Ijtima Ulama Nusantara, Alwi Shihab: Aneh Kalau Ada Orang NU Pilih Partai Selain PKB

Alwi Shihab mengatakan bahwa salah satu kunci untuk membesarkan PKB adalah bagaimana warga NU bisa kompak dalam satu gerbong politik PKB.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2023, 15:00 WIB
Mantan Menteri Luar Negri, Alwi Shihab saat mengikuti diskusi Umat Muslim Inggris dan Umat Muslim Islam di Jakarta, Senin (29/2/2016). Dalam diskusi tersebut bertema "Melawan Ekstrimisme Kekerasan". (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Alwi Shihab, berharap PKB yang didirikan oleh para ulama Nahdlatul Ulama (NU) bisa terus meningkatkan perolehan suaranya pada Pemilu 2024 mendatang.

Alwi mengatakan, harapan tersebut harus dicapai dengan kerja keras dan menyatukan seluruh kekuatan dan potensi yang dimiliki.

"Kita sebentar lagi menghadapi Pemilu dan diharapkan ada peningkatan suara (PKB). Tak hanya bisa dengan doa saja, kita harus bekerja. Itu harus dipelopori oleh para ulama," kata Alwi Shihab saat menjadi pembicara pada acara Ijtima' Ulama Nusantara bertajuk "Ulama Bangkit Bersatu Menjaga Indonesia" di Jakarta, dikutip (14/1/2023).

Mantan menteri luar negeri di era Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengatakan bahwa salah satu kunci untuk membesarkan PKB adalah bagaimana warga NU bisa kompak dalam satu gerbong politik PKB.

"Kita harus mencari celah agar warga NU ini bisa kompak, sepakat untuk memenangkan partai ini (PKB). Kalau ada orang NU yang memilih partai selain PKB itu agak aneh sebenarnya, apalagi memusuhi," ungkapnya.

Menurutnya, harus ada kesadaran bersama untuk mencari cara supaya warga NU bisa merasakan urgensi untuk bersatu dalam perjuangan politik PKB. Langkah ini, kata Alwi Shihab, bisa tercapai jika para ulama bisa menginisiasi pertemuan-pertemuan dengan seluruh elemen, salah satunya dengan jajaran PBNU.

"Jangan dianggap jalan sendiri bisa besar. Para ulama disini yang bisa mengambil inisiatif bagaimana caranya organisasi Islam terbesar di dunia, NU namanya luar biasa, apalagi di luar negeri," katanya.


PKB Didirikan Ulama NU

Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar pada acara Ijtima Ulama Nusantara, Jumat (13/1/2023).

Alwi mengatakan bahwa saat ini banyak orang di luar negeri yang mau mencari tahu tentang NU lebih dalam lagi. "Dan dengan sendirinya mereka ingin mengetahui bahwa PKB ini didirikan oleh ulama-ulama NU. Jadi menurut saya banyak pekerjaan rumah ulama-ulama," tuturnya.

Menurutnya, PKB yang didirikan oleh para ulama PBNU, salah satunya Gus Dur, jika PKB menang maka apa yang diperjuangkan oleh NU bisa dilaksanakan oleh PKB di jalur politik. "NU lah yang mempelopori dan melahirkan PKB," katanya.

Alwi berharap NU dan PKB bisa saling sinergi untuk satu tujuan bersama. "Ini penting untuk dibicarakan, mungkin di level ulama khususnya di daerah. Dewan Syuro PKB kita harapkan bisa bersinergi sehingga hasil kesepakatan kerjasama akan terlihat perolehan suara PKB," ucapnya.


Hadir di Ijtima' Ulama Nusantara

Wakil Sekretaris Dewan Syura PKB, KH Maman Imanulhaq memaparkan hasil rekomendasi Ijtima Ulama Nusantara.

Dia mengaku sangat senang bisa kembali bernostalgia dengan jajaran pengurus dan ulama PKB. "Saya kembali merasa nostalgia pada tahun-tahun 2000-an di mana saya aktif di PKB. Saya bersyukur sampai sekarang PKB tetap eksis dan tambah kuat," ungkapnya.

Alwi menyatakan ketertarikannya untuk hadir dalam Ijtima' Ulama Nusantara yang diinisiasi oleh Dewan Syuro DPP PKB. "Saya tertarik untuk hadir karena acaranya Ijtima' Ulama. Ulama ini yang menjadi pilar utama kebesaran PKB karena didirikan para ulama. Kita tidak boleh puas dengan apa yang telah dicapai," imbuhnya.

Hadir dalam forum tersebut Menko Polhukam Mahfud MD, Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar, KH As'ad Said Ali, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan ratusan ulama se-Indonesia.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Jadwal dan Usulan Tahapan Pemilu Serentak 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya