HEADLINE: Bursa Calon Ketum, Waketum hingga Exco PSSI 2023-2027, Kandidat Terkuat?

PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2022.

oleh ThomasMarco TampubolonTheresia Melinda Indrasari diperbarui 18 Jan 2023, 01:47 WIB
Kongres Biasa PSSI 2023 dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman dan juga delegasi dari FIFA dan AFC. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah nama siap bertarung pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Selain diramaikan oleh wajah-wajah lama, agenda pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota komite eksekutif (exco) nanti juga bakal diikuti oleh pendatang baru. Siapa kandidat terkuat?

KLB PSSI tahun ini bergulir lebih cepat. Pada 16 Februari 2023, para pemilik suara di otoritas tertinggi sepak bola Tanah Air itu akan memilih kepengurusan baru periode 2023-2027.

Normalnya, KLB PSSI berlangsung sekali empat tahun. Artinya, agenda ini seharusnya digelar pada November mendatang mengingat KLB sebelumnya berlangsung di bulan yang sama di tahun 2019. Namun, kali ini KLB PSSI terpaksa dimajukan sebagai buntut tragedi Kanjuruhan.

Seperti diketahui, bentrok yang melibatkan aparat keamanan dan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu telah menelan korban tewas hingga 135 penonton. Percepatan KLB PSSI pun dilakukan untuk memenuhi salah satu rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk pemerintah untuk mengusut trragedi ini.

PSSI lalu memajukan agenda KLB lewat emergency meeting komite eksekutif (Exco) yang berlangsung di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jumat (28/10/2022) lalu. Setelah berdiksusi cukup lama menyikapi situasi sepak bola pasca tragedi Kanjuruhan, PSSI akhirnya memutuskan untuk menuruti rekomendasi TGIPF yang menuntut perubahan di kepengurusan mereka.

“Kita melihat bahwa ekosistem sepak bola kita berhenti. Ekosistem itu ada di kompetisi Liga 1, 2, dan 3. Dengan ekosistem itu, banyak orang yang terlibat. Kalau berhenti, maka berhenti pula mereka menggantungkan hidupnya pada sepak bola. Saya tidak ingin mengorbankan mereka,” kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyikapi percepatan KLB PSSI tersebut.

PSSI awalnya merencanakan KLB digelar bulan Maret 2023. Hanya saja FIFA meminta agar agenda pemilihan itu dipercepat menjadi 16 Februari 2023. Karena itu, PSSI juga diminta untuk membentuk Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) pada 14 Januari 2023.

Hingga hari terakhir batas waktu pendaftaran pada 16 Januari 2023, Komite Pemilihan yang telah disahkan pada Kongres PSSI sehari sebelumnya telah mengumumkan setidaknya 5 kandidat calon ketua umum, 17 bakal calon wakil ketua umum (waketum), dan 78 bakal calon komite eksekutif.

Angka ini kemudian diperbaharui lagi pada 17 Januari 2022. Menurut Ketua Komisi Pemilihan (KP), Amir Burhannudin, terdapat tambahan 3 bakal calon waketum dan 5 bakal calon exco. Dengan demikian, secara keseluruhan bakal kandidat yang maju pada KLB PSSI 2023 terdiri dari lima orang bakal calon ketua umum, 20 orang bakal calon wakil ketua umum, dan 83 orang bakal calon anggota Exco. 

“Setelah (melakukan) pengecekan kembali, terdapat nama-nama bakal calon wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif yang masih ada di dokumen berkas dan masuk di folder spam (mendaftar lewat email). Namun komite Pemilihan memastikan bahwa seluruh dokumen tersebut diserahkan dan dikirimkan sebelum pukul 18.00 WIB, Senin (16/1) (batas akhir pendaftaran,” kata Amir Burhannudin seperti dikutip dari situs resmi PSSI, Selasa (17 Januari 2023).

 


Dihiasi Muka Lama

Banner Infografis Siapa Bakal Duduki Kursi Panas Ketum PSSI 2023-2027? (Liputan6.com/Trieyasni)

Melihat daftar para bakal calon yang dirilis KP, sejumlah wajah lama kembali bakal meramaikan KLB PSSI tahun ini. Sebagian besar anggota exco PSSI bahkan kembali ikut dalam pertarungan untuk mengincar posisi serupa pada kepengurusan periode 2023-2027.

Mereka adalah Ahmad Riyadh, Endri Erawan, Hasani Abdul Gani, Hasnuryadi Sulaiman, Juni Ardianto Rachman, Yunus Nusi, Sonhaji, Pieter Tanuri, Dirk Soplanit, dan Vivin Cahyani. Hanya Haruna Soemitro dan Yoyok Sukawi, anggota Exco PSSI saat ini yang memilih tidak maju pada KLB PSSI tahun ini. Empat dari 10 anggota komite eksekutif PSSI tersebut bahkan mencalonkan diri untuk posisi waketum PSSI.

Selain pengurus saat ini, mantan pengurus PSSI pada periode sebelumnya juga tergiur ambil bagian. Salah satunya adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mattalitti. La Nyalla maju sebagai calon ketua umum PSSI bersaing dengan Erick Thohir,  Doni Setiabudi, dan Fary Djami Francis.

La Nyalla yang pernah menjabat sebagai anggota komite eksekutif PSSI di era Djohar Arifin Husin, menyerahkan berkas pendaftaran ke Kantor PSSI di GBK Arena, Jakarta, pada Jumat (13/1/2023). La Nyalla, datang setelah melakukan ibadah salat Jumat di siang hari dengan didampingi oleh salah satu kandidat calon Exco, Gede Widiade serta Bustami Zainudin.

Ia menyatakan pihaknya sudah melengkapi seluruh berkas yang diperlukan serta mendapat bukti pencalonan. "Alhamdulillah sudah lengkap, kami sudah mendapatkan bukti, semuanya lengkap. Saya didampingi oleh calon Exco, Pak Gede Widiade dan juga Pak Bustami Zainudin," katanya.

La Nyalla bukanlah sosok baru di lingkungan PSSI. Kiprahnya di induk organisasi sepak bola Tanah Air itu diawali pada tahun 2011 saat terpilih sebagai anggota exco lewat Kongres PSSI di Solo, pada 9 Juli 2011. Namun perjalanan La Nyalla bersama PSSI kala itu tidak mulus. Di tengah jalan, La Nyalla membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) sebagai lembaga tandingan terhadap PSSI kepemimpinan Djohar yang tidak mengakui Liga Super Indonesia (ISL).

Konflik ini pun berujung pada dualisme kepengurusan. Lewat campur tangan FIFA, kedua lembaga akhirnya melebur. Melalui KLB di Hotel Borobudur, Jakarta, 17 Maret 2013, La Nyalla yang sebelumnya memimpin KPSI akhirnya ditunjuk sebagai waketum mendampingi Djohar.

La Nyalla kemudian memenangkan KLB PSSI di Surabaya, Jatim pada 18 April 2015. Agenda ini merupakan amanat dari Kongres PSSI pada 4 Januari 2015 di Jakarta. Dalam pemilihan tersebut, La Nyalla yang maju dalam persaingan calon ketua umum berhasil menang dengan 94 suara.

Meski demikian, KLB tersebut ternyata tidak mendapat restu dari Menpora, Imam Nahrawi. Hanya beberapa jam sebelum kongres, Imam menerbitkan surat pembekuan organisasi PSSI. Keputusan ini membuat FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia karena dianggap intervensi pemerintah. Pembekuan ini diumumkan lewat Kongres FIFA yang berlangsung pada 30 Mei 2015.

Akibat hukuman ini, sepak bola Indonesia pun mati suri. FIFA baru mencabut sanksi untuk Indonesia pada 13 Mei 2016. Saat itu, para pemilik suara yang tergabung dalam kelompok 85 mendesak PSSI untuk menggelar KLB yang kehilangan La Nyalla akibat kasus hukum.

"Dari situlah akhirnya kami berjuang sampai saya akhirnya menang di PTUN, menang di tingkat banding, dan sampai tingkat kasasi kami menang. Akan tetapi, ternyata ada kejadian luar biasa, saya yang merasa di kriminalisasi. Akhirnya saya masuk di dalam tahanan, karena katanya saya korupsi dana hibah kadin. Dari sinilah berangkatnya. Saya masih punya hutang menyelesaikan tugas-tugas saya dari voters yang meminta saya sebagai ketua umum, 94 suara ini," katanya.

Selain sosok La Nyalla, Ratu Tisha yang pernah menjabat sebagai sekjen PSSI juga ikut mencalonkan diri pada KLB PSSI, 16 Februari nanti. Mantan Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) itu terpilih sebagai Sekjen PSSI pada Juli 2017 menggantikan Ade Welington.

Namun saat Mochamad Iriawan terpilih sebagai ketua umum PSSI, jabatan Ratu Tisha tidak bertahan lama. Pada Senin (13/4/2020), Ratu Tisha mengumumkan mundur dari jabatannya. Dan untuk KLB kali ini, Ratu Tisha memutuskan maju sebagai bakal calon wakil ketua umum PSSI.

Tisha menyerahkan formulir pendaftarannya pada 15 Januari 2023 lalu. Kepada wartawan, Ratu Tisha mengaku diusung oleh sejumlah pemilik suara, termasuk Asprov Banten, Perserang, PSIM Yogyakarta, Asprov Maluku, Persekat Tegal, Solo United. “Bagi saya sepak bola itu suatu pengabdian. Mungkin ini sedikit momen haru juga untuk saya, ketika memutuskan untuk mengabdi dan bekerja di bidang yang slalu saya cintai, sepak bola,” kata Ratu Tisha.

 

 


Tanpa Iwan Bule

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule hadir di Kantor Komnas HAM didampingi oleh Sekjen PSSI, Yunus Nusi dan Waketum PSSI, Iwan Budianto. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Tidak semua wajah lama tergiur untuk maju pada KLB PSSI tahun ini. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan pada Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (15/1/2022), dengan tegas mengatakan enggan untuk kembali bersaing memperebutkan posisi yang sama.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengaku sudah berada di pengujung masa baktinya. Ia juga merasa telah cukup mengerahkan tenaga, waktu, pikiran, dan dedikasi secara maksimal.

“Tadi saya sudah sampaikan di pengujung kongres, tentunya banyak yang bertanya pada saya (apakah saya) mau maju lagi (jadi ketum PSSI) atau tidak. Pada 2 November 2019, saya naik jadi ketua umum PSSI, dan saya sudah berada di pengujung masa bakti, tepatnya Februari 2023. Setelah melakukan istikarah, saya merasa bahwa kerja saya di PSSI sudah cukup maksimal, tenaga, waktu, pikiran, materi, saya dedikasikan,” ujar Mochamad Iriawan kepada wartawan.

“Akhirnya saya putuskan bahwa saya tidak akan maju lagi pada pencalonan menjadi Ketua Umum PSSI periode mendatang. Tetapi saya akan mengawal sisa tugas saya sampai KLB, agar KLB bisa berjalan dengan aman, nyaman, dan lancar,” beber mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Mochamad Iriawan terpilih sebagai ketum PSSI lewat KLB di Jakarta pada 2 November 2019. KLB terpaksa digelar setelah ketua umum sebelumnya, Edy Rahmayadi memutuskan mundur dan fokus pada pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Roda organisasi PSSI sejatinya masih sempat dipimpin oleh pekaksana tugas (plt) Joko Driyono. Namun Joko tidak bisa melanjutkan peran itu karena ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dalam skandal pengaturan skor.

Pada KLB di Jakarta, Mochamad Iriawan yang maju sebagai calon ketua umum menang mutlak. Sementara wakil ketua umum yang terpilih saat itu adalah Cucu Soemantri dan Iwan Budianto.

Belakangan, Iwan Budianto juga memilih langkah yang sama. Mantan manajer Persik Kediri itu memutuskan tidak maju pada KLB PSSI 2023 meski namanya sempat muncul pada daftar calon waketum yang diumumkan KP. Dia pun segera meminta namanya dihapus dari bakal calon.

“Seperti janji saya sebelumnya, saya tidak ingin dicalonkan dan mencalonkan kembali menjadi Exco PSSI periode 2023-2027. Saya sudah berkirim surat dan meminta Komite Pemilihan untuk menghapus nama saya sebagai calon wakil ketua umum PSSI periode 2023-2027,” katanya.

Keputusan Iwan Budianto menolak maju pada KLB PSSI 2023 sebenarnya sudah diungkapkan sehari sebelum KP mengumumkan daftar calon. Saat itu, Iwan berlasan dirinya tidak etis untuk mencalonkan dan dicalonkan setelah tragedi Kanjuruhan melanda sepak bola Indonesia.

“Rasanya tidak elok dan tidak etis saya kembali duduk di Exco PSSI,” katanya.

 


Erick Thohir Banjir Dukungan

Menteri BUMN Erick Thohir menjadi orang kedua yang mendaftar sebagai caketum PSSI periode 2023-2027 dengan dukungan oleh 60 pemilik suara. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sementara itu, dari sejumlah muka baru yang bakal meramaikan KLB PSSI 2023, nama Erick Thohir yang paling mencuri perhatian. Menteri BUMN tersebut akhirnya dipastikan ikut maju dalam perebutan posisi ketua umum PSSI periode 2023-2027 setelah menyerahkan formulir pendaftaran ke kantor PSSI di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Minggu (15 Januari 2023).

Erick tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB. Menariknya, Eto tidak sendirian. Dia ditemani sederet pengelola klub sepak bola dari kalangan anak muda, Kaesang Pangarep, Raffi Ahmad, Atta Hallilintar, hingga Baim Wong. Mereka kompak memberi dukungan kepada Erick Thohir.

"Sudah banyak teori dalam perbaikan sepak bola Indonesia, Sebebarnya, yang harus kita lakukan adalah kita bernyali untuk sepak bola yang bersih dan juga sepak bola yang berprestasi. Itu yang terpenting,” kata Erick Thohir kepada wartawan di GBK Arena, Minggu (15/1/2022) lalu.

“Jadi saya ucapkan terima kasih kepada voters, tetapi hari ini tugasnya adalah memastikan apakah mimpi kita bersama menjadi kenyataan. Ayo mulai bekerja. Kita lihat 16 Februari.”

Erick Thohir bukanlah sosok yang asing dalam dunia olahraga. Meski tidak pernah berkecimpung langsung dalam tubuh federasi, dia punya segudang pengalaman di kancah sepak bola, baik di dalam maupun luar negeri. Dia pernah menjadi pemilik saham raksasa Liga Italia Serie A Inter Milan, klub Liga Amerika Serikat, DC United, Oxford United hingga klub lokal Persis Solo.

Sementara di Indonesia, Erick mendasari didakannya Piala Presiden pada 2015. Kompetisi itu untuk mengisi kekosongan kompetisi akibat sanksi FIFA yang diterima PSSI.

Erick Thohir juga diketahui berperan menjalin komunikasi penting dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, yang membantu Indonesia bebas dari sanksi FIFA setelah terjadinya kekisruhan antara eks Menpora Imam Nahrawi dan PSSI yang kala itu dipimpin La Nyala Mattalitti.

Hubungan baik Erick dengan Infantino tersebut kembali berguna kala Indonesia berupaya bangkit dari keterpurukan setelah pecahnya Tragedi Kanjuruhan, beberapa waktu lalu.

 

Infografis Siapa Bakal Duduki Kursi Panas Ketum PSSI 2023-2027? (Liputan6.com/Trieyasni)

Kemunculan Erick dalam bursa ketum PSSI periode 2023-2027 mendapat sambutan hangat dari para permilik suara. Sejumlah Asprov sudah terang-terangan memberi dukungan kepadanya. Kabarnya, Erick sudah mengantongi dukungan hingga 60 voters pada KLB nanti.

“Kita tahulah siapa Pak Erick dengan segudang pengalamannya dalam sepakbola internasional. Teori dan praktik sudah teruji. Jadi voters pasti tidak salah pilih,” kata Plt Ketua Asprov Sulawesi Selatan, Muhammad Suryam dalam rilisnya kepada media, Selasa (17 Januari 2022).

Suara yang sama juga sebelumnya dilontarkan oleh Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Bangka Belitung, Mintradjaya. “Kapasitas dia (Erick) yang pernah memiliki klub Inter Milan dan mengerti sepak bola menjadi salah satu alasan dia layak memimpin PSSI,” kata Mintradjaya.

Baik Suryam maupun Mintradjaya berharap Erick bisa berduet dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali. Seperti diketahui, Menpora Amali juga ternyata ikut meramaikan persaingan di posisi wakil ketua umum PSSI. Menpora Amali diketahui menyampaikan kesedian untuk mencalonkan diri melalui stafnya yang hadir di kantor PSSI, pada 16 Januari lalu.

"Zainudin Amali juga paham dan mencintai sepakbola. Saya kira sebagai pembantu Presiden, dua menteri ini sudah izin. Jadi gak ada masalah,” kata Suryam.

Selain Amali, sosok Ratu Tisha juga digaungkan oleh wargenet sebagai pasangan yang cocok untuk Erick.

"Gaet Ratu Tisha, Pak @erickthohir. Dia bisa banyak membantu untuk bersih-bersih, dan bikin PSSI bisa berjalan lebih kencang," tulis pegiat media sosial Zulfikar Akbar. "Semoga beruntung pak! Setuju kalo Ketum PSSI : Erick Tohir, Waketum PSSI : Ratu Tisha," tulis warganet lainnya.

 


Gebrakan Mantan Timnas

Wajah baru lainnya yang bakal meramaikan bursa pemilihan pada KLB PSSI 2023 adalah striker legendaris Indonesia, Bambang Pamungkas. Mantan pemain Persija Jakarta tersebut menurut data terbaru yang dirilis oleh Komite Pemilihan (17/1/2022), ikut mencalonkan diri dalam persaingan posisi wakil ketua umum. 

Nama Bepe sebelumnya sempat luput karena email pendaftarannya masuk ke folder spam. Selain Bepe, mantan pemain timnas lainnya, Ponaryo Astaman juga ternyata ikut bersaing di posisi yang sama. Sementara Kurniawan Dwi Yulianto yang pernah maju sebagai calon ketua umum PSSI pada 2017 lalu, kali ini bersaing memperebutkan kursi komite eksekutif bersama mantan bek timnas, Yeyen Tumena. 

"Kami sangat mengapresiasi antusiasme para pendaftar komite eksekutif PSSI. Mereka dari berbagai berbagai profesi. Ini menunjukkan bahwa banyak yang berkeinginan untuk membangun masa depan PSSI lebih maju dan berprestasi," ujar Ketua Komite Pemilihan, Amir Burhannudin, dikutip dari laman PSSI. 

Amir juga sangat mengapreseasi antusiasme para bakal calon yang akan bertarung di KLB PSSI. Sebab menurutnya, mereka datang dari berbagai kalangan dan latarbelakang profesi. Selanjutnya, Komite Pemilihan akan melakukan verifikasi terhadap berkas dan dukungan terhadap para bakal calon. Informasi terkait kelengkapan ini akan disampaikan kepada para kandidat pada 19 Januari 2023.

"Mulai 19 sampai 21 Januari 2023, para bakal calon dan pengusung dapat melengkapi dokumen kekurangannya langsung kepada Komite Pemilihan PSSI. Kami mengajak para kandidat dan pengusung untuk memanfaatkan waktu ini untuk melengkapi agar lolos ke tahap selanjutnya,” kata Amir. 

Lantas, siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Jawabannya baru diketahui saat KLB PSSI berlangsung pada 16 Februari 2023. Kini arah sepak bola Indonesia berada di tangan para pemilik suara alias voters.

 

 

Infografis Bursa Bakal Calon Wakil Ketua Umum & Exco PSSI 2023-2027. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya