Emiten Hijab Aa Gym Realisasikan Belanja Modal Rp 143,53 Miliar

Emiten hijab Aa Gym PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) telah merealisasikan dana IPO Rp 143,53 miliar. Buat apa saja?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2023, 20:40 WIB
Saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk resmi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ZATA.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten hijab Aa Gym PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) telah merealisasikan 86,6 persen dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Perseroan memperoleh dana bersih Rp 165,75 miliar dari IPO. Per 31 Desember 2022, Bersama Zatta Jayatelah merealisasikan Rp 143,53 miliar. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/1/2023), perseroan telah mengalokasikan Rp 28,8 miliar untuk penyetoran modal entitas anak yakni PT Bersama Dauky Mulya (BDM), sesuai dengan rencana alokasi.

Kemudian sebesar Rp 114,73 miliar dana hasil IPO telah dialokasikan sebagai penyertaan modal entitas anak yakni PT Bersama Zatta Mulya (BZM), yang juga sesuai dengan rencana alokasi dalam prospektus IPO. Dengan begitu, dana hasil penawaran umum saat ini tersisa Rp 22,22 miliar.

Besaran ini akan dialokasikan untuk pelunasan utang bank. Pada perdagangan hari iin, saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk terkoreksi 2 poin atau 1,98 persen ke posisi 99. Saham ZATA dibuka pada posisi 99 dan bergerak pada rentang 97—102.

Dalam rangka IPO perseroan melepas 1,7 miliar saham setara dengan 20,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp 100 per saham. Sehingga dana yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp 170 miliar.

Setelah dikurangi biaya penawaran umum sebesar Rp 4,25 miliar, hasil bersih yang dikantongi perseroan dari pasar modal menjadi Rp 165,75 miliar.

 

 


Jadi Pionir, Bos Bersama Zatta Jaya Ajak Pemain Industri Fesyen Muslim Melantai di Bursa

Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) 2022 digelar dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk halal dan kiblat fesyen muslim dunia.

Sebelumnya, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis 10 November 2022.

Direktur Utama PT Bersama Zatta Jaya Tbk, Elidawati mengatakan, hadirnya perseroan sebagai pionir industri fesyen muslim di Bursa, diharapkan dapat membangkitkan semangat industri fesyen tanah air untuk semakin maju, berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Saat ini kami yakin banyak sahabat kami yang layak dan berpotensi IPO. Mudah-mudahan akan mengikuti kami untuk tercatat di BEI,” kata dia dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham ZATA dan KETR, Kamis (10/11/2022).

Elidawati menambahkan, langkah perseroan untuk masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik. HAl-hal itu diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder ke depannya.

Sebelumnya, dalam rangka IPO perseroan melepas 1,7 miliar saham setara dengan 20,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp 100 per saham. Sehingga dana yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp 170 miliar.

Rencananya, sekitar 13,4 persen dari dana IPO itu akan digunakan untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan perseroan terkait dengan fasilitas Kredit Modal Kerja di PT Bank Raya Indonesia Tbk.

Sekitar 47,79 persen untuk belanja modal ekspansi pembukaan toko baru dan sisanya 38,81 persen untuk modal kerja termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.


Prospek Industri

Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) 2022 digelar dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk halal dan kiblat fesyen muslim dunia.

Menurut data dari Fitch Solutions, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki hingga tahun 2026 diprediksi akan terus bertumbuh dengan rata – rata pertumbuhan 7,5 persen setiap tahunnya menjadi Rp 469,3 triliun (USD 34,7 miliar) pada 2026.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia. Hal ini mendorong perseroan menangkap peluang menghadirkan brand fesyen muslim, membangun pusat distribusi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi kebutuhan market muslim di Indonesia.

“Dengan menghadirkan produk-produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif diharapkan perseroan dapat memenuhi kebutuhan segmen market muslim yang luas, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya berkontribusi lebih bagi negara lewat pajak yang dibayarkan”, tutup Elidawati.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya