Cegah Harga Beras Naik, Badan Pangan Nasional Minta Bulog Keluarkan Stok

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melakukan upaya stabilisasi stok dan harga beras di tingkat konsumen terus digenjot menjelang panen raya

oleh Tira Santia diperbarui 13 Jan 2023, 17:15 WIB
Kepala badan pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi, dalam kunjungan ke Gudang Bulog Kanwil DKI Banten, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Jumat (13/1/2023)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melakukan upaya stabilisasi stok dan harga beras di tingkat konsumen terus digenjot menjelang panen raya yang diperkirakan pada Februari-Maret.

“Sekarang waktunya kita mengeluarkan beras Bulog melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Presiden memonitor dan memerintahkan langsung Badan Pangan Nasional, Kemendag dan Bulog untuk Stabilisasi sampai dengan Panen Raya," kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, dalam kunjungan ke Gudang Bulog Kanwil DKI Banten, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Jumat (13/1/2023).

Arief menjelaskan, penyaluran beras medium melalui program KPSH tersebut bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog yang berasal dari pembelian langsung baik yang dibeli dengan menggunakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), harga fleksibilitas, pengalihan stok komersial, maupun pengadaan dari luar atas penugasan Pemerintah.

“Saat ini sampai panen raya, kita minta Bulog untuk mengeluarkan stok CBP yang ada di gudang, termasuk mengeluarkan beras dari luar yang sudah masuk bersamaan dengan stok beras lokal yang dimiliki Bulog. Saat ini waktunya kita keluarkan untuk stabilisasi Pasokan dan Harga Beras Nasional, jangan ditahan,” ujarnya.

Adapun untuk pemasukan beras dari luar sebanyak 200 ribu ton, saat ini telah terealisasi sebanyak total 98 ribu ton. Jumlah ini menambah stok CBP yang ada di Bulog dan akan disalurkan hanya untuk kegiatan SPHP.

Berdasarkan data sampai dengan 12 Januari 2023, total stok beras Bulog saat ini sebanyak 341 ribu ton yang terdiri dari 333 ribu ton atau 97,9 persen stok CBP dan 7,1 ribu ton atau 2 persen stok komersial. Dari 333 ribu ton CBP tersebut, 5 persennya atau 98 ribu ton adalah stok pengadaan dari luar, sedangkan 95 persennya stok pengadaan dalam negeri dan lainnya.

 


Penyaluran Beras Bulog

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi

Di tahun 2023 ini, sampai dengan 11 Januari, Bulog telah merealisasikan penyaluran SPHP sebanyak sekitar 26 ribu ton di seluruh Indonesia, dengan realisasi di wilayah DKI Jakarta dan Banten 2,7 ribu ton.

“Angka ini akan terus ditingkatkan dan dilakukan secara merata di seluruh Indonesia sampai dengan panen raya,” ujarnya.

Lebih lanjut, terkait stok beras nasional di akhir tahun 2022 dan di awal tahun 2023 ini, dari perhitungan Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), apabila melihat angka panen akhir tahun 2022 dan Januari 2023 ini, serta dibandingkan dengan kebutuhan beras nasional perbulan, maka kondisinya masih belum bisa menutupi kebutuhan perbulan.

“Februari mulai Panen Besar. November 2022 panen sebanyak 1,9 Juta ton, Desember 2022 sebanyak 1,4 Juta Ton, Januari diperkirakan panen 1,3 juta ton dan panen di Februari meningkat sebanyak 4,3 Juta Ton. Jadi kita harus atur dan jaga betul stok dan pengaturan realisasi SPHP-nya, karena seperti kita ketahui kebutuhan Beras Nasional adalah 2,5 Juta Ton Per Bulan,” pungkasnya.


Bulog Kuasai 775 Ribu Ton Cadangan Beras Pemerintah, Masih Mau Impor?

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perum BULOG menyebut telah menguasai 775 ribu ton beras cadangan beras pemerintah (CBP) setelah mengimpor 500.000 ton beras. Meski total beras itu akan datang bertahap hingga Februari 2023 mendatang.

Angka impor beras ini merupakan pemenuhan penugasan pada 2022 lalu. Dengan realisasi sementara mencapai 100 ribu ton hingga akhir Desember 2022. Sisanya, sekitar 400.000 ton akan datang hingga akhir Februari 2023.

Secara total, BULOG akan menguasai 775 ribu ton beras pasca proses impor itu selesai. Dengan banyaknya cadangan itu, apakah langkah impor akan kembali dilakukan tahun ini?

Kabag Humas BULOG Tomi Wijaya menerangkan, kalau kebijakan impor berada di regulator atau pemerintah. Dalam hal ini, berarti mengacu pada data Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Keputusannya sendiri, ada di tangan Kementerian Perdagangan.

"Pada prinsipnya, BULOG siapkan menjalankan penugasan dari regulator dalam rangka mewujudkan stabilitas harga pangan di Indonesia," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (9/1/2023).

Perlu diketahui, CBP yang ada di gudang BULOG pada tahun lalu sempat menipis. Meski begitu, ada klaim yang menyatakan kalau beras di dalam negeri mampu memenuhi cadangan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Mendag Zulkifli Hasan tak meyakini adanya stok yang banyak di dalam negeri. Sehingga, langkah impor terpaksa diambil untuk melakukan stabilisasi harga beras di pasaran.

"Psikologisnya begitu kita datangkan impor, ada kepastian barang, dan ketika pasar sudah mengetahui BULOG punya barang, maka sangat diyakini harga akan bisa terkendali," urai Tomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya