Liputan6.com, Bogor - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia sedang melaksanakan sero survei antibodi COVID-19 yang telah dimulai pada awal Januari 2023. Sero survei atau yang disebut survei serologi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekebalan masyarakat Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pelaksanaan sero survei antibodi COVID-19 terbaru akan segera selesai. Ditargetkan dalam kurun waktu sekitar satu sampai dua minggu ke depan, hasil sero survei dapat terlihat dan diumumkan ke publik.
Advertisement
Pelaksanaan sero survei antibodi di Indonesia dilakukan enam bulan sekali, yang pertama kali mulai pada Desember 2021. Sero survei antibodi COVID-19 pada Januari 2023 ini merupakan sero survei keempat kalinya secara nasional.
"Kami lakukan sekarang tes survei antibodi, lagi jalan. Hasilnya, mudah-mudahan keluar dalam seminggu - dua minggu lagi sehingga kita bisa tahu daya tahan masyarakat kita di level apa," ungkap Budi Gunadi saat Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 di Sentul International Convention Centre (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 17 Januari 2023.
Antibodi masyarakat terhadap COVID-19, menurut Budi Gunadi, termasuk bagian penting dalam pengendalian COVID-19. Sebab, antibodi yang ada dapat mengukur seberapa besar daya tahan tubuh untuk melawan varian COVID-19 yang terus bermutasi.
"Kita harus tahu juga daya tahan masyarakat. Dulu ABRI bilang, sishankamrata, sistem pertahanan rakyat semesta. Jadi kita seberapa kuat ini daya tahan tubuh," terangnya.
"Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan (antibodi), kita (lakukan) setiap enam bulan."
Kekebalan Masyarakat Indonesia Tinggi
Kilas balik, sero survei antibodi COVID-19 masyarakat Indonesia yang diumumkan pada Januari 2022 di angka 87 persen. Selanjutnya, sero survei dilakukan lagi sebelum Lebaran 2022 untuk menentukan kebijakan yang tepat pada waktu itu.
"Januari 2022, kita ukur 87 persen rakyat Indonesia ya udah punya daya tahan (antibodi COVID-19) di level (titer antibodi) 400-an, lalu enam bulan yang lalu, sebelum Lebaran, kita ukur lagi," Budi Gunadi Sadikin melanjutkan.
"Hasilnya, 99,5 persen rakyat Indonesia sudah memiliki daya tahan imunitas levelnya di 2.000-an. Oleh sebab itu, kenapa waktu itu kita buka aja Lebaran (boleh mudik), itu karena kita tahu daya tahan kita tinggi."
Antibodi atau kekebalan ini diperoleh melalui vaksinasi COVID-19 maupun infeksi alamiah. Dengan kekebalan tinggi, varian COVID-19 di Indonesia tidak memengaruhi kenaikan kasus COVID-19 secara signifikan.
"Sistem pertahanan rakyat semesta kita kuat (antibodi). Jadi kalau ada varian baru ya dua gelombang gitu (gelombang varian XBB dan BQ.1) kecil," imbuh Menkes Budi Gunadi.
"Berbeda dengan yang terjadi di Eropa, di Jepang dan China. Jepang sampai 200.000 kasus per hari. Itu kan ada varian XBB dan BQ.1, di kita masuk (variannya), tapi kita bisa bertahan (kasus COVID-19 terkendali)."
Advertisement
Pelaksanaan Survei Antibodi
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, pelaksanaan sero survei antibodi COVID-19 terbaru sudah mulai disiapkan dari sekarang. Implementasi di lapangan akan dilakukan pada Januari 2023.
"Desember ini (2022) persiapan (sero survei antibodi COVID-19), kemudian Januari nanti (2023) pelaksanaannya," ujar Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Jumat, 23 Desember 2022.
Sebelumnya, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengumumkan hasil Survei Serologi ke-3 antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2 pada Agustus 2022.
Survei serologi ke-3 dilakukan di 100 kabupaten/kota terpilih yang tersebar di 34 provinsi. Metode survei menggunakan kuesioner, pengambilan darah, kemudian pemeriksaan ada tidaknya antibodi SARS-CoV-2 dan kadarnya. Pemeriksaan dilakukan di BKPK dan jejaring laboratorium.
Hasil dari survei serologi ke-3 menunjukkan, adanya peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi COVID-19 virus SARS-CoV-2, yakni dari 87,8 persen pada Desember 2021 menjadi 98,5 persen pada Juli 2022.
Baca Juga