Berkat Alat Bantu Dengar, Perempuan Asal Sumut Bisa Mendengar Suara Kereta

Gangguan pendengaran membuat penyandangnya tak dapat mendengar berbagai hal termasuk suara kereta. Hal ini dapat membahayakan terutama bagi penyandang gangguan pendengaran yang tinggal di dekat jalur perlintasan kereta.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Jan 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi Telinga Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran membuat penyandangnya tak dapat mendengar berbagai hal termasuk suara kereta. Hal ini dapat membahayakan terutama bagi penyandang gangguan pendengaran yang tinggal di dekat jalur perlintasan kereta.

Seperti AP, perempuan usia 22 dari Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut). Sejak kecil ia tak dapat mendengar suara-suara termasuk suara kereta. Namun, setelah mendapatkan alat bantu dengar (ABD) kini ia bisa mendengar suara kereta dan meminimalisasi hal-hal yang tak diinginkan.

"Senang sekali sekarang suara kereta pun udah bisa terdengar,” ucapnya mengutip keterangan pers Kementerian Sosial, Selasa (17/1/2023).

AP adalah satu dari 36 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) disabilitas rungu di Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara yang mendapatkan ABD dari Kementerian Sosial RI melalui Sentra "Bahagia" di Medan.

AP telah mengalami gangguan pendengaran sejak lahir dan merasa sangat terbantu karena bisa mendengar setelah 22 tahun lamanya.

"Terima kasih karena udah ngasi alat bantu dengar ini,” tambah AP.

Berdasarkan keterangan dari beberapa PPKS, diketahui bahwa ada berbagai faktor yang menjadi penyebab gangguan pendengaran mereka, di antaranya bawaan lahir, sakit demam semasa balita dan kecelakaan.

Bantuan ABD pun tak hanya diterima oleh AP dari Batubara, tapi juga oleh PPKS yang berasal dari beberapa daerah di Sumut. Seperti Serdang Bedagai, Batubara dan Kota Pematangsiantar.


Sebelumnya

Sebelumnya kegiatan yang terlaksana atas kerja sama Sentra "Bahagia" dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas ini sudah terlaksana di Kota Medan.

Alat bantu dengar diberikan kepada 16 orang penyandang disabilitas rungu di Kota Medan dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2022.

Di samping alat bantu dengar, Sentra "Bahagia" juga memberikan ATENSI pemenuhan kebutuhan hidup layak berupa sembako kepada seluruh PPKS.


Skrining THT

Di kota lain, Kemensos melalui Sentra Wyata Guna juga berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD)/RSUP Dr. Hasan Sadikin untuk memeriksa kesehatan telinga, hidung, tenggorokan (THT) warga sekitar.

Ini merupakan program yang disebut T.H.K.L KOMUNITAS yang berupa pelaksanaan skrining kepada masyarakat secara meluas.

“Salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan divisi T.H.T.K.L dari program kami, yang memang salah satu syarat untuk peserta didik kita melaksanakan kegiatan seperti ini,” ujar dokter spesialis THT Ifiq Budiyan Nazar dalam keterangan lain.

“Harapannya bisa berkelanjutan, baik dalam bentuk penyuluhan, skrining, bahkan diagnosis ataupun bersih-bersih telinga,” tambahnya.


Diikuti 19 Peserta

Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium Sentra Wyata Guna Bandung ini diikuti oleh 19 peserta terdiri dari Penerima Manfaat (PM), Pegawai, dan Mahasiswa.

Setelah melakukan pendaftaran dengan wawancara singkat seputar keluhan yang dialami, peserta lalu diarahkan untuk diperiksa pada bagian telinganya, hingga tahap akhir tes Audiometri.

Ketua Pokja Residensial, Herny Santy menyampaikan, dengan adanya kegiatan skrining THT ini, para PM dapat meningkatkan kesadaran dalam kebersihan diri sehingga membangun pribadi yang lebih mandiri.

Tio (25) PM Penyandang Disabilitas Sensorik Netra, salah satu peserta skrining THT mengaku senang dengan perlakuan para dokter saat memeriksanya.

“Arahannya jelas, apa yang disampaikannya juga rinci, ya seneng sih jadi tau harus gimana,” katanya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya