Liputan6.com, Jakarta - Ekspor Indonesia secara kumulatif Januari hingga Desember 2022 mencapai USD 291,98 miliar atau meningkat 26,07 persen dibandingkan tahun 2021. Beberapa negara mencatatkan ekspor nonmigas terbesar pada periode Januari hingga Desember 2022 yaitu Tiongkok atau China sebesar USD 12,45 miliar dan India dengan nilai USD 10,1 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, Tiongkok merupakan negara yang menyumbang ekspor terbesar sepanjang 2022. Dilihat dari komoditas yang disumbang yakni barang besi dan baja, nikel dan barang daripadanya, bijih terak dan abu logam.
Advertisement
Kemudian untuk negara yang mengalami penurunan terhadap ekspor indonesia yakni Ukraina USD -380 juta, Mesir USD -205 juta, Myanmar USD -170 juta, Georgia USD -168 juta dan Rusia USD -106 juta.
"Untuk Ukraina kalau dilihat dari komoditas yang mengalami penurunan diantaranya lemak dan minyak hewan serta kertas karton dan barang daripadanya, karet dan barang karet," Ujar Margo dalam acara konferensi pers di Gedung BPS, Senin (16/1/2023).
Sementara untuk pangsa pasar ekspor non migas pada Januari-Desember 2022 Tiongkok menempati peringkat pertama sebesar USD 63,55 miliar atau 23,03 persen. Kemudian Amerika Serikat USD 28,20 miliar atau 10,22 persen dan India USD 23,30 miliar atau 8,44 persen.
Perlu diketahui menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD 38,59 miliar atau 13,22 persen, diikuti Kalimantan Timur sebesar USD 36,46 miliar atau 12,49 persen dan Jawa Timur sebesar US$24,75 miliar atau 8,48 persen.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 32 Bulan Berturut-turut
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, neraca perdagangan Indonesia di Desember 2022 mengalami surplis USD 3,89 miliar. Dengan begitu neraca perdagangan Indonesia surplus selama 32 bulan berturut-turut.
"Ini berarti neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Margo dalam konferensi pers, di Gedung BPS, Senin (16/1/2022).
surplus neraca perdagangan Indonesia di Desember 2022 ini karena dikarenakan oleh nilai ekspor yang sebesar USD 23,83 miliar lebih tinggi jika dibanding nilai impor yang tercatat USD 19,94 miliar.
Sedangkan jika dhitung secara kumulatif Januari sampai Desember 2022, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 54,46 miliar atau naik 53,76 persen dibandingkan pada 2021.
"Jadi secara tahunan ekspor kita tumbuhnya cukup impresif yaitu sebesar 53,76 persen," katanya.
Perlu diketahui secara tahunan neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus sebesar USD 5,61 miliar, sementara untuk migas mengalami defisit USD 1,73 miliar.
"Surplusnya neraca perdagangan barang masih ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas," terang dia.
Advertisement