Tahun Kelinci Air, Sucor Sekuritas Ramal IHSG Sentuh 8.300

PT Sucor Sekuritas prediksi IHSG berpotensi sentuh 8.300 pada tahun kelinci air yang akan didukung dari sentimen the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jan 2023, 13:56 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sucor Sekuritas memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh 8.300 pada 2023. Sejumlah faktor terutama sentimen global akan pengaruhi IHSG pada tahun kelinci air.

Head of Research Sucor Sekuritas, Edward Lowis prediksi IHSG dapat menyentuh 8.300 didukung faktor makro ekonomi. Dari global, Edward menuturkan, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve berpotensi turunkan suku bunga.

Sedangkan dari dalam negeri, Edward mengatakan, instrument baru Bank Indonesia (BI) yang menarik likuditas besar berpotensi turunkan yield atau imbal hasil surat utang negara (SUN). Dengan yield SUN rendah dapat menguntungkan instrumen investasi saham sehingga berpotendi dorong aliran dana masuk ke saham.

“8.300 kemungkinan besar masih bisa tercapai. Dalam short term negatif karena reopening China, short impact ada flow keluar dari Indonesia. Dana ekspor bisa masuk improve likuiditas dari bond ke saham,” ujar dia dalam diskusi virtual Indonesia Investment Education, dikutip Senin (16/1/2023).

Ia menambahkan, potensi bank sentral AS atau the Federal Reserve yang akan pangkas suku bunga pada semester II 2023 akan diikuti Bank Indonesia (BI). Dengan demikian, menurut dia itu dapat mendukung saham. “8.300 masih bisa tercapai, earning growth dua tahun terakhir sudah cukup tinggi 55 persen, 40 persen 2021 dan 2022. Tahun ini ada upside walau tidak banyak growth 6 persen dari dua tahun terakhir 40 persen-50 persen itu sudah sangat bagus,” kata dia.

Ia mengatakan, reopening China memang berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini seiring aliran dana investor asing yang keluar dari pasar saham Rp 5 triliun. Di sisi lain, valuasi IHSG menurut Edward juga masih menarik dengan price earning (PE) 13 kali.

“IHSG sekarang masih lumayan fair dibandingkan Hong Kong dan Chine, PE kelihatan lebih tinggi. Ada flow dari Indonesia ke China,” ujar dia.

Adapun sektor saham yang dapat dicermati, Edward menuturkan, sektor saham perbankan, semen, dan logam. “Earning growth outperform bank tumbuh 13 persen, semen, lalu metal mining yang proxi gold dan nikel,” tutur dia.


Pembukaan Kembali China hingga Pemilu Bayangi IHSG pada 2023

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sejumlah faktor global akan mempengaruhi pasar saham pada 2023. Sentimen tersebut antara lain pembukaan kembali China, risiko geopolitik, pemilihan umum (pemilu) dan penguatan dolar Amerika Serikat.

Sentimen tersebut juga sudah berdampak terhadap pasar saham Indonesia pada awal Januari 2023. Indeks Harga Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 2,42 persen pada 2-6 Januari 2023. Koreksi IHSG tersebut terjadi seiring China berencana impor batu bara dari Australia sehingga menekan harga batu bara. Selain itu, investor global yang mulai mengalihkan dana seiring pembukaan kembali China dan valuasi saham menarik dan laba solid menekan pasar saham Indonesia.

Di sisi lain, pasar juga berharap kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve melambat pada 2023. Hal ini juga yang terlihat dapam pertemuan FOMC. Diprediksi tingkat suku bunga yang tadinya 5,1 persen menjadi 4 persen pada 2024. “Niat bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga lebih rendah sambil pertahankan bunga tinggi menyiratkan pemerintah AS bersandar ke arah soft landing,” demikian mengutip riset Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Sabtu (!4/1/2023).

Sementara itu, saat dolar AS mencapai puncaknya, tekanan pada utang negara berkembang akan terus menurun. Dari sentimen pembukaan kembali China juga diharapkan berdampak positif untuk Indonesia.

Hal ini seiring kontribusi ekspor Indonesia mencapai 22,3 persen ke China hingga Oktober 2023 dan aliran investasi asing mengalir mencapai 15,5 persen hingga September 2022. Angka ini relatif tinggi dibandingkan ekspor ke Amerika Serikat 10,4 persen dan aliran dana investasi asing mencapai 1 persen hingga September 2022.

“Oleh karena itu kami mengharapkan pembukaan kembali China membawa manfaat bagi Indonesia dan pembukaan kembali ekonomi secara penuh kuartal II 2023 dan bertahap,”

 


Sentimen Lainnya

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sentimen lainnya yaitu risiko geopolitik yang meningkat antara Barat-China dan konflik Rusia-Ukraina.

Selain itu, ketergantungan rantai pasokan telah menjadi perhatian nasional yang bertentangan dengan globalisasi memberikan peluang bagi Indonesia.

Pemerintah mengungkapkan, industralisasi nikel menjadi besi dan baja serta bahan baku baterai kendaraan listrik meningkatkan nilai ekspor menjadi USD 35 miliar-USD 50 miliar pada 2024. Hal ini berlanjut dari sebelumnya nilai ekspor USD 1 miliar pada 2014 menjadi USD 26 miliar-USD 29 miliar pada 2022.

Sentimen lainnya Indonesia akan selenggarakan tiga pemilihan umum (pemilu) berbeda secara serentak pada 2024 yaitu pemilihan presiden, parlemen dan daerah. Hal ini siratkan aliran dana akan sangat tinggi. Perputaran uang diperkirakan meningkat saat pemilu sekitar Rp 119 triliun-Rp 270 triliun atau 0,6 persen-1,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) terutama didistribusikan pada semester II 2023.

Dalam siklus pemilu empat tahunan, secara historis, kinerja IHSG tumbuh rata-rata 14,7 persen sebelum pemilu dan 10,1 persen dalam satu tahun pemilu. "Kami tetap optimis terhadap saham sementara tetap awasi obligasi seiring puncak obligasi pada pertengahan 2023,”


Kinerja IHSG pada 9-13 Januari 2023

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kurang bergairah memasuki pekan kedua Januari 2023.  IHSG yang masih tertekan itu dibayangi aliran dana investor asing yang keluar dari bursa saham Indonesia dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/1/2023), IHSG merosot 0,64 persen ke posisi 6.641,83. Pada pekan lalu, IHSG merosot 2,4 persen ke posisi 6.684,55. Kapitalisasi pasar bursa pun terpangkas pada 9-13 Januari 2023. Kapitalisasi pasar saham susut 0,82 persen menjadi Rp 9.182,35 triliun dari pekan sebelumnya Rp 9.258,26 triliun. Meski demikian, pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian melompat tajam.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 24,04 persen menjadi Rp 11,53 triliun dari Rp 9,30 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian bursa bertambah 4,77 persen menjadi 17,23 miliar saham dari 16,45 miliar saham pada pekan lalu. Kenaikan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa 0,48 persen menjadi 1.109.809 transaksi selama sepekan dari 1.104.455 transaksi pada pekan sebelumnya.

 Investor asing melakukan aksi jual Rp 551,59 miliar pada Jumat, 13 Januari 2023. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,97 triliun. Sepanjang 2023, investor asing sudah menjual saham Rp 5,16 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan,  IHSG masih melemah 0,64 persen dipengaruhi beberapa sentimen yang sama pada pekan lalu. Koreksi IHSG terjadi dipengaruhi shifting aset dari aset berisiko yang ke aset yang minim risiko karena ada kebijakan hawkish the Federal Reserve (the Fed) yang masih akan diterapkan untuk menekan laju inflasi.

“Kemudian ada re-opening China yang diperkirakan terjadinya outflow ke negara tersebut.,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, ia memperkirakan IHSG masih bergerak menguat untuk menguji 6.677-6.728.  Untuk sektor saham yang dapat dicermati yaitu sektor teknologi dan industri.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya