Sri Mulyani Pamer Kinerja APBN 2022 : InsyaAllah 2023 Dapat Dikelola Dengan Baik

Sri Mulyani : APBN 2023 tetap akan menjadi instrumen penting menjaga ekonomi dan rakyat dari resiko resesi dunia dan guncangan geopolitik.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Jan 2023, 11:31 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sambutannya dalam acara Conference on Public Finance and Treasury 2022, Rabu (14/12/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan kinerja APBN selama tahun 2022. 

Dia mengatakan, APBN 2022 menjadi instrumen penting melindungi rakyat dan ekonomi (shock absorber dan counter cyclical) sejak pandemi dan masa pemulihan, ditambah dengan kondisi ekonomi dunia yang menantang dan kompleks. 

Indonesia pun berhasil melalui tahun 2022 dengan pemulihan ekonomi yang kuat, tumbuh 5,7 persen di kuartal III 2022.

"APBN 2022 memberikan bansos hingga Rp. 461 Triliun dan subsidi BBM Listrik dan LPG mencapai Rp. 555 Triliun. Anggaran sangat besar tersebut untuk melindungi rakyat dari guncangan global," tulis Sri Mulyani di Instagram, dikutip Selasa (17/1/2023). 

"APBN 2022 juga mulai pulih dan sehat. Penerimaan Negara naik Rp 615 Triliun (tumbuh 30,6 persen) mencapai Rp. 2626,4 triliun atau 115 persen dari target," sambung Menkeu, dalam unggahan potret kehadirannya di Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Senin (16/1) tentang evaluasi kinerja APBN 2022 dan Pelaksanaan APBN 2023.

Adapun Belanja Negara yang mencapai Rp. 3091 Triliun atau naik 10 persen, dan defisit menurun tajam sebesar Rp. 310,7 triliun menjadi 2,38 persen PDB jauh lebih rendah dari rencana awal 4,5 persen PDB dan turun dibawah 3 persen PDB lebih cepat satu tahun dari aturan UU 2/2020.

Menkeu optimis, "APBN 2023 tetap akan menjadi instrumen penting menjaga ekonomi dan rakyat dari resiko resesi dunia dan guncangan geopolitik".

"Anggaran pendidikan mencapai Rp 612 triliun - Perlindungan sosial Rp 476 triliun, Kesehatan Rp 178 triliun, Ketahan Energi Rp 341 triliun, Ketahanan Pangan 104 triliun, Infrastruktur Rp 392 triliun," ungkapnya.

Sri Mulyani juga menyerukan agar semua Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah semakin baik dan tepat mengelola anggarannya - tepat sasaran, tepat waktu, tepat kualitas dan akuntabel, serta tidak ada korupsi.

"Insyallah 2023 dapat kita kelola dengan baik dengan sikap OPTIMIS namun WASPADA. APBN adalah #uangkita - dari Pajak yang anda bayar dan untuk membangun seluruh Indonesia,"' tutup Sri Mulyani.


Sri Mulyani: 43 Persen Negara di Dunia Jatuh Resesi 2023

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun 2023 harus optimis namun tetap waspada. Catatan ini disampaikan karena sepertiga dunia akan mengalami resesi.

"Tantangan 2023 instruksi dari presiden harus optimis tapi waspada. Optimis karena pencapaian kita luar biasa di 2022. Aaspada karena tahun 2023 sepertiga dunia akan mengalami resesi atau 43 persen negara akan mengalami resesi menurut proyeksi IMF," kata Menkeu dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Oleh karena itu, Sri Mulyani menegaskan harus menjaga momentum pemulihan. Untuk belanja 2023 terutama belanja ketahanan pangan dialokasikan Rp 104,2 triliun.

Kemudian, belanja di sektor sosial, perlindungan sosial Rp 476 triliun ini sama atau setara dengan apa yang dibelanjakan tahun lalu. Anggaran ini untuk melindungi masyarakat dari guncangan dan untuk menjaga agar produksi energi bisa ditangani.

Sama halnya dengan infrastuktur, disediakan alokasi sebesar Rp 392 triliun. Sedangkan, belanja untuk kesehatan Rp 178 itu untuk non covid. Untuk pendidikan dialokasikan Rp 612 triliun.

Sementara, tahun 2023 Pemerintah tetap membelanjakan untuk proses Pemilu sebesar Rp 21,68 triliun dan juga untuk belanja dalam rangka mempersiapkan IKN Rp 23,9 triliun terutama untuk infrastrukturnya Rp 21 triliun.

"Itu lah belanja penting di tahun 2023 yang sangat diharapkan bisa menjaga ekonomi Indonesia dari ancaman guncangan yang terjadi pada di sisi global, baik kenaikan harga inflasi maupun perlemahan ekonomi dari negara lain," pungkas Menkeu.


Jaga Ekonomi Indonesia, Sri Mulyani dan Bankir Bagi Tugas

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Sentral Negara G20 membahas beberapa agenda utama, dalam pertemuan kedua IMF-World Bank Group (WBG) 2022 dan 2nd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG). Dok Kemenkeu

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta para bankir bersiap menghadapi berbagai tantangan yang ada di 2023. Kondisi ekonomi Indonesia dan global diperkirakan tak akan lebih baik dibanding tahun lalu. 

Oleh karena itu, Menkeu mengajak para bankir bekerja sama menjaga resiliensi perekonomian Indonesia. Pemerintah akan mengelola melalui APBN, sedangkan Bankir menjaga sektor keuangan agar tetap stabil.

“Naik turun, sehat tidak sehat ekonomi kita, sangat bergantung kepada perbankan hari ini 2023. Jadi kalau saya juga menjaga APBN, tolong jaga bank anda secara baik-baik,” kata Sri Mulyani dalam CEO Banking Forum di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Memasuki awal 2023, dia berharap para bankir dapat mengambil banyak pelajaran dari situasi yang dihadapi di tahun sebelumnya. Semisal disrupsi kenaikan harga komoditas, inflasi, kenaikan suku bunga, dan meningkatnya cost of fund akibat kondisi geopolitik Rusia-Ukraina.

Sri Mulyani mengingatkan prediksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun di tahun 2023 yakni hanya 2,7 persen. Prediksi ini menjadi kewaspadaan dari kondisi dunia yang kurang menggembirakan dengan adanya kemungkinan inflasi dan resesi, juga masalah debt sustainability di berbagai negara.

“Saya berharap anda bukan orang yang kedandapan menghadapi 2023. Jadi saya juga berharap anda thinking ahead,” katanya.


Dunia Dalam Situasi Sulit

Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Keadaan ekonomi dunia memang dalam situasi yang sulit. Kondisi geopolitik juga mudah berubah karena adanya perubahan lingkungan, perubahan iklim, dan digital ekonomi.

Sehingga dia meminta kewaspadaan dapat disikapi tanpa paranoid dan pesimis. Optimisme tetap dapat terbangun dengan bekal 2022 yang telah ditutup dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik.

“Jangan salah arah, jangan salah kompas, jangan salah bersauh,” pungkasnya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya