Naik 14 Persen pada 2022, Wisata Spontan Makin Diminati Saat PPKM Berakhir

Urutan pertama tujuan wisata spontan pada Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 masih dikuasai Bali.

oleh Henry diperbarui 18 Jan 2023, 09:01 WIB
Ilustrasi liburan. (dok. Jeshoots.com/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta - Berwisata secara dadakan atau wisata spontan jadi tren wisata yang makin banyak diminati. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan wisata spontan atau impulsive tourism mengalami peningkatan sebesar 14 persen pada 2022.

"Ada lebih dari 2,4 juta pemesanan satu hari sebelum perjalanan dia baru memesan, atau justru pada hari perjalanan dia baru memesan," ungkap Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 16 Januari 2023.

Adapun wisata spontan merupakan konsep berwisata yang tidak direncanakan. Wisatawan bisa secara mendadak berpikir untuk traveling pada sore hari, lalu memutuskan berangkat pada pagi hari selanjutnya.

Menurut Sandiaga, dalam urutan pertama tujuan wisata dadakan pada Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 ini masih dikuasai Bali, kemudian tujuan lainnya adalah Bandung, Jogja, Jakarta, dan Semarang turut menjadi tujuan unggulan. Sedangkan destinasi spiritual dan budaya menjadi destinasi dengan daya tarik kuat.

Tren wisata ini diyakini akan semakin terpacu dengan adanya penghentian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah. "Tren wisata spontan kami yakini akan mempercepat pencapaian 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara dengan nilai kontribusi PDB pariwisata di atas 4 persen," terang pria yang biasa disapa Sandi ini.

Selain itu, Sandiaga melanjutkan, desa wisata juga menjadi pilihan wisatawan yang melakukan wisata spontan. Beberapa pendapatan desa wisata bahkan meningkat tajam.

 

 


Desa Wisata dan UMKM

Ilustrasi Liburan | unsplash.com/@tronle_sg

Dia mencontohkn Desa Wisata Tinalai di Kabupaten Kulon Progo, Yogtakarta, yang kunjungannya meningkat dari 3.300 wisawatan menjadi 6.000 wisatawan. Sedangkan pendapatannya meningkat dari Rp67 juta menjadi Rp337 juta.

Contoh lainnya adalah kunjungan wisata di Desa Wisata Sembungan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yang meningkat dari 105 ribu menjadi 140 ribu. Sandi menyebut penjualan produk UMKM juga meningkat hingga 40 persen.

"Kami ingin wisata spopntan menjadi momentum kita untuk mengambil keputusan agar kebijakan-kebijakan bisa disesuaikan. Apa yang diperlukan? Gencarkan promo produk pariwisata," ucap Sandiaga.

Tren perjalanan wisata secara spontan secara kuantitatif memberikan kontribusi cukup besar dalam mendorong pergerakan wisatawan nusantara. Oleh karenanya Sandi mengimbau agar ketersediaan kursi transportasi seperti pesawat dan kereta harus ditingkatkan.

Untuk itu, Kemenparekraf akan terus melakukan koordinasi dengan Kemenhub dan berbagai pihak terkait penambahan ketersediaan kursi baik dari luar maupun dalam negeri, serta penambahan kapasitas transportasi darat (kereta api, bus) dan laut.


Tren Baru

Menparekraf Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, 16 Januari 2023.  (Liputan6.com/Henry)

Pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun belakangan ini memang sempat membuat dunia wisata terpuruk. Di sisi lain, pandemi juga menciptakan pola tren wisata baru di masyarakat sepanjang awal pandemi masuk ke Indonesia pada 2020 hingga memasuki masa pemulihan pada 2022.

Relaksasi perjalanan wisata turut memicu kebangkitan industri pariwisata. Namun, kehati-hatian dalam menghadapi tantangan ekonomi global, khususnya ancaman resesi pada 2023 juga perlu diantisipasi.

Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, ada sejumlah tren wisata yang terjadi di masa pandemi saat masih banyak terjadi pembatasan. Di saat pandemi sudah mulai mereda dan peraturan sudah lebih longgar, tren wisata 2023 diyakini bakal berubah lagi.

"Berdasarkan data yang kita punya dan pelajari ada sejumlah tren baru saat pandemi lalu, seperti minat staycation yang semakin meningkat dan diminati," terang Sandiaga dalam Webinar Nasional tiket.com bertajuk New Paradigm of Indonesia Tourism Industry Trend 2023, Selasa, 13 Desember 2022.

Berikut tren wisata yang terjadi selama masa pandemi menurut Pusat Data dan Informasi Kemenparekraf RI bekerja sama dengan tiket.com.

1. Closer

Pariwisata domestik menunjukkan tanda positif di beberapa pasar karena wisatawan berniat melakukan perjalanan ke tujuan wisata terdekat. Wisatawan lebih memilih untuk staycation atau mengunjungi destinasi yang dekat dengan rumah mereka.

 


2. New Concern

Ilustrasi traveling. Sumber foto: unsplash.com/Guilherme Stecanella.

Aspek kesehatan dan kebijakan menjadi perhatian utama wisatawan. Menurut Sandiaga, faktor kebersihan, termasuk CHSE, di tempat wisata jadi salah satu pertimbangan wisatawan saat berlibur atau mengunjungi destinasi wisata.

3. Gateway

Wisata alam, desa wisata, dan perjalanan darat tampaknya menjadi pilihan perjalanan yang popular selama pandemi karena pembatasan perjalanan dan pencarian pengalaman perjalanan (udara terbuka/luar ruangan).

4. Last Minutes

Last minute lebih dipilih karena tingkat volatilitas pandemi dan pembatasan perjalanan. Saat membeli tiket pesawat atau kereta misalnya, banyak yang lebih memiih beberapa hari atau bahkan sehari sebelum waktu perjalanan yang dipilih karena harganya biasanya jauh lebih terjangkau.

5. Younger Traveler

Segmen wisatawan yang lebih muda (milenial dan Gen Z) lebih dominan dalam berpergian selama masa pandemi dan pemulihan.pandemi.

6. More Responsible

Wisatawan berdampak positif yang penting bagi masyarakat lokal dalam pencarian keaslian untuk pariwisata berkelanjutan sehingga masyarakat lokal lebih diuntungkan.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya