannya dengan memori permainan zaman dulu yang memiliki ciri-ciri kolektivitas dan solidaritas tinggi," kata sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dr Drajat Tri Kartono.

"Setiap bermain pasti harus berkumpul dengan yang lain dulu sehingga membangun ikatan solidaritas pertemuan dan moral atau kebersamaan. Ini beberapa nilai sosial yang bisa diambil dari munculnya kembali lato-lato ini," lanjut Drajat mengutip Antara.

Drajat juga mengatakan bahwa lato-lato juga membangunkan memori masa lalu para orang tua. Seperti kita ketahui, di zaman dulu anak-anak saat itu akrab dengan permainan tradisional.

"Yang membuat saya tertarik adalah bagaimana reproduksi sosial bisa terjadi dan memori permainan lama bisa hidup kembali," katanya.

 


Jauhkan Anak dari Gadget

Drajat mengatakan ada manfaat lain dari permainan lato-lato yakni anak bisa berjarak dengan gadget. Seperti diketahui, anak-anak di zaman digital ini tak bisa dipisahkan dari gawai dengan kehadiran lato-lato bisa menjauhkan anak dari ponsel maupun tablet.

"Meskipun saat ini banyak permainan di gadget, tapi latto-latto bisa muncul kembali sebagai permainan yang dimainkan secara kolektif dan langsung. Tentu, latto-latto dapat berperan dalam mengurangi intensitas penggunaan gadget pada anak-anak," kata Drajat.

Hal serupa juga disampaikan psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Profesor Koentjoro.

“Segi positifnya ketergantungan anak pada handphone (HP) jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” kata Koentjoro dalam keterangan tertulis.

Selain itu, Koentjoro menjelaskan melalui permainan lato-lato melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi. Selain itu, harganya murah.

“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” tutur Kuntjoro mengutip laman resmi UGM.


Orangtua Dampingi Anak Main Lato-Lato

Pengantin Pakai Iringan Bocah Main Lato-lato di Acara Pernikahan. foto: TikTok @muhammad07057

Terkait beberapa anak dilaporkan terluka akibat lato-lato, Koentjoro mengatakan bahwa perlu kehadiran orangtua.

Adanya ayah atau ibu atau orang dewasa lain perlu untuk memberikan pemahaman atau mengedukasi anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan termasuk lato-lato.

“Peran orangtua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” kata Koentjoro.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya