Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menyiapkan ibu kota negara atau IKN Nusantara sebagai kota masa depan berkelas dunia. Salah satu programnya, menyiapkan sejumlah jalan arteri di sana agar bisa jadi landasan pesawat.
"Kita juga memikirkan jalan arteri primer itu kita pertimbangkan sebagai runway, runway pesawat," kata Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Hidayat Sumadilaga di Balikpapan, seperti dikutip Minggu (15/1/2023).
Advertisement
Danis mengatakan, jalan arteri yang dipersiapkan untuk bisa jadi landasan pesawat itu memiliki panjang sampai 2 km. Dalam hal ini, ia mengacu pada beberapa negara seperti Jerman dan Singapura yang sudah menerapkannya.
"Ya, beberapa negara memanfaatkan jalan lurus bisa didarati, bisa kita desain beberapa dan kita pilih di beberapa lokasi," ungkap dia.
Adapun jalan raya yang bisa disulap jadi landasan pacu pesawat pertama kali dibangun di Jerman pada era Perang Dingin. Salah satu contoh jalan di Jerman yakni pada jalan tol A44 yang menghubungkan antara dua kota industri, Rhine dan Ruhr di Jerman bagian tengah.
Tampilannya, jalan tersebut membentang lurus dan rata di ujung sebuah tikungan panjang. Dari ujung tikungan yang sama, sebidang tanah di tengah jalan yang ditumbuhi rumput dan berfungsi untuk memisahkan jalur dengan arah berbeda di jalan tol itu hilang digantikan aspal biasa.
Landasan Udara Darurat
Jalan tersebut memang dirancang untuk bisa jadi landasan udara rahasia militer Jerman. Jika pecah perang, maka sepotong jalan tol tersebut akan berubah menjadi landasan udara darurat bagi pesawat militer.
Jerman bukan satu-satunya negara yang punya fasilitas tempur merangkap jalan seperti ini. Swiss, Polandia, Finlandia, Taiwan, hingga negara tetangga Singapura juga punya jalan tol yang bisa berubah fungsi menjadi landasan pesawat.
Ambil contoh Finlandia, yang setiap tahun menggelar uji coba menerbangkan dan mendaratkan pesawat di jalan-jalan tolnya. Bukan hanya jalanan yang dimodifikasi agar bisa berfungsi sebagai landasan pacu, tetapi pesawat-pesawat tempurnya juga dimodifikasi sehingga cocok untuk dioperasikan di jalan raya.
Advertisement
Hanya Butuh 48 Jam
Beda halnya dengan Finlandia, pesawat tempur di Singapura bahkan bisa mendarat di jalan raya yang berdekatan dengan pemukiman.
Singapura hanya butuh 48 jam untuk memindahkan lampu-lampu lalu-lintas, lampu jalan, halte bus, dan rambu lalu-lintas agar jalan-jalan di kota itu bisa digunakan sebagai landasan udara.
Landasan pacu pesawat di jalan raya itu juga dibekali dengan menara kendali mobile, lampu runway, penanda jarak, dan arrestor gear, seuntai kawat yang dirancang khusus untuk membantu sistem pengereman pesawat.