PPKM Dicabut, Jumlah Jemaah Imlek 2023 di Tangerang Diprediksi Naik hingga 50 Persen

Kebijakan pelonggaran aturan pengendalian Covid-19, termasuk pencabutan PPKM diprediksi memicu peningkatan jumlah jemaah saat perayaan Imlek 2023 di Kota Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 16 Jan 2023, 09:00 WIB
Jumlah jemaah pada perayaan Imlek 2023 di Kota Tangerang diprediksi akan meningkat. Hal ini menyusul pelonggaran aturan pengendalian Covid-19, termasuk pencabutan kebijakan PPKM. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah jemaah di berbagai vihara dan klenteng wilayah Kota Tangerang, Banten diprediksi meningkat pada momen perayaan Imlek tahun ini. Hal ini merupakan imbas dari pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Ketua Umum Yayasan Vihara Nimmala Boen San Bio, Yuliyu memprediksi jumlah jemaah di tempatnya akan naik karena kondisi Covid-19 sudah sangat landai. Ditambah lagi Pemkot Tangerang tidak mengeluarkan aturan pembatasan jumlah jemaah selama Imlek 2023.

"Pasti, pasti ada kenaikan jumlah, diperkirakan akan ada 800-1.200 jamaah saat Imlek nanti. Itu tentu saja keluar masuk," katanya, Senin (16/1/2023).

Angka tersebut mengartikan, jumlah jemaah naik 40 sampai 50 persen. Menurutnya, umat yang mendatangi Vihara Nimmala Boen San Bio tidak hanya berasal dari Tangerang Raya saja, melainkan wilayah lain yang ada di sekitaran Tangerang.

"Selain Tangerang, umat yang beribadah di sini dari Jakarta, Bogor, Bekasi, hingga wilayah Jawa Barat," ungkapnya.

Sementara itu, menjelang Imlek 2023, warga Tionghoa di Tangerang melakukan ritual Ayak Abu di Vihara Boen San Bio. Ritual itu merupakan kegiatan membersihkan abu dupa di tempat pembakaran yang berlokasi di Jalan KS Tubun, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

"Ayak abu itu abu yang ada di pembakaran dupa dibersihkan dengan diayak agar bersih dan nanti ditaruh lagi ke tempat semula," jelas Yuliyu.

 


Tradisi Tahunan

Menurutnya, tradisi itu dilakukan satu kali dalam setahun menjelang Imlek. Tradisi tersebut dipercaya jika nantinya abu yang telah dibersihkan akan dibawa para dewa untuk naik bertemu dengan Tuhan sebagai laporan amal perbuatan umatnya.

Tradisi itu juga termasuk gotong royong umat dengan pengurus vihara, yakni membersihkannya dengan cara mengayak abu persembahyangan yang berada di dalam tempat khusus di setiap altar persembahyangan klenteng.

"Abu yang sudah bersih, kemudian akan dibawa para dewa sebagai bahan laporan kepada Tuhan. Semoga akan membawa berkah pada kehidupan pada tahun berikutnya," katanya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya