Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada sekitar 500 pekerjanya.
PHK ini terjadi menyusul periode penerimaan karyawan yang besar-besaran.
Advertisement
Mengutip CNN Business, Kamis (12/1/2023) seorang juru bicara BlackRock mengatakan bahwa jumlah PHK kali ini kurang dari 3 persen dari tenaga kerja perusahaan.
BlackRock, yang beroperasi di Wall Street, telah melakukan perekrutan besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir.
Manajemen aset itu belum melakukan PHK besar-besaran sejak 2019 dan telah meningkatkan jumlah karyawannya sekitar 22 persen selama tiga tahun terakhir, menurut keterangan juru bicara BlackRock kepada MarketWatch, menambahkan PHK terjadi saat menghadapi "lingkungan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Namun dengan PHK tersebut, BlackRock kini menjeadi salah satu dari sejumlah perusahaan besar ternama di Wall Street yang memangkas jumlah pekerjanya.
Awal pekan ini, Goldman Sachs dikabarkan berencana untuk memangkas hingga 5.200 pekerjaan di tengah merosotnya kesepakatan global dan ketidakpastian ekonomi.
Perusahaan e-commerce Amazon juga mengungkapkan pekan lalu telah melakukan PHK pada sekitar 18.000 karyawannya.
Salesforce, perusahaan teknologi yang dijalankan oleh miliarder Marc Benioff, juga memangkas 10 persen atau sekitar 73.000 karyawannya.
2022 disebut-sebut sebagai tahun pertumbuhan lapangan pekerjaan terbaik kedua dalam sejarah Amerika Serikat. Tetapi di sisi lain, semakin banyak perusahaan telah mengungkapkan rencana untuk memberhentikan pekerjanya.
2023 Baru Mulai, Goldman Sachs Sudah PHK 3.200 Karyawan
Perusahaan investasi dan perbankan global, Goldman Sachs melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3.200 karyawannya. PHK ini kabarnya akan mulai dilakukan pada Rabu besok (11/1/2023).
Mengutip CNBC International, Selasa (10/1/2023), jumlah karyawan Goldman Sachs yang terkena mencapai 6,5 persen dari keseluruhan karyawan. Pada Oktober 2022, bank itu tercatat memiliki 49.100 karyawan.
Angka terakhir yang sebelumnya dilaporkan oleh Bloomberg, merupakan hasil diskusi internal antara kepala bisnis dan jajaran selama sebulan terakhir.
CEO Goldman David Solomon memulai musim PHK di Wall Street pada September 2022. Padahal, tingkat karyawan bank sempat membengkak selama dua tahun terakhir sebagai tanggapan atas ledakan transaksi dan aktivitas perdagangan.
Tetapi sayangnya masa-masa itu tidak berlangsung lama. Data SIFMA menunjukkan, proyek IPO anjlok 94 persen tahun lalu karena pasar yang tiba-tiba tidak ramah.
Advertisement
PHK di Wall Street Bakal Bertambah ?
Dalam beberapa bulan terakhir muncul kekhawatiran bahwa ekonomi akan melambat di tahun 2023. Solomon pun mulai mengurangi ambisinya di perbankan konsumen, yang mengakibatkan sebagian karyawan terkena PHK.
Sementara itu, Bank investasi lain mengambil sikap "menunggu dan melihat" dalam beberapa pekan mendatang.
Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang proses internal perusahaan terkemuka di Wall Street mengatakan, jika pendapatan berada di bawah perkiraan pada Februari dan Maret, maka akan ada lebih banyak Pemutusan Hubungan Kerja yang terjadi.
"Jika keadaan tidak menjadi lebih baik pada kuartal pertama, kami akan melakukan lebih banyak perubahan," kata konsultan kompensasi Alan Johnson.
"Kamu tidak bisa membuat orang-orang mahal ini duduk-duduk tanpa melakukan apa-apa," ujarnya.
Ribuan PHK di Perbankan Lainnya
Sebelum Goldman Sachs, PHK telah terjadi di sejumlah perbankan ternama dalam beberapa bulan terakhir. Mereka adalah Morgan Stanley, Citigroup dan Barclays.
Credit Suisse yang kini sedang restrukturisasi sebelumnya mengungkapkan akan memangkas 2.700 karyawannya dalam tiga bulan terakhir tahun 2022 dan berencana memotong total 9.000 posisi pada tahun 2025 mendatang.
Sementara itu, sumber menyebutkan, Goldman Sachs masih berencana untuk mempekerjakan bankir junior dan di bidang lain sesuai kebutuhan.
Advertisement