Tips Hindari Tanah Rawan Longsor Saat Beli Rumah dari BPBD DKI Jakarta

BPBD DKI Jakarta memberikan tips kepada masyarakat Ibu Kota untuk menghindari tanah rawan longsor. Terutama, saat hendak membeli rumah.

oleh Winda Nelfira diperbarui 15 Jan 2023, 02:24 WIB
Warga melihat Lokasi longsor di daerah bantaran sungai Ciliwung, Pengadegan Timur, Jakarta, Selasa (12/4/2022). Longsor sepanjang 25 meter, lebar lima meter, dan kedalaman 15 meter itu menyebabkan 4 sepeda motor tertimbun material longsor, namun tidak ada korban jiwa. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberikan tips kepada masyarakat Ibu Kota untuk menghindari tanah rawan longsor. Terutama, saat hendak membeli rumah.

"Apabila membeli rumah di area tanah yang miring, pastikan rumah tersebut dikelilingi banyak pohon karena pepohonan dapat membuat kondisi tanah stabil dan kuat untuk menahan erosi," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.

Isnawa juga meminta agar warga memastikan struktur dan konstruksi rumah memiliki fondasi yang kuat sehingga bisa menopang bangunan rumah dengan baik.

Selain itu, dia menyampaikan agar warga menghindari untuk membeli rumah yang berada di kawasan lereng yang memiliki kemiringan lebih dari 20 persen.

Lebih lanjut, Isnawa menjelaskan bahwa kondisi di sekitar juga dapat mencerminkan daerah yang rawan longsor. Menurut Isnawa daerah rawan longsor memiliki ciri tertentu yang dapat dikenali.

"Memiliki ciri-ciri adanya pohon dengan batang yang melengkung, adanya lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar, adanya retakan yang membentuk tapal kuda, atau adanya rembesan air pada lereng," katanya.

Potensi Tanah Bergerak

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini potensi pergerakan tanah di 15 wilayah Ibu Kota pada Januari 2023.

BPBD menjelaskan prakiraan ini disusun berdasarkan hasil tumpang susun peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

 


Imbau Antisipasi

"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," tulis BPBD melalui akun Instagram resmi @bpbddkijakarta, Selasa 10 Januari 2023.

BPBD menyampaikan titik rawan pergerakan tanah terbagi menjadi dua zona, pertama zona menengah dan kedua zona tinggi.

Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

"Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ungkapnya.

Oleh sebab itu, BPBD DKI Jakarta mengimbau pemerintah setempat dari lurah, camat, hingga masyarakat agar mengantisipasi potensi pergerakan tanah. Terutama pada saat Jakarta dilanda curah hujan di atas normal.

 


15 Titik Rawan

"Untuk itu kepada lurah, camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," ucapnya.

Adapun daftar 15 wilayah di DKI Jakarta yang berada di Zona Menengah berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Geologi (PVMBG), sebagai berikut:

Jakarta Selatan

1. Kecamatan Cilandak

2. Kecamatan Jagakarsa

3. Kecamatan Kebayoran Baru

4. Kecamatan Kebayoran Lama

5. Mampang Prapatan

6. Kecamatan Pancoran

7. Kecamatan Pasar Minggu

8. Kecamatan Pesanggrahan

9. Kecamatan Tebet

Jakarta Pusat

10. Kecamatan Menteng

Jakarta Timur

11. Kecamatan Cakung

12. Kecamatan Kramat Jati

13. Kecamatan Matraman

14. Kecamatan Pasar Rebo

15. Kecamatan Pulo Gadung

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya