Liputan6.com, Jakarta - Sejak resmi diluncurkan pada Oktober 2022, vaksin IndoVac yang dikembangkan PT. Bio Farma Tbk bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS) paling banyak dialokasikan ke wilayah Pulau Jawa.
Direktur Utama PT. Bio Farma Honesti Basyir menerangkan, distribusi vaksin IndoVac memang hampir ke seluruh provinsi di Indonesia. Namun, utamanya dialokasikan ke daerah-daerah dengan cakupan vaksinasi COVID-19 yang rendah.
Advertisement
Penggunaan vaksin IndoVac saat ini menyasar untuk vaksinasi COVID-19 primer (dosis 1 dan 2) dewasa di atas usia 18 tahun serta sebagai vaksin booster kedua untuk lansia.
"(Sebaran vaksin IndoVac) Kebanyakan di Jawa sama Indonesia bagian timur ya, ada sebagian. Sebenarnya hampir semua provinsi sih," terang Honesti saat diwawancarai Health Liputan6.com di sela-sela acara 'Open House BPOM' di Kantor BPOM Jakarta baru-baru ini.
"Tapi kemarin difokuskan ke daerah yang tingkat vaksinasi booster masih rendah dan daerah yang memang membutuhkan vaksin halal."
Pada 24 September 2022, vaksin IndoVac secara resmi telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari pihak BPOM.
Selanjutnya, vaksin COVID-19 IndoVac telah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Efektivitas atau efikasi vaksin IndoVac ternyata cukup tinggi, mencapai lebih dari 80 persen.
Distribusi Vaksin IndoVac
Dari data per November 2022, provinsi yang menerima alokasi vaksin COVID-19 IndoVac, antara lain:
- Aceh: 70.070 dosis
- Bali: 1.330 dosis
- Banten: 199.500 dosis
- Bengkulu: 38.490 dosis
- Gorontalo: 33.730 dosis
- Jambi: 62.930 dosis
- Jawa Barat: 191.130 dosis
- Jawa Tengah: 651.070 dosis
- Jawa Timur: 764.570 dosis
- Kalimantan Barat: 128.190 dosis
- Kalimantan Selatan: 77.050 dosis
- Kalimantan Tengah: 39.250 dosis
- Kalimantan Timur: 22.110 dosis
- Kalimantan Utara: 10.530 dosis
- Kepulauan Bangka Belitung: 22.180 dosis
- Kepulauan Riau: 7.080 dosis
- Lampung: 183.290 dosis
- Maluku: 55.360 dosis
- Maluku Utara: 30.960 dosis
- Nusa Tenggara Barat: 50.470 dosis
- Nusa Tenggara Timur: 144.850 dosis
- Papua: 122.600 dosis
- Papua Barat: 27.500 dosis
- Riau: 101.090 dosis
- Sulawesi Barat: 47.600 dosis
- Sulawesi Selatan: 247.330 dosis
- Sulawesi Tengah: 81.840 dosis
- Sulawesi Tenggara: 77.250 dosis
- Sulawesi Utara: 64.140 dosis
- Sumatera Barat: 122.360 dosis
- Sumatera Selatan: 194.040 dosis
- Sumatera Utara: 109.140 dosis
- Yogyakarta: 31.400 dosis
Advertisement
Penyediaan IndoVac Tergantung Permintaan Kemenkes
Honesti Basyir menambahkan, kapasitas produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma sangat tinggi. Namun, penyediaan vaksin tetap menunggu permintaan dari Pemerintah.
Hal ini lantaran animo masyarakat untuk vaksinasi booster ikut menurun seiring dengan kasus COVID-19 melandai.
"Kami kan ikut program Pemerintah aja. Kalau dari sisi suplai sih kami enggak ada masalah. Kapasitas produk kami sangat, sangat, tinggi, tapi kan kasus COVID-19 melandai," tambah Honesti.
"Dengan kasusnya melandai, animo orang untuk booster juga turun. Tapi sebenernya sih (vaksin) masih, masih dibutuhkan."
Selanjutnya, untuk kebutuhan vaksin IndoVac dapat langsung didistribusikan ke wilayah, tergantung dari arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Makanya, kami koordinasi dengan Kemenkes, butuhnya mereka tahun ini berapa dan kami siap untuk suplai dan distribusikan langsung," sambung Honesti.