Liputan6.com, Medan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) khususnya Kota Medan dinilai sebagai satu lokasi yang strategis untuk mengembangkan motor listrik. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana.
Dadan mengatakan hal itu saat mengenalkan program konversi motor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi motor bertenaga listrik kepada Wakil Gubernur (Wagub) Sumut, Musa Rajekshah, di Rumah Dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud, Kota Medan, Kamis (12/1/2023).
"Kami melihat ini satu hal yang strategis. Secara nasional, ada 120 juta motor di Indonesia dan di Sumut khususnya Medan, saya yakin jumlahnya pasti cukup signifikan. Program ini banyak manfaatnya, tidak hanya secara nasional tapi juga ke pengguna," ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Disebutkan Dadan, Kementerian ESDM telah melakukan uji coba konversi motor listrik terhadap 143 unit motor listrik, dan beberapa diantaranya berhasil mendapatkan STNK. Pihaknya menargetkan 100.000 motor dikonversi selama setahun.
"Kami secara nasional untuk konversi, Pak Menteri ingin berada di 100.000 setahun. Kami melihat nanti basisnya masuk ke kota-kota besar dulu, Medan salah satunya," sebutnya.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pesan Khusus Menteri ESDM
Diungkapkan Dadan, dirinya secara khusus menjumpai Wagub Sumut, Musa Rajekshah, pesan dari Menteri ESDM, Arifin Tasrif, untuk melihat daerah pertama yang akan kerja sama dalam program konversi motor, dari motor BBM ke motor listrik.
Program tersebut dibuat sebagai upaya menekan emisi dan biaya energi. Kementerian ESDM sudah menghitung secara nasional konsumsi rata-rata BBM sepeda motor, yakni Pertalite mencapai 25 liter atau tepatnya 25,4 liter per bulan.
"Nah kalau ini dihitung dengan harga pertalite sekarang, itu bisa hemat biaya Rp 3,6 juta dikurang Rp 600 ribu untuk biaya listrik jadi Rp 3 juta," Dadan mengungkapkan.
Biaya uang yang dibutuhkan untuk mengkonversi sepeda motor BBM menjadi listrik, lanjut Dadan, di kondisi saat ini mencapai Rp 15 juta. Jika modalnya nanti Rp 15 juta dan ada subsidi pemerintah sekitar Rp 7 jutaan, maka balik modal sebelum 3 tahun.
"Jangan ragu, motornya tetap punya tenaga yang sama dengan sepeda motor sebelumnya," ujarnya.
Advertisement
Bangun Bengkel dan Industri Komponen
Dikatakan Dadan, untuk membangun ekosistem konversi motor listrik di Sumut, pihaknya berharap kerja sama dengan pemerintah dalam hal mendorong membangun bengkel dan industri komponen.
"Ada dua hal tadi yang kami sampaikan, pertama bagaimana mendorong bengkelnya ada dengan melakukan pelatihan terhadap bengkel-bengkel lokal menyiapkan proses konversi ini. Kedua bagaimana kita mendorong industri komponen lokal di sini bisa diproduksi," paparnya.
Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, menyampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut menyambut baik program ini. Pihaknya mencoba dulu sosialisasi kepada masyarakat, karena ini adalah hal baru.
"Masyarakat pasti mau, lihat dulu apa keuntungan mengubah motornya menjadi motor listrik," ungkapnya.
Lanjut Ijeck, pihaknya juga ingin merangsang masyarakat dari segi pajak. Pihaknya akan membuat lebih murah biaya pajaknya, namun hal terpenting bagaimana masyarakat tahu sepeda motor listrik lebih murah dan lebih efisien.
"Terkait subsidi, kita akan melihat seperti apa pembahasan selanjutnya dengan pemerintah pusat," tandasnya.