Liputan6.com, Jakarta - Penyakit jantung berpengaruh besar terhadap ibu hamil. Masalah penyakit jantung pada kehamilan merupakan komplikasi yang tidak jarang terjadi.
Penyakit jantung yang terjadi selama kehamilan mengacu pada beberapa jenis masalah yang mempengaruhi jantung, misalnya kondisi seperti aritmia jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit arteri koroner, gangguan katup, dan cacat jantung bawaan.
Advertisement
Terdapat perubahan pada jantung dan sistem peredaran darah yang normal ketika seseorang hamil maka pasien penyakit jantung perlu dipantau ketat oleh tim kesehatan selama kehamilan untuk menghindari risiko komplikasi.
Seseorang dengan beberapa penyakit jantung, misalnya gangguan katup jantung atau cacat jantung bawaan biasanya tidak mengalami masalah selama kehamilan. Meskipun demikian, masalah jantung sedang atau berat dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan, persalinan, persalinan, dan pascapersalinan.
Selama kehamilan, tubuh mengalami banyak perubahan pada sistem peredaran darah yang memberi tekanan pada jantung. Menurut situs Verywell Health, beberapa perubahan ini termasuk:
- Volume darah meningkat 40 persen hingga 50 persen.
- Jumlah darah yang dipompa jantung per menit meningkat
- Denyut jantung meningkat 10 hingga 15 kali.
-Tekanan darah menurun
Kondisi ibu hamil yang memiliki penyakit jantung dapat mengalami perburukan. Ia juga akan mengalami gejala kehamilan seperti kelelahan, sesak napas, dan pusing yang lebih parah.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Sangat penting untuk mendiskusikan risiko dan kemungkinan skenario kehamilan dengan tim perawatan kesehatan yang mencakup kardiolog dan neonatologis.
Dokter akan mengevaluasi berbagai aspek perawatan selama kehamilan, termasuk:
- Seberapa baik Anda mengelola kondisi jantung
- Apakah obat perlu dihentikan, dikonsumsi, atau disesuaikan
- Perlunya intervensi bedah tambahan, perawatan, atau pemantauan tambahan untuk Anda atau si bayi
- Risiko bayi mewarisi cacat jantung
- Rencana persalinan yang cermat sesuai kondisi
Kehamilan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang berpotensi memperburuk kondisi jantung atau bahkan menyebabkan kondisi jantung yang mendasarinya untuk menghasilkan gejala nyata untuk pertama kalinya.
Komplikasi seperti adanya cairan di paru-paru (edema paru), irama jantung yang tidak normal, atau bahkan stroke juga dapat terjadi.
Risiko selama kehamilan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit jantung yang diderita. Kondisi jantung ringan seperti aritmia jantung dapat diobati dengan obat-obatan jika memang diperlukan.
Kondisi jantung yang serius seperti katup jantung buatan meningkatkan risiko terkena endokarditis yang dapat mengancam jiwa.
Cacat jantung bawaan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan kelainan jantung serupa pada bayi lahir dengan gagal jantung kongestif (congestive heart failure/CHF) dapat memburuk karena volume darah meningkat selama kehamilan.
Advertisement
Perawatan dan Gejala pada Ibu Hamil
Tergantung pada masalah jantung yang dialami dan tingkat keparahannya, pilihan perawatan penyakit jantung untuk ibu hamil dapat meliputi:
- Pengujian fungsi jantung rutin dengan elektrokardiogram atau ekokardiogram
- Perawatan obat, misalnya seperti pengencer darah untuk kondisi seperti penyakit katup jantung
- Olahraga teratur
- Pola makan sehat
- Berhenti merokok.
Selain itu, gejala yang muncul di masa kehamilan bisa terlihat seperti gejala penyakit jantung tertentu. Dengan demikian, konsultasikan dengan dokter untuk memahami gejala normal versus abnormal yang terjadi dan memastikan bahwa Anda tahu apa yang perlu diwaspadai.
Jika melihat perubahan gejala terkait penyakit jantung yang dialami sebelum hamil atau muncul gejala baru, segera beritahu dokter.
Gejala yang harus dikonsultasikan dengan dokter meliputi:
- Nyeri dada yang memburuk
- Kesulitan bernapas
- Peningkatan detak jantung yang tidak normal
- Detak jantung meningkat atau jantung berdebar-debar
- Bangun di malam hari dengan batuk atau kesulitan bernapas
- Pingsan.
Penyakit Jantung dan Kesuburan
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesuburan dan penyakit jantung, konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani program hamil.
Dokter akan menyarankan perawatan yang dapat meningkatkan kesuburan, termasuk perubahan gaya hidup, konsumsi obat-obatan, perawatan hormonal, dan prosedur reproduksi berbantuan (assisted reproductive procedures/ARP).
Beberapa penelitian menemukan bahwa orang dengan infertilitas yang disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS) memiliki peningkatan risiko penyakit jantung.
Orang dengan PCOS cenderung memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol tinggi yang lebih tinggi, yang keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Di sisi lain, jika Anda merupakan pasien penyakit jantung yang baru saja melahirkan, penelitian menganjurkan pemberian ASI pada si bayi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui bermanfaat bagi jantung. Ini juga dihubungkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, serta penyakit jantung di kemudian hari.
Konsultasikan dengan dokter sebelum mulai menyusui jika Anda:
-Mengonsumsi obat untuk kondisi jantung yang diderita
-Memiliki masalah jantung bawaan yang meningkatkan risiko endokarditis (infeksi serius atau radang jantung).
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement