Kenapa Sih Berhenti Merokok itu Susah dan Orang Sering Gagal?

Tak sedikit perokok yang mengaku kesulitan berhenti. Selain karena mengandung zat yang memicu kecanduan, ternyata ada penyebab lain dibaliknya.

oleh Diviya Agatha diperbarui 19 Jan 2023, 09:00 WIB
Seorang pria menggunakan vape atau rokok elektronik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (12/11/2019). Pemerintah melalui BPOM mengusulkan pelarangan penggunaan rokok elektrik dan vape di Indonesia, salah satu usulannya melalui revisi PP Nomor 109 Tahun 2012. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit perokok yang mengaku kesulitan berhenti. Sudah mencoba berbagai cara, kemudian berakhir kembali lagi menghirupnya selang beberapa hari.

Pada dasarnya, rokok memang mengandung nikotin yang menawarkan efek candu. Namun dibalik kandungannya yang berhasil membuat orang kecanduan, ada hal lain yang bisa menyebabkan sulitnya berhenti merokok.

Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) mengungkapkan bahwa berhenti merokok memang akan mendatangkan withdrawal syndrome.

Withdrawal syndrome sendiri merupakan sebuah reaksi yang biasanya muncul pada tubuh saat seseorang menghentikan asupan zat tertentu.

"Kalau kita berhenti merokok ada istilahnya withdrawal syndrome. Jadi kalau di narkoba itu ada situasi kondisi sakau. Nah sebetulnya pada orang yang berhenti merokok, ada gejala-gejala atau symptoms putus rokok," kata Erlina dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ditulis Rabu, (18/1/2023).

Saat mengalami withdrawal syndrome, seseorang yang tengah berhenti merokok besar kemungkinannya merasa sulit berkonsentrasi, sulit tidur, dan mudah emosi.

Erlina mengungkapkan bahwa withdrawal syndrome muncul lantaran tubuh sudah terbiasa dengan kadar nikotin tertentu. Kadar tersebut bisa memengaruhi otak, dan memunculkan reaksi saat tiba-tiba berhenti.

"Nah kemudian karena tiba-tiba tidak ada asupan dari nikotin ini, maka tubuh menjadi butuh sesuatu. Seperti craving gitu. Jadi ada keinginan untuk merokoknya," ujar Erlina.


Tanda Sudah Kecanduan oleh Rokok

Ilustrasi rokok, perokok, vape, rokok elektrik. Foto (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Dalam kesempatan yang sama, Erlina mengungkapkan bahwa kecanduan rokok sebenarnya dapat ditandai dengan beberapa hal. Namun, tidak bisa hanya dilihat berdasarkan mulut yang asam.

"Kalau orang tidak bisa berhenti merokok itu sudah kecanduan. Kalau dia enggak kecanduan, dia akan bisa berhenti. Kalau hanya sehari (berhentinya), itu belum berhenti namanya. Berhenti itu untuk seterusnya tidak merokok," ujar Erlina.

"Ya, rasa asam di mulut bukan satu-satunya tanda. Tapi mungkin (tanda kecanduan) dia menjadi gelisah, itu juga karena tubuhnya merasa kurang nikotin. Jadi di darah nikotinnya kurang karena tidak ada asupan nikotin."

Sehingga Erlina menegaskan bahwa kesimpulannya adalah rasa asam bukanlah satu-satunya tanda Anda sudah kecanduan merokok. Tanpa rasa asam tapi selalu memiliki keinginan untuk merokok sudah menjadi tanda kecanduan.


Bisa Dialihkan Keinginannya ke Hal Lain

Sumber: Freepik

Lebih lanjut Erlina mengungkapkan bahwa jika tengah berupaya berhenti, maka sebaiknya keinginan untuk merokok sebaiknya dialihkan dulu ke hal-hal lain.

"Inilah yang dikatakan kalau sangat ingin (merokok), minum kek, atau melakukan hal-hal positif. Bisa mengunyah permen karet dan lain-lain," kata Erlina.

Selain itu, menurut Erlina, upaya berhenti merokok juga bisa dilakukan dengan nicotine replacement therapy dan melakukan olahraga yang bisa membantu mengatasi gejalanya.

"Kalau enggak bisa tidur, bisa meditasi, yoga, dan sebagainya. Jadi harus ada niat untuk melakukan upaya-upaya coping dengan gejala putus rokok," kata Erlina.


Bagaimana dengan Mengunyah Permen Karet?

Warga melintas dekat stiker kawasan bebas asap rokok di lingkungan RW 06 Kelurahan Kayu Manis, Matraman, Jakarta, Jumat (8/10/2021). Beberapa titik pada kawasan tersebut juga terdapat mural-mural tentang pemberitahuan serta peringatan untuk tidak dan berhenti merokok (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Mengunyah permen karet menjadi salah satu cara yang telah lama dianggap bisa membantu berhenti merokok. Hal tersebut lantaran mulut tidak lagi terasa begitu asam dan keinginan untuk merokok bisa berkurang perlahan.

Lalu, benarkah demikian? Menurut Erlina, berhenti merokok bisa diawali lebih dulu dengan niat.

"Upaya berhenti merokok itu banyak, bukan hanya makan permen. Tapi yang utama adalah niat. Contohnya gini, kalau orang di bulan Ramadan, yang kebetulan berpuasa itu sanggup lho enggak merokok dari subuh sampai maghrib," ujar Erlina.

"Itu karena ada niatnya. Jadi saya kira kalau berhenti merokok itu di awal pertama adalah niat, baru dibantu dengan cara-cara lain seperti lagi kepingin merokok diganti permen," tambahnya.

Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya