Serba-Serbi Hari Valentine, Tradisi Sejak Zaman Romawi Kuno

Setiap tahun di tanggal 14 Februari seluruh dunia merayakan Hari Valentine.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 14 Jan 2023, 17:42 WIB
Ilustrasi hadiah Hari Valentine. (dok. Pixabay.com/waichi2021)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Valentine dirayakan setiap tanggal 14 Februari di seluruh dunia. Valentine sangat identik dengan cokelat, bunga, dan hadiah untuk orang yang dicintai, tapi di balik itu terdapat tradisi ratusan tahun yang membuatnya dirayakan. 

Mengutip dari laman History, Sabtu, 14 Januari 2023, asal-usul Hari Valentine bermula dari upaya Kristen untuk menggantikan festival kesuburan pagan yang telah ada sejak abad ke-6 SM. Hari Valentine dimulai oleh orang Romawi, terdapat dua teori sejarah yang pertama beberapa orang percaya hari valentine berasal dari Lupercalia.

Di festival saat zaman Romawi yang berlangsung setiap tanggal 15 Februari tersebut, laki-laki ditelanjangi dan dipukuli gadis-gadis muda sebagai ritual yang diharapkan bisa meningkatkan kesuburan mereka. Menurut legenda, wanita nantinya akan memasukkan nama mereka ke dalam guci dan dipilih untuk dijodohkan dengan pria selama setahun.

Teori kedua adalah ketika Kaisar Romawi Claudius II mencoba memperkuat pasukannya, dia melarang pemuda untuk menikah. Dalam semangat cinta, Santo Valentine menentang larangan lalu melakukan pernikahan rahasia, dan untuk ketidaktaatannya Valentine dieksekusi pada 14 Februari sekitar tahun 270 Masehi.

Pada abad kelima masehi, tanggal 14 Februari akhirnya ditetapkan sebagai hari peringatan untuk Santo Valentinus oleh Paus Roma Gelasius. Selanjutnya, Hari Valentine dikaitkan dengan hari kasih sayang dan marak dirayakan hingga saat ini. 

Sementara itu Hari Valentine pertama kali dinyatakan sebagai hari libur yaitu pada 496 M oleh Paus Gelasius I. Setelah Konsili Vatikan Kedua pada 1969, Paus Paulus VI memutuskan untuk menghapus Hari Valentine dari kalender hari libur besar, terutama karena sangat sedikit tentang Valentine yang sebenarnya dapat diverifikasi. Anglikan dan Lutheran mengakui 14 Februari sebagai hari raya resmi, sedangkan Gereja Ortodoks Timur merayakan St. Valentine pada 6 Juli.

 


Pertama Dirayakan di Paris

Ilustrasi Hari Valentine. (Photo by alleksana from Pexels)

Namun pada 1537, Raja Inggris Henry VIII secara resmi menyatakan 14 Februari sebagai libur Hari Valentine berdasarkan piagam kerajaan. Dia adalah raja yang memiliki enam istri, salah satunya meninggal, satu yang selamat, dua diceraikan, dan dua lainnya dihukum pancung.

Perayaan resmi Hari Santo Valentine pertama yang diketahui terjadi di Paris pada tanggal 14 Februari 1400, yaitu ketika Raja Charles VI dari Prancis mendirikan La cour amoureuse, atau Pengadilan Tinggi Cinta. Pengadilan, seluruhnya dijalankan oleh perempuan, bertemu untuk menangani kontrak pernikahan, perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Sebagai tradisi berusia 600 tahun, valentine memiliki catatan tertua dari sebuah puisi yang ditulis oleh Charles, Duke of Orleans, kepada istrinya ketika dia dipenjarakan di Menara London pada 1415. Di pusisi tersebut ia menyebut istrinya sebagai "Valentine"-nya.

Charles, Adipati Orleans menulis surat cinta kepada istri keduanya pada usia 21 tahun saat ditangkap di Pertempuran Agincourt. Sebagai tahanan selama lebih dari 20 tahun, dia tidak akan pernah melihat reaksi valentinenya terhadap puisi yang dia tulis untuknya di awal abad ke-15. 


Tradisi Kotak Cokelat

Cokelat dan Bunga Valentine

Saat ini, jutaan kartu ucapan dibeli setiap tahun. Setiap tahun untuk Hari Valentine, diperkirakan 145 juta kartu ucapan dipertukarkan di AS saja, menurut Hallmark, menjadikannya hari libur terbesar kedua untuk kartu ucapan setelah Natal.

Tradisi memberi sekotak permen pada Hari Valentine dimulai pada abad ke-19 oleh Richard Cadbury, keturunan dari keluarga pembuat cokelat Inggris. Dengan teknik baru yang baru-baru ini dibuat di perusahaan untuk membuat lebih banyak jenis cokelat, Cadbury memanfaatkan peluang untuk menjual cokelat sebagai bagian dari liburan tercinta.

Namun ada yang unik dari kebiasaan wanita Jepang saat valentine. Mereka akan memberi "giri-choko" atau cokelat kewajiban kepada pria yang tak punya hubungan romantis dengannya, serta "honmei-choko" atau cokelat perasaan untuk pria yang terlibat asmara dengannya. 

Pria di Jepang harus menunggu setidaknya sebulan setelah hari valentine untuk membalas hadiah yang didapat dari kekasih mereka. Saat para pria mengekspresikan kasih sayang disebut White Day, yang jatuh setiap tanggal 14 Maret.


Identik dengan Cupid

Ilustrasi Cupid, sang dewa cinta. (Sumber CreoFire)

Di hari valentine juga terkenal simbol cupid selama berabad-abad. Cupid ini merupakan Dewa Yunani berwujud bayi gemuk dengan sayap dan busur serta anak panah.

Namun, sebelum berganti nama menjadi cupid, dia dikenal oleh orang Yunani kuno sebagai Eros, dewa cinta. Eros, putra dewi Yunani Aphrodite yang akan menggunakan dua pasang anak panah, satu untuk cinta dan satu lagi kebencian untuk memainkan emosi targetnya. Baru setelah cerita tentang kenakalannya diceritakan oleh orang Romawi, dia mengadopsi penampilan seperti anak kecil yang orang kenal sekarang.

Selain identik dengan cupid, valentine juga biasa dirayakan dengan permen 'Sweethearts'. Permen berbentuk hati ikonik yang telah dibagikan dengan penuh kasih dimulai sebagai permen hisap. Selain itu 14 Februari adalah hari yang sibuk bagi restoran dengan banyak resevasi pasangan untuk merayakannya, ini merupakan momen hari tersibuk kedua setelah Hari Ibu.

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya