Liputan6.com, Pasvalys - Ledakan besar menghantam pipa gas di wilayah Pasvalys di Lithuania utara, dekat perbatasan Latvia.
Gambar yang disiarkan oleh media lokal menunjukkan kobaran api menerangi langit malam, namun para pejabat mengatakan tidak ada korban luka akibat ledakan tersebut.
Advertisement
Menteri Pertahanan Latvia Artis Pabriks menulis di Twitter bahwa penyebab insiden ledakan tersebut akan diselidiki. Upaya sabotase juga tidak dapat dikesampingkan.
Namun operator saluran pipa mengatakan tidak yakin ledakan itu mencurigakan.
"Menurut penilaian awal, kami tidak melihat adanya penyebab yang buruk, tetapi penyelidikan akan mencakup semua opsi yang memungkinkan," kata kepala eksekutif Amber Grid Nemunas Biknius kepada wartawan seperti dikutip dari BBC, Sabtu (14/1/2023).
"Kami tidak melihat tanda-tanda dampak potensial dari luar."
Biknius mengatakan pipa - yang dibangun pada tahun 1978 - telah menjalani beberapa pekerjaan pemeliharaan baru-baru ini, dan para pejabat akan mencoba untuk menentukan apakah proses itu yang telah menyebabkan ledakan.
"Semua alasan akan diselidiki dan diklarifikasi dalam beberapa hari mendatang," kata Biknius.
Dia menambahkan bahwa pasokan gas ke pipa telah terputus dan kobaran api telah mereda setelah empat jam. Selain itu pihak berwenang dan spesialis yang menyelidiki insiden tersebut tidak memiliki informasi tentang kerusakan yang disengaja pada pipa tersebut.
Pipa terdiri dari dua sistem paralel, dan Amber Grid mengatakan ledakan terjadi di salah satunya. Yang lainnya tidak rusak. Amber Grid menambahkan bahwa ledakan itu terjadi "jauh dari bangunan tempat tinggal".
1 Desa Dievakuasi
Wali Kota Distrik Pasvalys, Gintautas Geguzinskas, mengatakan kepada outlet berita LRT bahwa dia tidak memiliki informasi konkret tentang penyebab ledakan tersebut. Ia menyebut bahwa penduduk setempat telah mengatakan kepadanya "mereka melihat beberapa pekerjaan sedang dilakukan di dekat pipa tempat ledakan itu terjadi".
Dalam rekaman yang diperoleh outlet berita LRT, kobaran api terlihat naik sekitar 50 meter (160 kaki) ke udara. Ledakan itu juga dilaporkan terlihat dari jarak hingga 17 km (11 mil).
Sementara itu, kantor berita BNS melaporkan bahwa para pejabat telah memutuskan untuk mengevakuasi desa terdekat Valakelie. Kota ini memiliki populasi sekitar 700 orang.
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api sekitar pukul 21.00 waktu setempat (19:00 GMT).
Pipa tersebut digunakan oleh Amber Grid - perusahaan gas nasional Lituania - untuk mentransfer gas ke bagian utara negara itu dan untuk memasok negara tetangga, Latvia.
Konsumen di area tersebut dipasok oleh pipa alternatif.
Advertisement
Ledakan Pipa Gas Dekat Masjid di Bangladesh
Insiden ledakan pipa gas juga pernah terjadi di dekat masjid di Bangladesh. Pihak KBRI Dhaka mengonfirmasi tidak ada WNI yang ikut menjadi korban.
"Korban ledakan di Mesjid Narayanganj tak ada korban dari WNI. Korban keseluruhan warga Bangladesh," ujar Sandi Katuuk selaku Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Dhaka ketika dihubungi Liputan6.com, Senin 7 September 2020.
Ledakan yang diduga petugas pemadam kebakaran disebabkan oleh kebocoran dari pipa di masjid di distrik Narayanganj pada Jumat 4 September malam telah melukai puluhan orang dengan luka bakar. Sedangkan korban tewas akibat ledakan pipa gas di sebuah masjid di luar ibu kota Bangladesh bertambah menjadi 24 orang.
Akibat dari insiden tersebut, puluhan orang dilarikan ke rumah sakit khusus luka bakar dan operasi plastik milik pemerintah di Dhaka, Bangladesh lantaran kebanyakan dari mereka dengan luka bakar parah.
Stasiun TV lokal melaporkan bahwa karena dampak ledakan tersebut, sedikitnya enam AC juga meledak di dalam masjid.
Tiga komite telah dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut, termasuk komite dari dinas pemadam kebakaran, lanjut Hossain, sebagaimana diwartakan AA, dikutip dari Antara, Minggu 6 September.
Ledakan Pipa Gas di Brazil Tewaskan 508 Orang
Sementara itu pada 25 Februari 1984, ledakan besar pipa gas terjadi di Sao Jose, Brasil, dan menghancurkan hampir seluruh kota itu.
Investigasi terhadap insiden tersebut kemudian mengungkapkan bahwa penghitungan kematian yang sebenarnya tidak mungkin diketahui, mengingat begitu banyak jasad telah dikremasi dalam kobaran api yang hebat.
Namun setidaknya 508 orang yang sebagian besar merupakan anak-anak, tewas dalam ledakan pipa gas dengan jarak 48 km dari tenggara Sao Paulo yang menghancurkan kota rawa-rawa, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar Brasil pada saat itu.
Dikutip dari The New York Times, Selasa (25/2/2020), pipa gas yang dikendalikan Petrobas beroperasi di sebelah permukiman kumuh. Ketika para pekerja membuka pipa yang salah pada hari sebelumnya, gas oktan yang sangat mudah terbakar mengalir ke parit Vila Soco.
Saat tengah malam, kobaran api menyebar dan meluap di saat bensin dari pipa yang pecah dinyalakan, memicu badai yang begitu hebat hingga melemparkan gubuk-gubuk kayu yang ada di sekitar begitu tinggi ke udara dan menyapu daerah.
Sehari setelah insiden ledakan, hanya sekitar 86 jasad yang ditemukan setelah api menyapu Sao Jose, daerah kumuh yang dibangun dengan kayu di atas rawa pantai.
Advertisement