Inflasi AS Turun, Sektor Saham Teknologi dan Farmasi Menggeliat

Inflasi AS turun 0,1 persen pada Desember 2022, Inflasi AS pun tercatat 6,5 persen, dan lebih rendah dari Juni 2022 9 persen. Lalu apa dampaknya terhadap pasar saham?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jan 2023, 20:25 WIB
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi Amerika Serikat (AS) turun ke 6,5 persen pada Desember 2022, terendah sepanjang tahun lalu. Data ini membawa angin segar mengenai potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

"Inflasi turun, maka The Fed bisa lebih dovish alias ngerem kenaikan suku bunga mereka. Ini kelegaan untuk sektor teknologi,” kata Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata dalam Market Outlook Update NH Korindo, Jumat (13/1/2023).

Menurut Liza, perusahaan teknologi banyak yang masih mengandalkan strategi bakar uang, Pada saat bersamaan, perusahaan membutuhkan kas yang kebanyakan disokong dari bank. Artinya, jika suku bunga naik maka beban perusahaan juga akan tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, maka perusahaan bisa sedikit bernapas.

"Jadi kalau suku bunga kredit di bank naik, berat beban keuangannya. Jadi yang punya portfolio nyangkut di tekno  boleh lihat-lihat  mungkin ada kesempatan untuk rebound,” kata Liza.

Benar saja, sebagai gambaran Liza menyinggung saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang ditutup menghijau pada perdagangan Jumat 13 Januari 2023.

Saham GOTO ditutup naik 8 poin atau 8,25 persen ke posisi 105. Sementara dalam catatan Liza, pada dua minggu sebelumnya GOTO terpantau sideways menanti hasil pertumbuhan CPI Amerika.

"Tapi masuknya bertahap aja. Soalnya biar bagaimanapun, perusahaannya masih rugi, dan pasar dalam 1-2 pekan ke depan atau bahkan di kuartal I bakal masih volatil," imbuh dia.

Selain sektor teknologi, di tengah melemahnya dolar Amerika Serikat, sektor yang banyak melakukan impor menarik dicermati, seperti farmasi.

Untuk sektor ini, Lisza menyebut KLBF menarik untuk diperhatikan. Pada perdagangan Jumat, 13 Januari 2023, saham KLBF ditutup menguat 30 pin atau 1,49 persen ke posisi 2.050.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Penutupan IHSG pada Jumat 13 Januari 2023

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham, Jumat (13/1/2023). IHSG menguat tersebut juga didukung sektor saham teknologi dan energi.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,18 persen ke posisi 6.641,83. Indeks LQ45 melemah 0,02 persen ke posisi 905,49. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.658,47 dan terendah 6.600,59. Sebanyak 250 saham menguat dan 268 saham melemah. 196 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.060.051 kali dengan volume perdagangan 20,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.272.

Secara sektoral, indeks sektor saham dominan menguat. Sektor saham energi mendaki 1,69 persen, sektor saham basic menguat 0,65 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,04 persen, dan sektor saham kesehatan menanjak 0,44 persen. Selain itu, sektor saham properti bertambah 0,05 persen, sektor saham teknologi melonjak 1,83 persen, dan sektor saham transportasi mendaki 0,45 persen.

Sementara itu, sektor saham industri melemah 0,42 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,43 persen, sektor saham keuangan susut 0,28 persen, dan sektor saham infrastruktur merosot 0,57 persen.


Bursa Saham Asia Menguat pada 13 Januari 2023

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Jumat, 13 Januari 2023 setelah indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) dingin. Hal itu meningkatkan harapan investor kalau bank sentral AS atau the Federal Reserve dapat kembali melambatkan menaikkan suku bunga.

Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,93 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 1,01 persen ke posisi 3.195,31. Indeks Shenzhen mendaki 1,19 persen ke posisi 11.602,30 setelah rilis ekspor China pada Desember 2022 dan impor.

Indeks ASX 200 menguat 0,66 persen ke posisi 7.328,1. Indeks Kospi bertambah 0,89 persen menjadi 2.386,09. Indeks Kosdaq naik 0,14 persen ke posisi 711,82. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 1,09 persen.

Indeks Nikkei 225 merosot 1,25 persen ke posisi 26.119,52. Indeks Topix tergelincir 0,27 persen menjadi 1.903,08.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya