Aksi Regulator China Ini Bikin Saham Alibaba dan Tencent Lesu

Saham Alibaba dan Tencent tergelincir usai langkah yang dilakukan regulator China. Apakah itu?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jan 2023, 13:35 WIB
Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - China berencana mengambil saham minoritas dengan hak khusus di unit lokal Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd. Beijing mulai mengoleksi saham yang disebut "saham emas" di perusahaan media online swasta lebih dari lima tahun lalu. Biasanya, bagian yang diambil 1 persen dari sebuah perusahaan.

Melansir Yahoo Finance, Jumat (13/1/2023), sebuah entitas di bawah dana investasi negara yang dibentuk oleh regulator internet China minggu lalu mengambil 1 persen saham dari unit Alibaba di Guangzhou. Hal itu dilakukan untuk memperketat kontrol atas konten di unit video streaming raksasa e-niaga Youku dan browser web UCWeb.

Menyusul kabar tersebut, saham Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. tergelincir. Tencent merosot lebih dari 2 persen sementara saham Alibaba turun sebanyak 1,6 persen di pasar Hong Kong yang sebagian besar tidak berubah.

Badan-badan negara China selama bertahun-tahun telah menginvestasikan miliaran dolar AS ke perusahaan rintisan swasta terkenal, mulai dari Didi Global Inc. hingga Ant Group Co milik Jack Ma.

Saham yang diambil biasanya sebesar 1 persen, ‘bagian emas’ yang secara teori memungkinkan Beijing untuk ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan, seperti mencalonkan direktur atau mempengaruhi dan memveto keputusan penting perusahaan. Induk TikTok, ByteDance Ltd., dan Weibo Corp adalah beberapa perusahaan internet besar yang telah mengungkapkan pengaturan semacam itu.

 

 


Saham Alibaba Melonjak Setelah Jack Ma Lepas Kendali Grup Ant

Fairtual menggandeng Alibaba Cloud sebagai mitra kerja strategis dalam rangkaian kegiatan Grand Launching Alibaba Cloud Scrubbing Center Indonesia yang akan digelar pada 7 April 2021.

Sebelumnya, saham Alibaba di bursa Hong Kong menguat pada perdagangan Senin, 9 Januari 2023 usai pengumuman pendiri Ant, Jack Ma tidak lagi menjadi pengendali di Ant. Hal ini seiring perombakan di raksasa financial technology (fintech)

Mengutip Channel News Asia, Senin (9/1/2023),  saham Alibaba di bursa Hong Kong melonjak lebih dari 5 persen. Saham Alibaba ditutup naik 8,66 persen ke posisisi 110,40 dolar Hong Kong.

Tak hanya saham Alibaba, saham Longshine Technology Group Co Ltd, Jilin Zhengyuan Shanghai Golden Bridge Infotech Co, Orbbec Inc dan Hundsun Technologies, dengan Ant memiliki lebih dari 5 persen juga menguat.

Ant mengatakan pada akhir pekan lalu, kalau pendiri Jack Ma akan menyerahkan kendali atas perusahaan. Perombakan itu menarik garis di bawah tindakan peraturan ketat yang dipicu setelah rencana pelepasan saham ke publik oleh Ant dibatalkan dua tahun lalu.

Sebelumnya, Jack Ma melepaskan hak kendali Ant Group Co. Miliarder itu mundur dari kerajaan daringnya usai tindakan keras China yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Melansir Yahoo Finance, Sabtu, 7 Januari 2023, perusahaan menawarkan 10 orang, termasuk pendiri, manajemen dan staf, hak suara secara independen, secara efektif menghilangkan kendali Ma atas Ant, menurut pengumuman pada Sabtu. Penyesuaian tersebut tidak akan mengubah kepentingan ekonomi setiap pemegang saham.

Ma mulai menghilang dari sorotan publik sejak memberikan pidato yang mengkritik regulator China ketika pencatatan saham Ant dibatalkan pada 2020.

 


Fokus Ant

Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Banyak rekannya telah melepaskan peran formal perusahaan dan meningkatkan sumbangan untuk amal agar sejalan dengan visi Presiden Xi Jinping mengenai kemakmuran bersama atau common prosperity.

Sejak saat itu, Ant fokus pada perombakan operasi bisnisnya untuk menenangkan regulator. Di sisi lain, perubahan kontrol dapat berarti bahwa Ant harus menunggu lebih lama untuk kembali emulai penawaran umum perdananya.

Perusahaan tidak dapat mendaftar secara domestik di negara yang disebut pasar A-share jika mereka memiliki perubahan pengontrol dalam tiga atau dua tahun terakhir, jika mendaftar di pasar STAR Shanghai. Untuk bursa saham Hong Kong, masa tunggu ini adalah satu tahun.

Raksasa fintech Ma siap untuk melakukan listing terbesar di dunia pada tahun 2020, sebelum dibatalkan karena regulator melancarkan tindakan keras terhadap industri tersebut.

Ma akan tetap memegang hak suara dan kepentingan ekonomi di perusahaan setelah perubahan tersebut. Dalam pengajuan pada Juli 2022, afiliasi Alibaba Group Holding Ltd., menegaskan kembali bahwa Ma bermaksud untuk mengurangi dan membatasi kepentingan ekonomi langsung dan tidak langsungnya di Ant Group dari waktu ke waktu, hingga persentase yang tidak melebihi 8,8 persen. Ma diperkirakan akan memiliki sekitar 6,2 persen hak suara setelah penyesuaian.

 


Investasi Rp 15 Triliun di Turki

Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Sebelumnya, raksasa e-commerce Alibaba Group Holding milik miliarder China Jack Ma, mengungkapkan sedang merencanakan investasi besar-besaran di Turki. 

Pengumuman terkait investasi itu datang ketika Jack Ma dikabarkan melepas kendalinya di Ant Group setelah lama tak muncul di hadapan publik. 

Mengutip Channel News Asia, Senin (9/1/2023) Alibaba tengah merencanakan investasi lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp. 15,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.750 per dolar AS) untuk mendukung logistik di Bandara Istanbul dan pusat data di dekat ibu kota Turki, Ankara.

"Kami memiliki rencana investasi yang serius di Bandara Istanbul. Kami dapat mengevaluasi rencana e-ekspor dari sini ke Eropa, Timur Tengah, dan wilayah lainnya. Kami merencanakan investasi lebih dari USD 1 miliar," kata Presiden Alibaba, Michael Evans.

Surat kabar Turki, Sabah juga membeberkan pernyataan Evans dalam sebuah wawancara, bahwa Alibaba menunjukkan minat berinvestasi di Eropa dan Timur Tengah.

Alibaba pun melihat Turki sebagai basis produksi yang sangat kuat.

Dengan investasi tersebut, Trendyol, yang merupakan salah satu platform e-commerce paling terkenal di Turki kini didukung oleh Alibaba.

"Alasan kami memilih Trendyol karena teknologinya sudah maju dan potensinya besar. Kami memposisikan tempat ini sebagai basis Eropa dan Timur Tengah" demikian pernyataan Evans.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya