15 Ribu Ton Kedelai Impor Masuk Minggu Depan, Harga Turun Jadi Rp 10.500 per Kg

Masuknya pasokan impor kedelai otomatis bakal ikut menurunkan harga kedelai, yang di pasaran kini dipatok sekitar Rp 15.000 per kg.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Jan 2023, 15:00 WIB
Pengrajin tahu menyelesaikan pembuatan tahu di pabrik kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022). Kenaikan harga kedelai membuat biaya produksi pengrajin tahu tempe ikut membengkak, berkisar 30-40 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan impor kedelai 15.000 ton akan masuk dalam waktu dekat. Mendag menyatakan, penantian masuknya kedelai impor selama 3 bulan akhirnya akan segera terbayarkan.

"Ini baru masuk nih, saya barusan dapat WA Minggu besok sudah datang 15.000 ton di Pelabuhan Merak. Cuma sudah lama sekali nih, sudah 3 bulan," kata Mendag di Kabupaten Tangerang, Kamis (12/1/2023).

Masuknya pasokan impor itu disebutnya otomatis bakal ikut menurunkan harga kedelai, yang di pasaran kini dipatok sekitar Rp 15.000 per kg.

"Berarti itu sudah bisa dijual Rp 10.500 (per kg). Kan jauh (dari) Rp 15.000 (per kg). Itu bisa nolong pengrajin (tahu tempe)," ucap Mendag.

Adapun melansir informasi Panel Harga Badan Pangan Nasional, Kamis (12/1/2023), harga kedelai impor secara nasional bertengger di kisaran Rp 14.940 per kg.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan, pekan ini akan 50 ribu ton kedelai impor asal Amerika Serikat yang tiba di Indonesia. Proses impor kedelai dilakukan oleh perusahaan swasta.

"Sambil menunggu Bulog siap mengimpor, kita minta sama swasta untuk masukin barang cepet deh," kata Arief pada Selasa, 10 Januari 2023.

Menurut rencana, pemerintah mengeluarkan biaya sebesar Rp 12 ribu per kg untuk kedelai impor. Nantinya, pemerintah akan menyalurkan ke pengrajin tahu dan tempe dengan harga Rp 11.000 per kg. Selisih harga Rp 1.000 per kg akan disubsidi oleh pemerintah.


Tempe dan Tahu Makin Mahal, Gara-Gara Impor Kedelai Terlambat

Pengrajin memasukan tahu di pabrik kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022). Imbas dari kenaikan harga kedelai, pengrajin tahu di Duren Tiga ingin menaikkan harga dari Rp6 ribu per 10 potong tahu, menjadi Rp8 ribu per 10 potong tahu atau naik 33,33 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Harga tahu dan tempe mengalami kenaikan pada November 2022 sehingga menjadi salah satu penyumbang angka inflasi. Sepanjang November 2022, masing-masing komoditas mengalami inflasi di atas 2 persen (mtm).

"Pergerakan di harga tahu dan tempe masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan harga-harga," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Berdasarkan data BPS, di November, komoditas tahu mengalami inflasi 2,12 persen (mtm) dan 12,43 persen (yoy). BPS mencatat harga tahu per kilogram di level Rp 11.680.

Begitu juga dengan harga tempe yang ikut naik di November menjadi Rp 12.949 per kilogram. Sehingga tingkat inflasinya naik 2,13 persen (mtm) dan 13,56 persen (yoy).

 


Stok Menipis

Kenaikan harga tahu dan tempe ini karena stok kedelai di dalam negeri yang mulai menipis. Sementara itu, informasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan) realisasi impor kedelai terlambat.

"Stok kedelai dalam negeri yang menipis sedangkan realisasi impor kedelai ini lambat," kata dia.

Sebagai informasi, produk pangan turunan kedelai mengalami kenaikan harga dalam 3 bulan terakhir. Bahkan secara tahunan harga komoditas tahu meningkat 12,43 persen dan tempe sebesar 13,56 persen.

"Kalau dilihat dari portal Chicago Board of Trade, tren keniakan harga kedelai sejak September 2022" kata dia.

Infografis Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe Kelimpungan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya