Liputan6.com, Kendari - Awal 2023, terjadi dua kasus kebakaran hutan dengan luas lahan cukup besar di wilayah Sulawesi Tenggara. Keduanya, berada di wilayah Kabupaten Konawe Selatan dan Konawe.
Kebakaran pertama, terjadi di wilayah Taman Nasional rawa Aopa Watumohai (TNRAW), Sabtu (14/1/2023) hingga Minggu (15/1/2023). Luas kebakaran mencapai belasan hektare, menghanguskan area savana yang berada di sekitar jalan poros Kendari-Bombana.
Akibat kebakaran ini, aktivitas lalu lintas sempat terganggu. Pengendara yang melintas dari dua arah, sempat berhenti karena asap tebal dan api menghalangi jarak pandang.
Kepala Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Ali Bahri mengatakan, dugaan penyebab kebakaran karena ulah oknum. Diduga, kebakaran terjadi karena sengaja dibakar.
Baca Juga
Advertisement
"Namun, kami masih lakukan penyelidikan," ujar Ali Bahri, Minggu (15/1/2023).
Kebakaran kedua, terjadi di wilayah Puriala, Kabupaten Konawe, Senin (16/1/2023) malam. Sekitar, 50 hektare luas lahan semak belukar, terbakar sejak pukul 20.00 Wita hingga tengah malam.
Kebakaran ini, juga nyaris mencapai pemukiman penduduk. Namun, tindakan cepat Polsek, masyarakat dan anggota Manggala Agni, berhasil memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Kapolsek Puriala, Iptu Hamsar menyatakan pihaknya berupaya memadamkan api agar tak masuk kepemukiman. Selain itu, pihaknya juga mencari sumber api dan mengidentifikasi penyebab.
"Saat ini, cuaca kami duga menjadi faktor penyebab. saat ini, wilayah kecamatan Puriala, sedang panas. Sehingga, ketika ada dugaan percikan api akibat disengaja, bisa membakar cepat," kata Iptu Hamsar.
Kebakaran pada dua lokasi, sudah berhasil dipadamkan. Namun, pihak Manggala Agni Daops Sulawesi Tenggara sudah menyiagakan dua regu pada dua lokasi untuk mengantisipasi potensi kebakaran lanjutan.
Manggala Agni Turunkan 2 Regu
Tim Manggala Agni Daerah Operasi Sulawesi Tenggara bergerak cepat menurunkan tim pemadam api pada dua lokasi. Diketahui, Manggala Agni Sulawesi tenggara kerap memadamkan api di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di perbatasan Bombana dan Konawe Selatan.
Kepala Manggala Agni Daops Sulawesi Tenggara Yanuar Fanca Kusuma menyatakan, pihaknya sudah menurunkan dua regu pada TNRAW dan Puriala, Konawe.
"Tiap regu 15 orang, dilengkapi alat pemadam kebakaran dan kendaraan operasional," ujar Fanca Yanuar, Selasa (17/1/2023).
Fanca memaparkan, kebakaran pada dua lokasi, diduga disebabkan ulah manusia. Hal ini, berdasarkan rentetan kejadian sebelumnya berdasarkan bukti-bukti yang sudah berhadil dikumpulkan.
"Kalau taman nasional Rawa Aopa, besar kemungkinan karena dibakar," ujar Fanca.
Terkait kasus Puriala, Fanca menduga juga karena dibakar untuk peremajaan pakan ternak. Namun, kemungkinan lainnya, karena kondisi cuaca dan angin.
"Kemungkinan juga karena orang berwisata, namun memerlukan bukti bukti yang valid," kata Fanca.
Dia mengatakan, untuk mengantisipasi kebakaran selanjutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polsek puriala, pihak taman nasional rawa aopa, masyarakat sekitar serta Balai Makassar.
Advertisement
3 Tahun, Ribuan Hektare Hutan Terbakar di Sultra
Kebakaran hutan di Sulawesi tenggara, terus bertambah setiap tahun. Tercatat dalam data Manggala Agni Daops Tinanggea, tahun 2019 ada sebanyak 1614,05 hektare. Pada 2020, ada sebanyak 96 hektar terbakar.
pada tahun 2021, ada sebanyak 576,91 hektare hutan terbakar. Daerah terbanyak, berada di Konawe Selatan.
Pada tahun 2022, ada sebanyak 295 hektare hutan terbakar. Jumlah paling banyak juga terjadi di Konawe Selatan.