Liputan6.com, Gorontalo - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo menggelar Pelatihan Prebunking Google News Initiative untuk 25 jurnalis. Pelatihan akan berlangsung selama dua hari, dimulai Sabtu 14 hingga Minggu 15 Januari 2023 di Ballroom Damhil Hotel, Kota Gorontalo.
Wawan Akuba, Ketua AJI Gorontalo mengungkapkan, prebunking adalah salah satu proses dalam pemeriksaan fakta. Selain Prebunking ada juga Debunking. Bedanya, debunking adalah teknik membongkar sebuah informasi tidak benar yang sudah terlanjur tersebar.
Baca Juga
Advertisement
“Sementara prebunking, adalah membangun pondasi pengetahun masyarakat maupun jurnalis dalam membedakan informasi benar dan tidak atau hoaks.” tutup Wawan Akuba.
Artinya kata Wawan, prebunking adalah langkah preventif memerangi informasi tidak benar di internet. Nantinya, 25 jurnalis ini akan diberi pengetahuan tentang pencegahan sebelum suatu informasi tidak benar menyebar.
Peserta akan mempelajari teori prebunking, misinformasi dari masa ke masa, memetakan narasi misinformasi atau disinformasi bertema politik. Selain itu akan mempelajari anatomi manipulasi informasi dan cara membuat konten prebunking.
“Harapan kami 25 jurnalis yang jadi peserta ini dapat membuat konten prebunking. Semoga ilmu itu juga dapat diaplikasikan dalam pekerjaanya.” ungkap Wawan Akuba, Ketua AJI Gorontalo.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Bantu Kerja Wartawan
Wawan juga berharap, alumni pelatihan Prebunking dapat mendistribusikan pengetahuannya kepada sesama jurnalis di Gorontalo. Tidak hanya jurnalis, diharapkan ilmu yang didapatkan dari sini bisa dibagikan ke masyarakat luas.
“Apalagi ini sudah masuk tahun politik, informasi tidak benar biasanya akan lebih banyak diproduksi dan tersebar di internet. Makanya para jurnalis di Gorontalo harus siap mencegah ataupun membongkar informasi menyesatkan tersebut,” tukas Wawan.
Sementara itu, Risman Taharudin salah satu peserta pelatihan Prebunking mengaku, bahwa kegiatan ini sangat membantu kerja-kerja wartawan di lapangan. Apalagi saat melakukan investigasi.
“Kalau kita sebagai wartawan itu kan datanya harus lengkap. Nah dengan kegiatan ini kita bisa memperkaya data informasi sebelum melakukan investigasi lapangan,” kata Risman.
Tidak hanya itu, dirinya mampu melakukan identifikasi sebuah konten apakah itu benar atau tidak. Sebab, saat ini banyak konten hoaks yang beredar luas di linimasa dan itu patut untuk dicekal.
“Jangan sampai konten tidak benar, kemudian oleh masyarakat dianggap benar kemudian disebar luas. Mudahan ini bisa membantu kerja kami kedepan apalagi kita sedang menghadapi tahun pemilu,” ia menandaskan.
Advertisement