Liputan6.com, Jakarta - Nasi minyak viral di Surabaya, Jawa Timur, yang tengah jadi omongan warganet dua hari terakhir pada dasarnya mirip dengan penyetan ayam atau nasi bebek. Hanya saja jauh lebih berminyak.
Meski banyak yang mengakui kelezatan nasi minyak, tak sedikit juga yang masih mempertanyakan nilai gizi dari nasi yang penuh minyak itu.
Advertisement
Ditambah lagi saat video nasi minyak di Surabaya viral, ada seorang dokter yang mengaitkannya dengan risiko dislipidemia.
Dalam sebuah kesempatan, dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah - Puri Indah, Raissa Edwina Djuanda mengatakan bahwa dislipidemia adalah penyakit kolesterol tinggi yang dikaitkan dengan konsumsi minyak berlebih.
"Jadi, memang benar tuh kalau kita mengonsumsi banyak minyak, risikonya bisa dislipidemia atau kolesterol naik," kata Raissa saat ditemui awak media di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Rabu (18/1).
Menurut Raissa, kenaikan kadar kolesterol dalam tubuh perlu diwaspadai. Sebab, kolesterol menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung hingga stroke.
"Dan, bagi orang diabetes yang punya kolesterol itu disarankan kolesterolnya pun harus diturunkan sampai kadarnya normal. Karena kalau didiamkan takutnya pembuluh darahnya tahu-tahu pecah," katanya.
Bagi orang yang tidak memiliki penyakit-penyakit yang disebutkan di atas, boleh atau tidaknya mengonsumsi makanan seperti nasi minyak Surabaya tergantung pada asupan total gizi.
"Jadi, sebenarnya balik lagi ke asupan total gizi harian yang kita makan. Misalnya, sesekali makan (nasi minyak) itu, nah makanan yang lainnya jangan ada minyaknya lagi. Kalau makan itu pas pagi, usahakan makan siang dan malamnya yang sehat," dia menambahkan.
Ramuan Herbal Bisa Turunkan Kolesterol?
Nasi minyak mengandung minyak yang berlebihan. Satu kali makan itu, tubuh sudah mengonsumsi minyak berlebih dan kemungkinan sudah lebih dari lima persen.
Sebelumnya, Raissa mengatakan bahwa konsumsi minyak harian seharusnya kurang dari lima persen.
Lantas, apakah kadar kolesterol dalam tubuh bisa diturunkan dengan ramuan herbal?
Menjawab pertanyaan tersebut, Raissa mengatakan bahwa sejauh ini belum ada ramuan herbal yang bisa menurunkan kadar kolesterol.
"Sejauh ini sih enggak ada yah, misalnya teh dan green tea memang ada kandungan yang bisa membantu melarutkan lemak. Tapi itu pun tentu enggak semua lemaknya larut, tentunya tetap ada yang diserap oleh tubuh kita," ujarnya.
Sedangkan, olahraga dapat membantu meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh. Kolesterol baik dapat menjaga tubuh dari kolesterol jahat.
Advertisement
Tentang Nasi Minyak
Nasi minyak sendiri pada dasarnya mirip dengan penyetan ayam atau nasi bebek. Hanya saja, bumbunya ditambah minyak goreng yang melimpah sehingga sangat berminyak.
Menurut akun @tiktok_kulineran, nasi minyak sudah populer di Surabaya, Jawa Timur.
"Nasi minyak udah terkenal banget di Surabaya. Dikasih nama nasi minyak karena penyajiannya tuh full minyak goreng," mengutip video singkat yang diunggah ulang di Twitter @txtdrkuliner pada 16 Januari 2023.
Video itu pun menjelaskan bahwa nama nasi minyak berasal dari sebutan warganet. Hal ini tak mengherankan, lantaran nasi penyetan kaki lima ini tidak memiliki nama sendiri sehingga dikenalnya sebagai nasi minyak atau sego minyak dalam bahasa Jawa.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu terlihat pedagang mencampur bumbu penyetan dengan minyak jelantah panas yang jumlahnya tak sedikit.
Kol Goreng dalam Nasi Minyak
Cara penyajiannya yakni dengan menyiapkan nasi, ditambah daging ayam atau bebek goreng sesuai selera, kemudian daging itu disiram dengan bumbu berwarna kecoklatan yang sarat akan minyak. Tak lupa ditambahkan sambal dan kol goreng.
"Tapi harus Mimin akui sih minyak jelantah yang kayak gini yang bikin nasi jadi semakin gurih. Apalagi dipaduin dengan bebek goreng yang empuk dan berempah kayak gini, makin berlipat-lipat ganda kenikmatannya," ujar pembuat video.
Dengan begitu, tak hanya ayam dan nasi yang mengandung minyak, tapi kolnya pun berminyak karena digoreng terlebih dahulu.
Menurut Raissa, kol sendiri ada gizinya, tapi jika digoreng maka akan ada tambahan kalori.
"Biasanya kalau sayur dimasak berlebihan, vitamin mineralnya bakal banyak yang hilang. Jadi, disarankan kalau masak sayur itu jangan lama-lama, paling lama tumis dua sampai tiga menit. Kalau digoreng dalam waktu lama sebenarnya zat gizinya sudah tidak optimal lagi," kata Raissa.
Advertisement