Liputan6.com, Yogyakarta - Olahan singkong menjadi makanan tradisional seperti sawut, singkong yang diparut menggunakan parutan khusus, kemudian dikukus bersama gula merah, dinilai kurang diminati. Mahasiswa Program Studi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi UNY Ima Salisa Rodiyah memiliki ide mengolah singkong menjadi makanan kekinian berupa sawut schotel.
"Inovasi ini sekaligus pengembangan fusion food dengan salah satu makanan western yaitu macaroni schotel, menggabungkan dua unsur makanan menjadi satu hidangan baru yang digemari masyarakat,” kata Ima.
Menurutnya, dengan mengolahnya menjadi menu baru bisa menjadi inspirasi dalam pemanfaatan singkong yang mengandung sumber mineral dan kaya kalsium, fosfor, mangan, zat besi, juga kalium. Membuat sawut schotel butuh 1 kg singkong, 200 gr kornet, 6 butir telur, 400 ml susu, lada, garam, sosis/smoked beef dan keju.
Baca Juga
Advertisement
"Cara membuat Sawut Schotel, kupas dan cuci bersih singkong, lalu rendam selama kurang lebih satu jam. Parut menggunakan parutan sawut/serut dan tambahkan sedikit garam. Kukus selama kurang lebih 10 menit. Untuk adonan filling, campurkan telur dengan kornet, susu dan sosis/smoked beef, tambahkan lada garam, aduk hingga tercampur rata," ujarnya.
Ima mengatakan jika sudah matang, angkat singkong yang sudah dikukus, lalu masukkan dalam pinggan tahan panas atau alumunium cup.
"Tuang filling hingga singkong terendam, taburi dengan keju parut dan oregano sebagai bahan opsional kemudian panggang hingga kecokelatan," dia menambahkan.
Ia berharap olahan sawut schotel ini dapat mengenalkan kalangan muda makanan tradisional yang menggunakan singkong sebagai bahan dasar pembuatannya. Ditambah, dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen dan singkong menjadi tanaman utama hasil panen.