Hadapi Crypto Winter, Dollar Cost Averaging Jadi Metode yang Dapat Dicoba Investor

Dollar Cost Averaging jadi salah satu metode yang digunakan investor dalam menghadi Crypto Winter.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Jan 2023, 17:29 WIB
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Setelah diterpa fase bearish sepanjang 2022, optimisme terhadap kripto dirasa akan mulai terbangun pada 2023. Momen Bitcoin Halving Day yang akan berdampak menaikkan harga Bitcoin nantinya, membuat Harga altcoin pun memiliki kesempatan besar untuk turut naik mengikuti harga Bitcoin. 

Bagi investor kripto, momen pada 2023 ini tentu adalah momen tepat untuk mengakumulasikan portofolio kripto di harga yang cukup rendah. Salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode dollar cost averaging. 

Dollar Cost Averaging (DCA) adalah upaya investor membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin, dalam rentang waktu tertentu. CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan dollar cost averaging merupakan cara yang terbilang cukup ciamik untuk terhindar dari kerugian dan agar investor bisa terhindar dari FOMO, tidak impulsif, investasi sesuai plan, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. 

"Dengan membeli kripto menggunakan metode dollar cost averaging Misalnya, investor memiliki uang dingin sebesar tiga juta rupiah. Dibanding membeli Bitcoin langsung senilai tiga juta, dengan metode dollar cost averaging, investor membeli Bitcoin secara rutin sebesar 250 ribu setiap bulannya selama satu tahun,” ujar Oscar dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (15/1/2023).

Oscar menambahkan, dengan begitu, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba tiba turun. Bahkan, dengan metode dollar cost averaging ini, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi


Cocok untuk Investor Siapa Saja?

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Selain itu menurut Oscar, meskipun menggunakan strategi DCA ini pertumbuhan profit nya tidak terlalu besar dan cenderung lambat, tetapi hal tersebut tentu tidak mengapa mengingat hakikat investasi adalah sebagai tempat lindung nilai tidak semata mata mencari profit dalam jumlah besar. 

"Metode Dollar Cost Averaging, Kenaikan profit memang tidak terlalu besar, namun jika kita melihat secara kacamata jangka panjang, ini berpotensi menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi," lanjut Oscar. 

Tidak hanya untuk investasi jangka panjang, metode dollar cost averaging adalah cara yang cocok bagi para investor pemula maupun investor yang tidak memiliki waktu luang yang banyak. 

"Jadi, bagi para investor yang ingin menggunakan metode dollar cost averaging bisa memulai dilakukan di harga saat ini ketika pasar sedang bearish," tutup Oscar.

Metode ini juga bisa digunakan dengan Bitcoin yang ditukarkan dengan USDT. USDT adalah kripto yang merupakan 1:1 dengan US Dollar. Memasuki Januari 2023, harga Bitcoin terlihat cenderung mengalami kenaikan. 


Harga Kripto pada Minggu 15 Januari 2023

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, harga kripto jajaran teratas termasuk bitcoin cenderung tertekan pada perdagangan Minggu siang (15/1/2023). Harga dogecoin (DOGE) memimpin koreksi pada akhir pekan ini.

Mengutip data Coinmarketcap, Minggu, 15 Januari 2023, harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bitcoin (BTC) turun 0,65 persen. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin melonjak 22,23 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 20.711,19 atau sekitar Rp 313,61 juta (asumsi kurs Rp 15.142 per dolar AS).

Demikian juga harga ethereum (ETH) bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir. Harga ethereum terpangkas 1,24 persen. Dalam sepekan terakhir, harga ethereum melompat 20,90 persen. Kini, harga ethereum berada di posisi USD 1.526 atau sekitar Rp 23,10 juta.

Harga binance coin (BNB) terpangkas 2,69 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BNB melonjak 14,31 persen. Dengan demikian, harga BNB berada di posisi USD 298,59.

Koreksi juga diikuti harga XRP. Selama 24 jam terakhir, harga XRP tergelincir 2,62 persen. Namun, selama sepekan terakhir, harga XRP melompat 14,41 persen. Saat ini, harga XRP berada di posisi USD 0,3892.

Harga cardano (ADA) terperosok 2,14 persen dalam 24 jam terakhir. Meski demikian, selama sepekan terakhir, harga ADA melonjak 25,84 persen. Kini, harga cardano berada di posisi USD 0,347.

 


Harga Kripto Lainnya

Bitcoin - Image by MichaelWuensch from Pixabay

Demikian juga harga dogecoin terpangkas 2,56 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga dogecoin melesat 18,17 persen. Saat ini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,08498.

Sementara itu, harga solana (SOL) bergerak di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Harga solana melesat 4,24 persen. Selama sepekan terakhir, harga solana melambung 72,75 persen. Kini, harga solana berada di posisi USD 23,01.

Stablecoin seperti tether (USDT) susut 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga ether naik 0,03 persen. Kini, harga tether berada di posisi USD 1,00.

Harga USD Coin (USDC) bertambah 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga USD Coin berada di zona hijau. Saat ini, harga USDC berada di posisi USD 0,9999.

Selain itu, harga binance USD (BUSD) melemah tipis 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BUSD susut 0,01 persen. Kini, harga BUSD berada di posisi USD 1,00.

Kapitalisasi pasar kripto global turun 1,1 persen menjadi USD 972,50 miliar.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya