Longsor Salju Timpa Pendaki di Hokkaido Jepang, 1 Turis Asing Tewas

Suhu di kawasan Hokkaido Jepang saat longsor salju terjadi tercatat 8 derajat celcius, lebih tinggi dari suhu normal.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Jan 2023, 19:01 WIB
Seorang pria tengah membersihkan mobilnya yang terkubur salju di kota Hokkaido, Jepang (Dok. Sky News)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pendaki asing dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami kritis akibat tertimpa longsor salju di Gunung Yotei, Kucthan. Tempat itu merupakan salah satu resor ski populer di Hokkaido, Jepang.

Mengutip Japan Times, Sabtu (14/1/2023), Kepolisian Prefektur Hokkaido mengatakan mereka awalnya mendapat telepon dari seorang perempuan sekitar pukul 2.25 siang, Jumat, 13 Januari 2023. Ia memberitahu dalam bahasa Inggris bahwa longsor salju terjadi.

Polisi mengatakan perempuan yang meninggal dunia itu tertimpa longsor salju saat ia sedang mendaki gunung setinggi 1.898 meter di atas permukaan laut dengan serombongan pendaki yang terdiri dari enam perempuan dan empat laki-laki. Stasiun NHK melaporkan rombongan turis asing itu didampingi dua pemandu.

Korban yang terluka parah masih hidup meski tak sadarkan diri. Ia langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, tapi nyawanya tak bisa diselamatkan. Polisi tidak menjelaskan detail kewarganegaraan turis asing tersebut, hanya menyatakan ia adalah orang Eropa.

Gunung Yotei merupakan salah satu gunung terkenal di Hokkaido dan menjadi destinasi olahraga luar ruang populer. Setelah aturan pembatasan terkait Covid-19 dilonggarkan, kunjungan turis asing ke destinasi itu kini sudah mencapai 80 persen dari tingkat kunjungan sebelum pandemi, menurut pemerintah kota.

Menurut badan cuaca lokal, suhu sekitar Kutchan mencapai 8 derajat celcius kemarin, yang biasanya suhu tersebut dimulai awal April. Peringatan longsor salju juga sudah dikeluarkan.

 

 


Badai Salju

Orang-orang berjalan di penyeberangan saat salju turun di Tokyo, Kamis (6/1/2022). Badan Meteorologi mengeluarkan peringatan untuk salju lebat di Tokyo karena tekanan rendah dan penurunan suhu membawa hujan salju ke area yang luas di pantai Pasifik negara itu. (AP Photo/Kiichiro Sato)

Beberapa minggu sebelumnya, salju tebal yang turun di Jepang menyebabkan 17 orang tewas, melukai lebih dari 90 orang, dan menyebabkan ratusan rumah tanpa listrik. Dilansir Channel News Asia, banyak dari korban terjatuh saat memindahkan salju dari atap rumah atau terkubur di bawah tumpukan salju tebal yang meluncur dari atap.

Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana mengatakan seorang wanita berusia 70an tahun ditemukan tewas terkubur di bawah tumpukan salju tebal di atap yang tiba-tiba menimpanya di Kota Nagai, Prefektur Yamagata, sekitar 300 km utara Tokyo. Tumpukan salju pada 24 Desember 2022 itu tebalnya lebih dari 80 cm.

Banyak daerah di timur laut Jepang juga melaporkan hujan salju meningkat tiga kali lipat dari rata-rata pada musim ini. Kantor kotamadya di daerah yang dilanda salju mengimbau warga untuk berhati-hati selama kegiatan pembersihan salju dan tidak bekerja tanpa pengawasan.

Musim dingin di wilayah utara Jepang juga diramaikan dengan salju tebal sejak seminggu sebelumnya. Hal itu memaksa ratusan kendaraan terparkir di jalan raya, layanan pengiriman tertunda dan menyebabkan 11 kematian pada Sabtu, sebelum Hari Natal 2022.


Longsor Salju di Austria

Suasana di lokasi bencana longsor salju di kawasan resort ski di Lech, Austria. (dok. Peter RINDERER / EXPA / AFP)

Longsor salju juga terjadi di Austria pada hari Natal, Minggu, 25 Desember 2022. Sepuluh pemain ski terkubur hidup-hidup hingga operasi penyelamatan digelar untuk menjangkau mereka.

Namun, Austria Press Agency (APA) melaporkan bahwa polisi mengonfirmasi bahwa semua orang hilang telah ditemukan pada Senin, 26 Desember 2022, tepat sebelum pukul 01.00. Empat di antaranya terluka, termasuk satu korban yang mengalami luka serius. Mereka yang terluka kemudian di bawa ke klinik di Innsbruck dan rumah sakit di Bludez. The Guardian melaporkan enam lainnya yang tidak terpengaruh longsor salju bisa dipulangkan.

Mengutip CNN, Selasa, 27 Desember 2022, petugas penyelamat memperkirakan 10 orang hilang dalam longsoran salju, berdasarkan video dari tamu ski yang diambil tepat sebelum bencana itu terjadi. Video tersebut tampaknya menunjukkan sekitar 10 pemain ski lagi di jalur longsoran salju tetapi berakhir sebelum menunjukkan apa yang terjadi pada para pemain ski, kata Hermann Fercher dari Lech/Zürs-Tourismus, menurut kantor berita tersebut. Petugas penyelamat berasumsi semua pemain ski dalam video itu sekarang sudah ditemukan.

"Dapat diasumsikan bahwa tidak ada lagi orang yang hilang," kata pernyataan itu. Namun demikian, "pencarian keamanan akan dilakukan pada hari Senin untuk klarifikasi akhir".


Salju Mencair di Musim Dingin

Seorang atlet melakukan pemanasan di lintasan bersalju dalam kejuaraan Nordic Combined World Cup di Austria. (Foto: AP/Matthias Schrader)

Suhu hangat tak biasa dan minimnya salju di Northeast, Pantai Timur Amerika Serikat, memaksa sejumlah resor ski populer di kawasan itu menuutup operasionalnya. Northeast mencatat sederet rekor suhu tinggi di awal tahun baru, melelehkan sebagian besar tumpukan salju di kawasan itu.

Di resor ski Vermont, suhu hangat terus mengurangi tumpukan salju dan menghalangi kemungkinan terbentuknya salju alami maupun buatan manusia. "Baru-baru ini, tidak cukup dingin bagi banyak resor ski untuk membuat salju secara efektif," kata Spencer Spellman, editor senior On The Snow, dikutip dari NY Post, Minggu, 8 Januari 2023.

Spellman mengatakan bahwa curah hujan yang mereka peroleh bersama dengan menghangatnya suhu di Northeast hanya merusak pegunungan. Akibatnya, banyak resor ski menderita.

"Banyak ski resor di New England harus menutup usahanya sementara," kata Spellmand. "Mad River Glen dan Camden Snow Bowl di antaranya, tetapi mereka berharap segera membuka kembali setelah kondisi memungkinkan."

Mad River Glen, sebuah resor ski di Waitsfield, Vermont, berharap bisa mengaktifkan ski kembali segera setelah cuaca menjadi lebih dingin. "Setelah bermain ski yang luar biasa selama minggu liburan, kami terpaksa menangguhkan operasi," demikian pengumuman perusahaan itu. 

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya