Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun di awal perdagangan pada Senin, namun penurunannya tak begitu dalam dan mampu bertahan mendekati level tertinggi sejak awal tahun.
Harga minyak dunia mampu bertahan karena pelaku pasar sangat optimistis bahwa pembukaan kembali China akan mengangkat permintaan bahan bakar. Seperti diketahui, China merpakan importir minyak mentah utama di dunia.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (17/1/2023), harga minyak mentah Brent turun 36 sen atau 0,4 persen menjadi USD 84,92 per barel pada pukul 01.16 GMT. Sementara harga minyak West Texas Intermediate AS berada di USD 79,65 per barel, turun 21 sen atau 0,3 persen di tengah tipisnya perdagangan selama hari libur AS.
Kedua kontrak minyak yang menjadi patokan dunia ini naik lebih dari 8 persen minggu lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober.
Kenaikan ini terjadi setelah impor minyak mentah China naik 4 persen year-on-year di bulan Desember sementara perjalanan Tahun Baru Imlek mencerahkan prospek bahan bakar transportasi.
Analis ANZ dalam sebuah catatan menuliskan, tingkat lalu lintas di China terus pulih dari rekor terendah setelah pelonggaran pembatasan COVID-19, menghasilkan permintaan yang lebih kuat untuk minyak mentah dan produk minyak.
Rebound permintaan domestik diperkirakan akan menyebabkan penurunan ekspor produk minyak olahan China sebesar 40 persen pada Januari dari angka Desember, dipimpin oleh bensin, kata sumber perdagangan dan analis.
"Meskipun masih ada banyak optimisme seputar permintaan China, dalam waktu dekat pasar minyak tetap dipasok dengan relatif baik," kata analis ING dalam sebuah catatan.
"Kami melihat kenaikan lebih lanjut dari kuartal II 2023, karena pasar semakin ketat."
OPEC
Minggu ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional akan merilis laporan bulanan mereka, diawasi ketat oleh investor untuk prospek permintaan dan pasokan global.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, atau sering disebut OPEC+ juga akan bertemu pada Februari untuk menilai kondisi pasar, dan ada beberapa kekhawatiran bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi minyak lagi untuk mengangkat harga setelah penurunan baru-baru ini.
OPEC+ telah mengumumkan pengurangan produksi 2 juta barel per hari pada bulan Oktober karena harga minyak global turun di bawah USD 90 per barel.
Investor juga akan mengamati pertemuan utama Bank of Japan (BOJ) minggu ini untuk menentukan apakah akan mempertahankan kebijakan stimulusnya yang sangat besar.
Advertisement