Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan Midi Fresh akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Lantas, bagaimana prospek saham MIDI di tengah sentimen stock split?
Analis mengungkapkan, dari sisi fundamental saham ini terbilang bagus. Namun, saham MIDI rentan terhadap volume transaksi yang sangat rendah.
Advertisement
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, aksi stock split berpotensi dapat mengatasi masalah tersebut. Hal itu disebabkan oleh sahamnya yang menjadi lebih murah dan jumlah saham yang berada di pasar akan meningkat.
"Menurut saya saham nya saat ini sangat iliquid perlu lihat beberapa minggu setelah stock split kalau sahamnya bisa mempertahankan daily volume transaksi yang tinggi," kata Arjun saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, dikutip Minggu (15/1/2023).
Selain itu, Arjun melihat berdasarkan PER dan PBV emiten tersebut bisa dikatakan cukup overvalued dibandingkan rata-rata emiten di sektor tersebut. Berdasarkan data RTI, price earning ratio (PER) tercatat 23,99 kali. Bagi investor, Arjun tidak merekomendasikan saham MIDI untuk saat ini. Namun, investor juga perlu memperhatikan aksi korporasi dari emiten tersebut.
"Investor tunggu dan lihat bagaimana dampak aksi stock split dan rights issue nya terhadap likuiditas saham tersebut karena saat ini masih lumayan illiquid," ujar dia.
Pengelola Alfamidi Gelar Stock Split, Simak Jadwalnya
Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan Midi Fresh akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 12 Januari 2023, PT Midi Utama Indonesia Tbk melakukan stock split dengan rasio 1:10. Dengan demikian, nilai saham sebelum stock split dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
Jumlah saham setelah stock split pun meningkat. Dari 2.882.353.000 saham menjadi 28.823.530.000 saham setelah stock split. “Tanggal persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2022,” tulis Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Midi Utama Indonesia Tbk, Suantopo Po.
Adapun perseroan melakukan stock split ini dengan sejumlah tujuan. Pertama, membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham perseroan dengan menjadikan harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel. Kedua, untuk meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat dan memberikan kesempatan lebih luas bagi investor terutama investor ritel untuk berinvestasi saham perseroan. Ketiga, untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI.
Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Februari 2023.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 12 Januari 2023, saham MIDI melonjak 24,75 persen ke posisi Rp 3.680 per saham.
Saham MIDI dibuka naik 140 poin ke posisi Rp 3.090 per saham. Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 3.680 dan terendah Rp 3.080 per saham. Total frekuensi perdagangan 312 kali dengan volume perdagangan 2.107 saham. Nilai transaksi Rp 716,2 juta.
Advertisement
Jadwal Stock Split
Berikut jadwal pelaksanaan stock split:
-RUPSLB pada 17 Februari 2023
-Permohonan pencatatan saham tambahan kepada BEI pada 23 Februari 2023
-Pemberitahuan jadwal pelaksanaan stock split kepada BEI pada 2 Maret 2023
-Pengumuman jadwal dan tata cara pelaksanaan stock split kepada publik pada 2 Maret 2023
-Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar regular dan negosiasi pada 7 Maret 2023
-Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar regular dan pasar negosiasi pada 8 Maret 2023
-Recording date pada 9 Maret 2023
-Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 10 Maret 2023
Rights Issue
Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan midifresh akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan maksimal 461.176.480 saham dengan nilai nominal saham Rp 100 per saham.
PT Midi Utama Indonesia Tbk akan memakai dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan serta investasi pada entitas anak.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1/2023), PT Midi Utama Indonesia Tbk menyatakan, pelaksanaan rights issue ini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan. Hal itu antara lain memperkuat struktur permodalan perseroan terutama meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Setelah pelaksanaan rights issue, pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi maksimal 13,79 persen.
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 17 Februari 2023.
Adapun rights issue ini dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB, kemudian dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Advertisement