Liputan6.com, Jakarta - Dalam perayaan Desa Sehat di Cicadas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 11 Januari 2023, Kepala Desa Cicadas, Dian Hermawan menyebutkan hasil panen di taman vertikal dapat menghemat belanja rumah tangga warga setempat.
"Yang tadinya harus ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur, kalau bisa bercocok tanam, berarti anggaran dapurnya bisa lebih hemat," ujarnya kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Taman vertikal merupakan konsep pembudidayaan tanaman organik yang memanfaatkan lahan kecil. Di taman ini, warga menanam selada, sawi, kangkung, pisang, cabai, dan tanaman toga, seperti jahe dan kunyit.
Inisiatif itu datang dari Darya-Varya. Yeri Krisbianto, Head of Plant Darya-Varia Gunung Putri menyebutkan setelah melakukan survei dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, pihaknya menemukan lahan yang cocok sebagai tempat bercocok tanam di lahan terbatas.
Penempatan taman vertikal adalah salah satu hasil program desa sehat yang dibangun oleh perusahaan farmasi. Tujuannya adalah untuk membantu ketahanan pangan warga desa setempat dan mengajak untuk bergaya hidup sehat.
Selain itu, Rusliana Wulandari, Sub. Koordinator Konsumsi Pangan berharap program ini dapat menyukseskan pemenuhan nutrisi pangan, terutama keluarga dan 'bisa mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Bogor secara umum'.
Menurut Dian, dari edukasi hingga praktik menanam, warga tidak merasa kesulitan. Terlebih, Kader Ketahanan Pangan dan Satgas Lingkungan Hidup Betty mengatakan bahwa semua bahan, pupuk, media, dan benih diberi percuma dan tinggal digunakan saja oleh warga.
"Kalau mereka mau, ya tinggal menanam saja," katanya. Dian berharap masyarakat, khususnya ibu-ibu, bisa mereplikasi di rumah masing-masing karena mereka adalah kunci kesuksesan ketahanan pangan di rumah.
Penanaman Tanaman Organik
Penanaman tanaman organik ini lebih mudah untuk diterapkan oleh masyarakat, dengan bahan yang mudah didapat. Biasanya, setelah panen sekitar 1,5 bulan, media tanam harus didiamkan dulu selama dua minggu. Kemudian, Anda bisa menambahkan pupuk yang akan dimasukkan ke dalam wadah tanam.
Ketua RT 03, Jaya mengingatkan agar tidak langsung ditanam tanaman, tetapi menunggu beberapa waktu agar pupuk 'tidak panas'. Setelah dingin, benih bisa dimasukkan ke dalam tray semai dan ditunggu selama 30 hingga 38 hari sebelum dipindahkan ke tempat yang lebih besar dan baru bisa dipanen.
Selain sayuran daun, tanaman lain yang mudah untuk ditanam di rumah adalah tanaman obat keluarga (toga). Novia Aksari, Juru Bicara Desa Sehat RT 02 menyebutkan jahe dan kunyit sangat cocok ditanam oleh generasi milenial. "Jahe dan kunyit bisa menggunakan polybag atau lebih mudah talang air untuk menjadi media tanam, ini praktis untuk generasi milenial," tuturnya.
Proses penanaman hingga pemanenan membutuhkan waktu sembilan bulan. Tanaman harus disiram sebanyak dua kali hari, sedangkan pemupukan dengan pupuk kompos cukup sebulan sekali.
Advertisement
Cara Basmi Hama
Sebelumnya, taman vertikal di RT 03 ini memiliki masalah hama, di antaranya adalah tikus, siput, jamur, dan ulat. Jaya menjelaskan cara menghindari hama pada tanaman organik dengan bahan sederhana.
Untuk hama ulat, Jaya mengambil hewan tersebut satu-satu kemudian dibuang. Kemudian, pada tanaman yang lain yang terkena hama Jaya menyemprot menggunakan cairan yang terbuat dari bahan dapur, yaitu air dan bawang. "Untuk bawang, bisa bawang putih atau merah."
Perawatan pada tanaman organik di taman vertikal ini juga harus diperhatikan. Pada tanaman yang berumur dua hingga tiga minggu ketika ingin disemprot cairan hama yang sudah dibuat, Jaya harus menyemprot secara perlahan.
"Karena kan ini (tanaman) masih kecil jadi harus hati-hati, kalau disemprot terlalu besar airnya, tanaman akan patah," jelasnya.
Kesulitan lain yang dihadapi adalah soal cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini. Tanaman kurang mendapat sinar matahari sehingga hasil panen tidak bagus.
Covid Bukan Masalah
Didirikan pada 2019, program desa sehat terus berjalan meski Covid-19 melanda. Yeri mengatakan program itu bisa berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan. Saat itu sebelum marak pertemuan secara daring, katanya, ia bersama warga sekitar sudah sering bertatap muka secara daring sehingga memudahkan mereka mendiskusikan program tersebut.
Konsep taman vertikal pada saat itu malah menjadi tren baru bagi masyarakat pada awal 2020. Itu lantaran masyarakat bisa tetap produktif tanpa harus ke mana-mana, mulai dari memantau kegiatan warga hingga melakukan proyek tetap dilakukan oleh Darya-Varia dengan limitasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Selain itu, Darya-Varia sebagai perusahaan farmasi juga memberikan kebutuhan posyandu dan puskesmas pada saat itu, seperti pengukur suhu tubuh, pasokan vitamin, hingga pamflet seputar protokol kesehatan. "Terkadang, di daerah sekitar beberapa masyarakat masih kurang memahami pentingnya penggunaan masker protokol kesehatan," imbuh Yeri.
Kebutuhan tersebut juga diberikan di desa sehat cabang Darya-Varia yang berada di Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Advertisement