Pasar Kripto Reli Panjang, Analis Ingatkan Risiko Jebakan

Meski pasar kripto masih melanjutkan reli kencang, tetapi analis peringatkan masih ada risiko Bull Trap yang bisa terjadi.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 17 Jan 2023, 10:58 WIB
Harga bitcoin yang menguat sejak 12 Januari 2023 memberikan harapan kepada investor. Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali 2023, pasar kripto nampak bergairah. Terbukti harga Bitcoin (BTC) kembali capai level psikologis di atas USD 20.000 atau sekitar Rp 300 juta (asumsi kurs Rp 15.123 per dolar AS) dalam beberapa hari terakhir.

Tim analis Tokocrypto melihat kenaikan market ini didorong oleh indeks dolar AS (DXY) yang mendingin dan data inflasi AS yang positif dalam laporan Consumer Price Index (CPI) terbaru dirilis pekan lalu, menjaga laju kripto yang lebih tinggi.

Data inflasi AS diumumkan turun sesuai dengan prediksi menjadi sebesar 6,5 persen. Laju inflasi yang lebih lambat kemungkinan akan membuka jalan bagi The Fed untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin dari 50 bps pada bulan Desember 2022.

Sejak harga Bitcoin naik ke level tertinggi tahunan pada 12 Januari lalu, banyak investor dan trader yang meyakini USD 15.600 atau setara Rp 235,9 juta merupakan titik bawah BTC yang baru.

"Kenaikan harga BTC juga memompa kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan hingga hampir menyentuh USD 1 triliun. Ini juga menjadi menambah kepercayaan diri pelaku pasar kripto, sehingga sentimen market kembali positif," jelas Tim Analis Tokocrypto, dalam siaran pers dikutip Selasa (17/1/2023)

Di sisi lain, ada kenaikan dari Fear and Greed Index yang berhasil menyentuh level 45 pada Senin, 16 Januari 2023 atau naik 20 poin dari tujuh hari sebelumnya. 

Pencapaian market pada pekan lalu, bisa dilabeli sebagai “green weekend”, karena keseluruhan aset kripto mengalami kenaikan yang cukup signifikan, baik Bitcoin maupun altcoin pada penutupan kandil mingguannya.

Ancaman Bull Trap dan Overbought

Dari analisis teknikal, Bitcoin tampaknya sudah masuk dalam zona resistensi yang berada di kisaran angka USD 21.000 atau setara Rp 317,5 juta. Namun, di sisi lain ada ancaman bull trap yang harus diwaspadai investor.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Ancaman Bull Trap

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Tekanan beli tinggi menjadi faktor utama naiknya harga Bitcoin, hal tersebut terlihat dari kenaikan Relative Strength Index (RSI) yang berhasil menyentuh level 50. Jika sinyal RSI berada di atas 50, tren sedang naik.

Di sisi lain, tim Analis Tokocrypto melihat dari RSI BTC sudah menunjukkan sinyal overbought menuju level di bawah 50. Dengan sinyal tersebut harga BTC diproyeksikan akan kembali terkoreksi. Overbought sudah sering terjadi di market kripto, ketika harga aset sudah mencapai reli panjang, akan mengalami sedikit koreksi dan ada kemungkinan bisa bull run.

Di samping itu, sikap The Fed juga menjadi penentu masa depan market kripto. Jika melihat pergerakan suku bunga pada pertemuan FOMC di Februari mendatang terjadi kenaikan sebesar 50 basis poin, maka masih berada di jalan yang panjang untuk menekan inflasi AS pada tahun ini.

Secara mayoritas, para ahli percaya kenaikan suku bunga dan kebijakan moneter yang lebih ketat tidak akan memungkinkan Bitcoin untuk pulih secara tajam dalam waktu dekat. Seperti di pasar yang tidak pasti seperti ini, investor tidak akan memilih untuk berinvestasi atau membeli aset berisiko, seperti Bitcoin.


Harga Kripto pada Selasa 17 Januari 2023

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Selasa (17/1/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona hijau dengan kenaikan signifikan.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa, 17 Januari 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat 1,70 persen dalam 24 jam terakhir dan 23,27 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 21.195 per koin atau setara Rp 320,6 juta juta (asumsi kurs Rp 15.127 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) masih menguat. ETH naik 2,35 persen dalam sehari terakhir dan 10,86 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 23,9 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali terkoreksi Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 0,25 persen, tetapi masih menguat 10,45 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 4,54 juta per koin. 

Kemudian Cardano, masih bertahan di zona hijau. Dalam satu hari terakhir ADA naik tipis 0,85 persen dan 11,31 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.324 per koin.

 


Harga Kripto Lainnya

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Adapun Solana (SOL)  masih menguat dalam satu hari terakhir sebesar 4,28 persen dan 46,00 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 362.294 per koin.

Sedangkan XRP berhasil kembali menguat. XRP naik 1,41 persen dalam 24 jam dan 11,39 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 5.887 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini kembali terkoreksi. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 1,16 persen, tetapi masih menguat 11,30 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.272 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 991,3 miliar atau setara Rp 14.995 triliun. 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya