Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bekerja sama dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery) dengan Hong Kong CBL Limited (HKCBL) pada Senin, 16 Januari 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Selasa (17/1/2023), Antam bersama dengan HKCBL telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement/CSPA) atas kepemilikan sebagian saham Perseroan dalam PT Sumberdaya Arindo (PT SDA) sebagai bagian dari sinergi kerja sama dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Advertisement
Adapun, PT SDA merupakan entitas anak usaha Perseroan yang memiliki izin usaha pertambangan di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Penandatanganan CSPA ini merupakan tindak lanjut atas pelaksanaan Framework Agreement terkait kerja sama dalam proyek ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia antara Perseroan, CBL, dan PT Industri Baterai Indonesia tertanggal 14 April 2022.
Selain itu, setelah penandatanganan CSPA ini, baik Antam maupun HKCBL secepatnya akan melakukan pemenuhan conditions precedent atau persyaratan pendahuluan (CP).
Pada penyelesaian transaksi, emiten dengan kode saham ANTM dan HKCBL akan melaksanakan penandatanganan akta jual beli saham. Kemudian, setelah penyelesaian transaksi, Antam akan tetap menjadi pemegang saham pengendali pada PT SDA sesuai dengan ketentuan PSAK 65, sehingga tidak mengubah status PT SDA sebagai anak perusahaan yang terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan ANTM.
Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, ke depan, pelaksanaan proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang positif kepada Perseroan, mengembangkan skala usaha Perseroan, serta mendukung pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia.
"Perseroan akan menyampaikan keterbukaan informasi lebih lanjut, termasuk mengenai dampak material terhadap Perseroan, setelah penyelesaian transaksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Syarif, ditulis Selasa (17/1/2023).
Aneka Tambang Resmi Spin Off Sebagian Usaha Nikel Rp 9,85 Triliun
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam resmi melakukan spin off sebagian unit usaha nikel senilai Rp 9,85 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Kamis (13/10/2022), perseroan telah menandatangani akta pemisahan sebagian aktiva dan pasiva segmen usaha pertambangan Aneka Tambang ke dalam PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).
"Perseroan telah melakukan pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam perusahaan terkendali perseroan, yaitu NKA dan SDA, di mana pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan efektif pada 30 September 2022,” tulis manajemen perseroan, dikutip Kamis, 13 Oktober 2022.
Selain itu, pemisahan sebagian segmen usaha nikel ditindaklanjuti dengan peningkatan modal pada NKA dan SDA.
"Nilai penyertaan modal dari perseroan kepada NKA dan SDA secara keseluruhan adalah sebesar Rp 9.859.823.900.000,” tulis manajemen perseroan.
Sementara itu, obyek pemisahan sebagian segmen usaha nikel adalah aktiva dan pasiva milik perseroan yang berada di wilayah izin usaha pertambangan Buli Serani, termasuk di dalamnya aset cadangan dan non-cadangan (tanah, prasarana, bangunan, mesin dan alat produksi, kendaraan dinas serta inventaris), yang mencakup area Tanjung Buli, Sangaji Utara, Moronopo, Sangaji Tenggara dan Sangaji Selatan.
Manajemen menjelaskan, hubungan afiliasi antara perseroan terhadap NKA dan SDA adalah NKA dan SDA merupakan perusahaan terkendali perseroan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan secara langsung sebesar 99,99 persen.
"Pemisahan sebagian segmen usaha nikel ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan karena NKA dan SDA selaku perusahaan penerima pemisahan adalah anak perusahaan terkendali yang 99 persen atau lebih sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Oleh karena itu, laporan keuangan NKA dan SDA akan tetap dikonsolidasikan ke dalam perseroan,” tulisnya.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja keuangan positif hingga September 2022. PT Aneka Tambang Tbk mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga akhir kuartal III 2022.
PT Aneka Tambang Tbk meraup penjualan Rp 33,68 triliun hingga September 2022. Penjualan tersebut tumbuh 27,22 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 26,47 triliun.Beban pokok penjualan tercatat Rp 27,69 triliun hingga kuartal III 2022, tumbuh 28,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 21,47 triliun.
Di tengah tantangan kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan serta jasa pengapalan, komoditas pertambangan, Antam meraih laba kotor Rp 5,99 triliun hingga akhir kuartal III 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 19,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5 triliun. Beban usaha naik 22,3 persen menjadi Rp 3,24 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,65 triliun.
Dengan demikian, laba usaha perseroan tumbuh 16,7 persen menjadi Rp 2,74 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,34 triliun.
Total penghasilan lain-lain Antam mencapai Rp 910 miliar hingga akhir kuartal III 2022, tumbuh signifikan dari total penghasilan lain-lain bersih sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp 182 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, PT Aneka Tambang Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,62 triliun hingga akhir September 2022. Laba tersebut meroket 53,57 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,71 triliun.
Laba bersih per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 109,31 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 71,18.
Antam Bakal Operasikan Pabrik Feronikel pada Semester II 2023
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berencana untuk memulai operasi pabrik feronikel baru di Halmahera pada semester II 2023, setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pasokan listrik.
Melansir Channel News Asia, Rabu (4/1/2023), awalnya Antam berencana untuk memulai operasi pabrik di Halmahera Timur pada 2019.
Antam juga menandatangani kesepakatan dengan perusahaan utilitas negara pada Maret 2022 untuk membangun pembangkit listrik dan tahap pertama pembangkit listrik telah selesai pada Desember dengan kapasitas 15 megawatt.
Adapun, pembangkit listrik tahap kedua dengan kapasitas 75 MW diharapkan selesai pada kuartal I tahun ini.
"Seiring dengan progres proses pengadaan listrik dan tahap penyelesaian pembangunan pabrik, Pabrik Feronikel Haltim dapat mulai beroperasi pada semester II 2023,” kata Direktur Antam, Dolok Robert Silaban, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/1/2023).
Pabrik feronikel tersebut memiliki kapasitas tahunan sebesar 13.500 ton dan akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Antam secara keseluruhan menjadi 40.500 ton per tahun.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 4 Januari 2023, saham ANTM naik 2,5 persen ke posisi Rp 2.050 per saham. Saham ANTM dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.020 per saham.
Advertisement