7 Tanda Kekerasan Verbal dalam Hubungan, Salah Satunya Kerap Curiga Pasangan Berselingkuh

Kekerasan yang terjadi dalam hubungan tidak terbatas pada fisik saja, kekerasan verbal mungkin saja terjadi. Berikut tanda kekerasan verbal, salah satunya selalu menganggap Anda selingkuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2023, 22:40 WIB
Ilustrasi Kekerasan Verbal dalam Hubungan Credit: pexels.com/Polina

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan yang dijalani berdua, harusnya saling menguntungkan dan membahagiakan. Namun, ada kondisi yang menyebabkan salah satu pihak sengsara karena terikat dalam hubungan yang dijalani. Bahkan ada yang sampai kondisi mental terombang-ambing dan ingin segera keluar dari jalinan perasaan tersebut.

Kondisi ini biasa dialami orang-orang yang memiliki pasangan abusif. Tidak hanya tindakan, pasangan mungkin melakukan secara verbal. Tidak seperti bentuk kekerasan lainnya, kekerasan verbal dapat dengan mudah diabaikan, tetapi ini bukan berarti tidak berbahaya.

"Bukan kekerasan fisik, tetapi tetap sangat menyakitkan dan dapat meninggalkan luka yang membutuhkan waktu sangat lama untuk sembuh," ujar psikolog klinis berlisensi Dr. Jo Eckler kepada Bustle.

Memang apa tanda berada dalam hubungan yang penuh kekerasan verbal? Berikut adalah beberapa tanda menurut situs Bustle:

1. Berpikir Dua Kali sebelum Berbicara

Mempertimbangkan perasaan pasangan adalah hal baik tetapi jika Anda selalu ekstra hati-hati dengan cara Anda mengucapkan apa yang ingin dikatakan, itu mungkin tanda Anda mengalami pelecehan verbal.

"Orang-orang yang berada dalam hubungan abusif secara emosional sering berpikir banyak akan ucapannya. Hal ini untuk menghindari argumen panas yang dapat membuat pasangannya menjadi kasar secara verbal," ucap psikolog klinis berlisensi dan penulis Stop Anxiety From Stopping You Dr. Helen Odessky.


2. Pasangan Menyalahkan Anda Atas Suasana Hati yang Buruk

Ilustrasi Kekerasan Secara Verbal Credit: pexels.com/pixabay

Berbicara tentang rasa malu, pasangan yang abusif benar-benar pandai membuat situassi tampak seperti Anda menyebabkan pertengkaran, atau bahwa Anda "membuat" dirinya marah. Jadi, jika pasangan menyalahkan Anda atas perilaku buruknya, ingatlah akan hal itu, ingat terapis Rachel Ann Dine, LPC.

"Sebagai orang dewasa, kita harus bertanggung jawab atas perilaku kita, dan jika pasangan mengatakan bahwa Anda membuatnya melakukan sesuatu, ini termasuk siklus pelecehan verbal yang dapat terjadi," katanya.

3. Menghina

Banyak orang secara tidak sengaja mengatakan sesuatu yang kasar atau sedikit kejam ketika sedang kesal. Namun tentu saja hal ini seharusnya tidak menjadi masalah yang berkelanjutan dalam hubungan yang tengah dijalani berdua.

Seseorang mungkin terbawa suasana dan memanggil pasangannya dengan sebutan yang tidak baik. Namun, jika hal ini terjadi secara berkelanjutan, terutama apabila sebutan yang digunakan sangat menyakitkan bagi orang tersebut, maka jelas pasangan Anda adalah seseorang yang toksik dan abusif secara verbal.

Menghina dengan nama sebutan atau menunjukkan rasa tidak aman Anda dengan maksud menyakiti perasaan bukan masalah yang dapaat dianggap sepele.

"Ini adalah kekerasan secara verbal, dan jika ini terjadi dalam hubungan Anda, ingatlah," ujar konselor hubungan Raffi Bilek, LCSW-C.


4. Pura-Pura Khawatir

ilustrasi pasangan bertengkar/photo created by yanalya - www.freepik.com

Hal ini mungkin sulit dideteksi, tetapi Anda perlu mempercayai insting Anda jika selalu merasa seperti pasangan menutupi penghinaan dengan kekhawatiran palsu, kata Dine. Pasangan mungkin berpura-pura khawatir tentang kesehatan Anda, tetapi dia juga menunjukkan kekurangan fisik yang Anda miliki.

"Pernyataan kasar verbal terselubung ini dikatakan kepada Anda untuk menanam benih keraguan tentang siapa dan bagaimana Anda bertindak," ucap Dine.

Sekali lagi, ini tentang membuat Anda merasa tidak aman, sehingga dia dapat memegang kendali dalam hubungan tersebut.

5. Mengatakan Anda Beruntung Bisa Mendapatkannya

Mengklaim bahwa Anda "beruntung memilikinya," atau menyiratkan bahwa Anda tidak akan dapat menemukan pasangan lain atau akan sendiri jika ia meninggalkan Anda merupakan kalimat yang sangat abusif.

"Pesan yang mendasarinya adalah bahwa pasangan itu benar-benar tidak dapat dicintai dan jika pelaku meninggalkannya, ia akan sendirian selamanya," tutur terapis Elizabeth Cush, MA, LCPC.

Ini juga dimaksudkan untuk menakut-nakuti Anda agar tetap tinggal, karena Anda mungkin mulai percaya bahwa Anda "membutuhkan" dirinya, dan dengan demikian tidak akan merasa cukup percaya diri untuk pergi.


6. Meremehkan Kecerdasan Anda

Ilustrasi konflik dalam keluarga, pasangan bertengkar. (Photo by RODNAE Productions from Pexels)

Meremehkan kecerdasan Anda atau mengklaim bahwa Anda tidak tahu apa yang dibicarakan—bahkan ketika dilakukan dengan "candaan"—adalah tanda lain kekerasan secara verbal yang harus diwaspadai.

Pasangan menggunakan teknik degradasi dengan menargetkan kecerdasan Anda sehingga dapat merasa lebih baik tentang dirinya sendiri."Anda pantas berada dalam hubungan yang membuat Anda merasa hebat tentang diri sendiri (tidak "kurang dari")," ujar pendiri The Date Safe Project Mike Domitrz.

7. Kerap Curiga Pasangannya Selingkuh

Kecemburuan adalah komponen utama dari hubungan yang abusif secara verbal.

"Ketika pelaku merasa cemburu, pelecehan verbal mungkin termasuk tuduhan palsu perselingkuhan atau godaan dan ancaman untuk memutuskan hubungan," ungkap Cush.

Pasangan mungkin menelepon tanpa henti setiap kali Anda keluar, mengirim pesan kemarahan, atau meninggalkan pesan suara yang menuntut untuk mengetahui di mana Anda berada.

Masalahnya adalah, pasangan akan melakukannya bahkan ketika ia tahu di mana Anda berada, ujar Cush, dan mengapa Anda tidak dapat menjawab telepon. Pasangan tetap marah padamu tanpa peduli apa alasannya, dan itu benar-benar tidak adil.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 3 Jurus Cegah Korupsi Bansos Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya