Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi makanan mentah bukan tanpa risiko. Seorang remaja asal Australia mengalami kelumpuhan dan kini bergantung pada selang makan akibat mengonsumsi makanan mentah yang ternyata terkontaminasi parasit Gnathostom spp.
Dikutip Dailymail, Tess Swift, yang saat itu berusia 20 tahun berniat liburan bersama keluarganya di Thailand pada tahun 2015. Namun beberapa minggu kemudian ia merasakan gejala sakit perut ringan.
Advertisement
Ia mencoba mencari tahu apa yang salah dan akhirnya ia baru mendapat jawabannya dua bulan lalu, yaitu bahwa ia tertular penyakit yang disebabkan parasit yang disebut gnathostomiasis yang telah menyerang sistem pencernaannya, melumpuhkan sebagian saluran pencernaannya dan telah memaksa Swift untuk memakai selang makanan selama empat tahun terakhir.
Pengobatan segera berpotensi membunuh parasit, namun Swift, kini berusia 28 tahun, masih hidup dengan efek yang tidak dapat diobati seperti nyeri kronis dan mual serta melawan berbagai penyakit mental.
Betapa itu sangat mengganggunya. Banyak hal yang ia lewatkan dari persahabatannya di kampus, sehari-hari yang ia lihat adalah pemandangan rumah sakit, hingga terpaksa keluar dari gelar keperawatannya.
Dilansir dari CDC, berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai parasit tersebut agar Anda tahu cara mencegahnya.
Gnathostomiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh beberapa spesies cacing parasit dari genus, Gnathostomiasis, yang menginfeksi manusia terutama dengan memakan ikan air tawar mentah atau setengah matang, belut, katak, burung, dan reptil.
Sebagian besar kasus gnathostomiasis pada manusia dilaporkan dari daerah endemik Gnathostoma di mana hidangan ikan mentah (misalnya sushi, ceviche) populer, terutama di Jepang, Thailand, Vietnam, dan Meksiko. Di Amerika Serikat, kasus gnathostomiasis paling sering dilaporkan pada imigran Asia Tenggara.
Selama tahap awal infeksi, cacing parasit masuk ke sistem darah melalui dinding lambung, usus, atau hati.
Gejala Muncul
Banyak orang tidak menunjukkan gejala pada minggu-minggu awal infeksi, tetapi beberapa mungkin mengalami demam, kelelahan berlebih, kurang nafsu makan, mual, muntah, diare, atau sakit perut.
Ketika parasit memasuki aliran darah dapat menyebabkan pembengkakan gatal yang menyakitkan di bawah kulit, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, kehilangan penglihatan dan bahkan kematian.
Perjalanan Parasit Gnathostom spp. Menginfeksi Tubuh Manusia:
1. Telur menjadi berembrio di dalam air, dan telur melepaskan larva tahap pertama yang berselubung (L1)
2. Copepoda air tawar, yang berfungsi sebagai inang perantara pertama, menelan L1 yang berenang bebas, dan larva berganti kulit dua kali menjadi larva tahap ketiga awal (EL3)
3. Setelah menelan copepoda oleh inang perantara kedua yang sesuai, EL3 bermigrasi ke dalam jaringan inang dan berkembang lebih jauh menjadi larva L3 tingkat lanjut (AL3)
Advertisement
Muncul Parasit Dewasa di Lambung
4. Ketika inang perantara kedua tertelan oleh inang definitif, AL3 berkembang menjadi parasit dewasa di dinding lambung
5. Alternatifnya, inang perantara kedua dapat dicerna oleh inang paratenik, di mana AL3 tidak berkembang lebih lanjut tetapi tetap infektif
6. Manusia terinfeksi dengan memakan daging mentah atau setengah matang dari hospes perantara atau paratenik kedua yang mengandung AL3. Di inang manusia, AL3 bermigrasi ke berbagai jaringan dan dapat berkembang menjadi dewasa yang belum matang tetapi tidak pernah mencapai kematangan reproduksi; ukurannya berkisar dari 2 mm sampai sekitar 2 cm tergantung pada spesies dan tingkat perkembangannya
7. Apakah manusia dapat terinfeksi dengan meminum air yang mengandung copepoda yang terinfeksi masih belum jelas.
Akibat Parasit Masuk Tubuh
Parasit ini dapat menginvasi berbagai jaringan di tubuh. Cutaneous gnathostomiasis, bentuk penyakit yang paling umum, seringnya menyebabkan pembengkakan pada batang tubuh atau tungkai atas.
Pembengkakan ini dapat berupa eritematosa, pruritus, dan/atau nyeri dan dapat kambuh selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun jika infeksi tidak diobati. Pada beberapa pasien, parasit bermigrasi di dekat permukaan kulit dan dapat terekstraksi atau muncul secara spontan.
Migrasi di jaringan yang lebih dalam (seperti paru, gastrointestinal, genitourinary, auricular, jaringan okular, atau sistem saraf pusat) disebut sebagai gnathostomiasis visceral atau larva migrans profundus.
Manifestasi klinis sangat bervariasi dan sebagian bergantung pada jaringan mana yang terpengaruh. Neurognathostomiasis dapat dikaitkan dengan meningitis eosinofilik dan myeloencephalitis yang berpotensi fatal, dan gnathostomiasis okular dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Terakhir, meskipun pengobatan segera membunuh parasit, sebagaimana yang dialami Swift, ia hingga kini masih berjuang melawan efek infestasi yang berkelanjutan, seperti menggunakan selang makanan dan berbagai penyakit mental.
Advertisement