Peduli Privasi, Apple Ternyata Kumpulkan Data Pengguna Ini Cara Membatasinya

Meski peduli privasi penggunanya, Apple ternyata juga mengumpulkan data pengguna untuk bisnis iklan. Begini cara menghentikannya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 17 Jan 2023, 19:00 WIB
Sungguh ironis, sebab di awal kehadiran iPhone 5C, Apple tampak sangat optimis handset 'murah' perdananya itu akan mendapat sambutan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Selama bertahun-tahun, Apple memposisikan diri sebagai perusahaan yang mengutamakan privasi. Apple bahkan berselisih dengan penegak hukum karena menolak membuka enkripsi smartphone, pesan, dan panggilan FaceTime-nya.

Namun, belum lama ini Apple didorong untuk memaksimalkan keuntungan dengan meningkatkan layanan berlangganan seperti Apple Music, iCloud, hingga Apple TV. Bisnis periklanan perusahaan pun turut berkembang.

Gara-gara hal ini, pengguna Apple mulai melihat lebih banyak iklan di beberapa aplikasi Apple. Sekadar informasi, seperti Facebook kini Apple mengumpulkan beberapa data pengguna.

Meski ini dilakukan buat bisnis, namun pengumpulan data meningkat ke layanan dan iklan, sehingga membuka pintu untuk pengumpulan data yang lebih besar.

Pendiri lembaga think tank Denmark Data Ethics EU Pernille Tranberg mengatakan, Apple adalah yang pertama memblokir cookie pelacakan pihak ketiga di browsernya dan secara umum mengutamakan privasi.

Namun, menurutnya saat perusahaan mengembangkan bisnis periklanan, kemungkinan ada peningkatan pengawasan terhadap praktik dan informasi yang dimilikinya tentang pengguna.

Dalam berbagai kasus, Apple menyebut pihaknya merancang sistemnya untuk memproses sebagian besar data pengguna di iPhone dan iPad, serta tidak mengirimkannya kembali ke server perusahaan.

Misalnya, Game Center merekomendasikan teman kepada pengguna berdasarkan informasi di ponsel. Data ini tidak dikirimkan ke Apple. Sementara, ringkasan pengeluaran yang dibuat oleh Apple Card didasarkan pada riwayat transaksi yang dibuat di ponsel pengguna.

Apple juga menyebut sudah memperkenalkan teknik untuk menghentikan pengumpulan informasi yang terlalu banyak tentang pengguna. Meski pengguna perlu izinkan Apple mengakses lokasi realtime untuk bisa memakai fitur petanya.

Meski begitu, penggunaan Apple Maps ditautkan ke pengidentifikasi yang terus berputar beberapa kali per jam dan tidak ditautkan ke Apple ID pengguna sehingga lebih sulit identifikasi seorang individu.

Apple Book di sisi lain, pengidentifikasinya seperti ID hardware, alamat IP ponsel, serta Apple ID pengguna yang dicatat saat pengguna mengunduh buku.


Data Apa Saja yang Diperoleh Apple?

Sebuah iPhone X terbaru dipajang di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X dijual dengan harga 15 hingga 20 juta rupiah tergantung kapasitas memori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Apple mulai menjual iklan di App Store pada 2016. Sejak itu Apple memperluas kehadiran iklan ke Apple News, Stocks, dan Apple TV. Iklan-iklan ini muncul ketika pengguna mencari berbagai hal di tab Apple Store dan saat pengguna mencari aplikasi.

Apple menyebut, lebih dari 600 juta orang memakai App Store tiap minggunya. Iklan pun jadi bisnis yang kian menjanjikan buat Apple.

Iklan di Apple muncul dalam dua bentuk. Iklan kontekstual yang muncul ketika pengguna mencari aplikasi.Lalu ada iklan terpersonalisasi, berdasarkan ketertarikan dan data pengguna.

Menurut kebijakan perusahaan, perusahaan tidak mengombinasikan data dari perusahaan lain alias data pihak ketiga. Mereka hanya memakai data yang dikumpulkan dari perangkat, untuk menampilkan iklan. Banyak pihak di industri periklanan mempercayai data yang dikumpulkan dari pihak pertama jadi garis depan bagi bisnis periklanan.

Tranberg mengatakan, "Kompetisi akan terjadi antara cookies pihak pertama atau data pihak pertama, dan apa yang dikumpulkan Apple sangatlah banyak. Data-data tersebut adalah yang diberikan pengguna ketika mereka mendaftar atau memakai sebuah layanan."


Untuk Iklan Tertarget

iPhone 14 Pro Max with Software iOS 16 (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Iklan kontekstual berdasarkan informasi perangkat (termasuk bahasa di keyboard serta operator mobile) hingga data lokasi jika pengguna memilih membagikannya dengan aplikasi.

Sebaliknya, ketika pengguna mengaktifkan periklanan terpersonalisasi, mereka dikelompokkan ke dalam grup yang terdiri dari setidaknya 5.000 orang yang memiliki karakteristik yang sama, kemudian menampilkan iklan. Segmen ini bisa didasarkan pada nama, alamat, usia, jenis kelamin, dan perangkat yang terdaftar di Apple ID.

Dokumen perusahaan menyebut, aktivitas penelusuran juga dipakai untuk membantu menentukan iklan yang bisa ditampilkan ke pengguna.

"Aktivitas penjelajahan App Store mencakup konten dan aplikasi yang diketuk dan lihat saat menjelajah App Store. Informasi ini dikumpulkan di seluruh pengguna, sehingga tidak mengidentifikasi Anda," kata dokumen perusahaan.

Menurut pengembang aplikasi dan peneliti keamanan Tommy Mysk, data ini berpotensi meluas, apalagi semuanya dipantau dan dikirim ke Apple hampir secara real time.


Data Bisa Identifikasi Pengguna

Tampilan iPhone 14 Pro series (Foto: Apple Newsroom)

Menurut penelitian Mysk, data analitik pun bisa dipakai untuk mengidentifikasi orang. "Apple Store istimewa karena tidak ada pilihan lain," tuturnya.

Apple mengklaim pada kuartal pertama tahun lalu, 78 persen pencarian di Apple Store di mana orang bisa melihat iklan dari perangkat yang personalisasinya dimatikan. Menurut Apple, tingkat konversi untuk pengiklan pada dasarnya sama untuk iklan yang dipersonalisasi dan iklan kontekstual.

Sementara itu, kebijakan untuk Siri saat pengguna memakai layanan itu menyebut, permintaan pengguna dihubungkan dengan pengindentifikasi acak dan bukan Apple ID.

Menurut perusahaan pengidentifikasi acak ini tidak dihubungkan dengan data Apple apa pun, tidak dijual, dan tidak dipakai untuk mengembangkan profil marketing.


Cara Batasi Data yang Dikumpulkan Apple

Ilustrasi iPhone 14/Shutterstock-sergey causelove.

Sangat mungkin bagi pengguna untuk tidak ikut menampilkan iklan yang dipersonalisasi oleh Apple di App Store, News, TV, dan Stocks.

Jika kamu ingin mematikan iklan yang dipersonalisasi di iOS, kamu bisa membuka Setting > Privacy & Security > Apple Ads dan nonaktifkan Iklan yang Dipersonalisasi.

Menu ini juga memungkinkan jika pengguna mau mengaktifkan personalisasi, melihat informasi penargetan iklan yang dipakai Apple untuk menampilkan iklan tertentu pada pengguna.

Pengguna juga bisa mengubah pengaturan pengidentifikasi yang ditautkan ke pengguna pada aplikasi Apple News dan Stocks. Caranya pada Setting, setiap detail aplikasi, kamu bisa mengaktifkan opsi untuk menyetel ulang pengenal yang dilaporkan ke publisher.

Pada bagian Privacy & Security, mungkin perlu pertimbangkan Analytics & Improvements. Dalam pengaturan ini kamu bisa menghentikan pengumpulan data analitik iPhone dan iCloud yang katanya dipakai untuk membantu meningkatkan produk dan layanannya.

Albert Fox Cahn, direktur eksekutif lembaga hak sipil dan privasi Surveillance Technology Oversight Project mengatakan, kamu bisa meluangkan waktu untuk meninjau ulang izin dari aplikasi yang dimiliki pada menu Privacy & Security.

"Sangat mungkin mengubah setting lokasi, meninjau aplikasi apa saja yang bisa melihat lokasi, dan menghentikan aplikasi pihak ketiga seperti Facebook, dari upaya melacak aktivitas melalui iPhone," katanya.

(Tin/Ysl)

Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya