Kisah Mengerikan di Valentine's Day 1929 yang Libatkan Al Capone

Valentine's day yang saat ini dirayakan masyarakat dunia sempat diwarnai kisah mengerikan pada 1929 yang melibatkan anggota geng di AS.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 18 Jan 2023, 13:19 WIB
Berbanding terbalik dengan saat ini, dulu Valentine's Day dipenuhi dengan tragedi berdarah.

Liputan6.com, Jakarta - Valentine's Day yang kini dirayakan seluruh dunia setiap tanggal 14 Februari sebenarnya memiliki kisah tragis, selain asal usulnya yang dimulai sejak zaman Romawi kuno. Valentine tragis itu terjadi secara mengejutkan pada 1929 yang dikenal sebagai pembantaian Hari Valentine 1929.

Mengutip laman History, Rabu (18/1/2023), saat itu di Chicago terjadi pembantaian karena kekerasan anggota geng. Peperangan geng menguasai jalan-jalan Chicago selama akhir 1920-an, saat kepala gangster Al Capone berusaha untuk mengendalikan wilayahnya dengan membunuh saingannya dalam perdagangan alkohol ilegal, perjudian, dan prostitusi.

Kekerasan geng ini mencapai klimaksnya yang berdarah di sebuah garasi di wilayah utara kota Chicago, Amerika Serikat pada 14 Februari 1929. Ketika itu tujuh pria yang terkait dengan gangster Irlandia George "Bugs" Moran, salah satu musuh lama Capone ditembak mati oleh beberapa pria berpakaian polisi. 

Sekitar 70 butir amunisi ditembakkan. Ketika petugas polisi dari Distrik ke-36 Chicago tiba, mereka menemukan satu anggota geng, Frank Gusenberg, hampir tidak hidup. Beberapa menit sebelum dia meninggal, mereka mendesaknya untuk mengungkapkan apa yang telah terjadi, tetapi Gusenberg tidak mau bicara.

Pembantaian Hari Valentine, seperti yang diketahui tetap merupakan kejahatan yang belum terpecahkan dan tidak pernah secara resmi dikaitkan dengan Capone, tetapi dia secara umum dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Kasus itu membuat Chicago dari tahun 1924 hingga 1930 memperoleh reputasi buruk atas pelanggaran hukum dan kekerasan. 

Pembantaian bukan terjadi kebetulan, fenomena ini bertepatan dengan pucuk pimpinan penguasa kejahatan Al "Scarface" Capone, yang mengambil alih kendali dari bosnya Johnny Torrio pada 1925. Torrio, yang terluka parah dalam upaya pembunuhan pada tahun 1924, kemudian "pensiun" ke Brooklyn.

 


Kekerasan Geng

Balon pop-up atau Floatbox

Pada 1920 undang-undang pemerintah setempat yang lebih longgar membuat pendapatan para gangster Amerika melalui pembuatan dan penjualan alkohol ilegal, tempat minum ilegal, serta perjudian dan prostitusi. Sejak berkuasa, pendapatan Capone dari kegiatan ilegal tersebut diperkirakan mencapai 60 juta dolar AS setahun dengan kekayaan bersihnya pada 1927 mencapai sekitar 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,5 triliun lebih untuk nilai saat ini. 

Selama bertahun-tahun, Al Capone mengonsolidasikan kendali atas sebagian besar kejahatan Chicago dengan menembak mati para pesaingnya dengan kejam. Pada 1924, pihak berwenang menghitung sekitar 16 pembunuhan terkait geng, jenis pembunuhan ini berlanjut hingga tahun 1929 dan mencapai angka tertinggi 64 pembunuhan dalam satu tahun selama waktu itu. Otoritas federal, termasuk Biro Investigasi Federal, memiliki yurisdiksi yang jauh lebih sedikit daripada yang mereka miliki saat ini, dan tidak memasukkan aktivitas terkait geng di Chicago.  


Asal Usul Valentine

Ilustrasi kata-kata ucapan, Hari Valentine. (Photo by Jamie Street on Unsplash)

Asal-usul Hari Valentine bermula dari upaya Kristen untuk menggantikan festival kesuburan pagan yang telah ada sejak abad ke-6 SM. Hari Valentine dimulai oleh orang Romawi, terdapat dua teori sejarah yang pertama beberapa orang percaya hari valentine berasal dari Lupercalia.

Di festival saat zaman Romawi yang berlangsung setiap tanggal 15 Februari tersebut, laki-laki ditelanjangi dan dipukuli gadis-gadis muda sebagai ritual yang diharapkan bisa meningkatkan kesuburan mereka. Menurut legenda, wanita nantinya akan memasukkan nama mereka ke dalam guci dan dipilih untuk dijodohkan dengan pria selama setahun.

Teori kedua adalah ketika Kaisar Romawi Claudius II mencoba memperkuat pasukannya, dia melarang pemuda menikah. Dalam semangat cinta, Santo Valentine menentang lalu melakukan pernikahan rahasia dan untuk ketidaktaatannya Valentine dieksekusi pada 14 Februari atau sekitar tahun 270 Masehi. 

Di abad kelima masehi, tanggal 14 Februari akhirnya ditetapkan sebagai hari peringatan untuk Santo Valentinus oleh Paus Roma Gelasius. Selanjutnya, Hari Valentine dikaitkan dengan hari kasih sayang dan marak dirayakan hingga saat ini. 


Jadi Hari Libur

Ilustrasi cinta, Hari Valentine. (Photo by RODNAE Productions from Pexels)

Hari Valentine pertama kali dinyatakan sebagai hari libur yaitu pada 496 M oleh Paus Gelasius I. Setelah Konsili Vatikan Kedua pada 1969, Paus Paulus VI memutuskan menghapus Hari Valentine dari kalender hari libur besar, terutama karena sangat sedikit mengenai Valentine yang sebenarnya dapat diverifikasi.

Anglikan dan Lutheran mengakui 14 Februari sebagai hari raya resmi, sedangkan Gereja Ortodoks Timur merayakan St. Valentine pada 6 Juli. Tetapi pada 1537, Raja Inggris Henry VIII secara resmi menyatakan 14 Februari sebagai libur Hari Valentine berdasarkan piagam kerajaan. Dia adalah raja yang memiliki enam istri, salah satunya meninggal, satu yang selamat, dua diceraikan dan dua lainnya dihukum pancung.

Perayaan resmi Hari Santo Valentine pertama yang diketahui terjadi di Paris pada tanggal 14 Februari 1400, yaitu ketika Raja Charles VI dari Prancis mendirikan La cour amoureuse, atau Pengadilan Tinggi Cinta. Pengadilan, seluruhnya dijalankan oleh perempuan, bertemu untuk menangani kontrak pernikahan, perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Sebagai tradisi berusia 600 tahun, valentine memiliki catatan tertua dari sebuah puisi yang ditulis oleh Charles, Duke of Orleans, kepada istrinya ketika dia dipenjarakan di Menara London pada 1415. Di pusisi tersebut ia menyebut istrinya sebagai "Valentine"-nya. 

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya