Bola Ganjil: Gerak-Gerik Deportivo La Coruna Ibarat Yoyo

Deportivo La Coruna adalah definisi klub yoyo sebenarnya. Klub Galicia itu terdegradasi enam kali dengan naik kasta dalam lima kesempatan pada periode 1957 hingga 1973, termasuk di dalamnya tujuh musim secara beruntun.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 17 Jan 2023, 00:30 WIB
Walter Pandiani bersama Deportivo La Coruna. (AFP/Miguel Ropa)

Liputan6.com, Jakarta - Deportivo La Coruna adalah definisi klub yoyo sebenarnya. Klub Galicia itu terdegradasi enam kali dengan naik kasta dalam lima kesempatan pada periode 1957 hingga 1973, termasuk di dalamnya tujuh musim secara beruntun.

Berawal pada Segunda Division 1961/1962. Deportivo tengah menjalani musim kelima di Divisi II. Dengan pengalaman dan hasrat ingin kembali bersaing di level tertinggi, mereka sukses menempati posisi teratas klasemen untuk naik ke La Liga.

Sayang Depor belum siap bermain di sana. Mereka cuma menempati peringkat 14 di 1962/1963. Posisi itu cukup untuk menjerumuskan Depor karena level tertinggi diikuti 16 tim. Meski, vonis didapat tidak secara otomatis. Mereka mesti melakoni play-off promosi/degradasi dan kalah agregat 2-4 melawan Levante.

Depor masih terlalu kuat bagi Divisi II sehingga jadi juara musim 1963/1964. Sayang setelahnya mereka tetap kewalahan menghadapi tim-tim terbaik Negeri Matador. Kali ini Depor langsung tergusur karena menempati urutan buncit.

Namun, Depor menunjukkan ketangguhan dan menguasai Segunda Division 1965/1966. Sayang pengalaman tragis terulang. Mereka terdampar di posisi terakhir La Liga 1966/1967. Namun, Depor lagi-lagi menunjukkan hegemoni dengan merajai Divisi II 1967/1968.

Pola tersebut putus pada 1968/1969. Depor menuntaskan La Liga di urutan 10, tiga angka di atas zona merah. Mereka 'baru' kembali terdegradasi musim berikutnya karena menduduki peringkat 14.

Setelahnya Deportivo sempat mapan dan berkutat di kasta teratas selama 20 tahun pada 1991-2011. Mereka bahkan jadi kekuatan utama Spanyol dengan memenangkan edisi 1999/2000 plus dua titel Copa del Rey.

Sayang belakangan Deportivo kembali tidak berkutik. Mereka kini bahkan bermain di Divisi IV.

 


10 Musim Beruntun

bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Sebelumnya bola ganjil sudah menceritakan kisah BFC Sudring dan Aris Limassol yang pergerakannya ibarat yoyo selama 10 tahun berturut-turut.

Berdiri pada 15 Juni 1935, BFC Sudring mayoritas menghabiskan hidup di ajang lokal Berlin. Mereka terus bersaing sampai momen unik hadir tidak lama selepas Perang Dunia II.

BFC Sudring mengawali 1950/1951 di Oberliga Berlin, kasta tertinggi sistem kompetisi sepak bola Jerman di Berlin Barat mulai 1945 hingga terbentuknya Bundesliga tahun 1963. Mereka gagal bicara banyak dan terdampar di dasar klasemen sehingga tergusur ke Amateurliga Berlin.

Klub dengan seragam kebesaran putih itu lalu menduduki peringkat dua untuk kembali naik. Namun, BFC Sudring langsung tergusur karena menempati posisi 11 Oberliga Berlin 1952/1953. Pola tersebut berlanjut hingga 1959/1960.

BFC Sudring akhirnya memutus siklus usai menguasai urutan tujuh Oberliga Berlin 1960/1961 untuk bertahan di sana pada edisi berikutnya.

Di balik periode ini, BFC Sudring sukses mencatat prestasi dengan menjuarai Amateurliga Berlin 1953/1954 dan 1955/1956.

 


Bukan Juara Divisi I

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Aris Limassol menyamai capaian unik BFC Sudring pada era modern. Mereka menjalani periode naik turun kasta dari Liga Siprus ke Divisi I dalam 1996/97 hingga 2005/2006.

Namun, tidak seperti BFC Sudring, Aris Limassol gagal memenangkan Divisi I saat promosi dalam periode tersebut.

Aris Limassol sempat kembali menjalani periode turun naik meski tidak sampai 10 kali beruntun. Di sini mereka justru mampu juara Divisi I pada 2010/2011 dan 2012/2013.

Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya