Khutbah Jumat Bulan Rajab: Menuju Hidup yang Penuh Keberkahan

Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender hijriyah. Pada tahun ini 1 Rajab 1444 H bertepatan dengan tanggan 23 Januari 2023

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2023, 14:30 WIB
Jemaah mendengarkan Khutbah Jumat di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Ibadah Salat Jumat tetap digelar di Masjid Agung Al-Azhar meski ada imbauan Pemerintah untuk meniadakan kegiatan salat Jumat selama dua pekan ke depan guna mencegah COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender hijriyah. Pada tahun ini, 1 Rajab 1444 H bertepatan dengan tanggan 23 Januari 2023.

Bulan Rajab memiliki banyak sekali keutamaan sehingga dalam bulan ini Rasulullah SAW senantiasa memanjatkan doa. Berdasarkan riwayat Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi Rasulullah SAW pada bulan Rajab senantiasa memanjatkan doa berikut ini

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya'baana wa ballignaa ramadhona

Artinya: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.”

Doa di atas memohon keberkahan, sebab dalam bulan ini Allah SWT menurunkan banyak keberkahan. Selain keberkahan bulan Rajab ini merupakan bulan istimewa sebab dalam bulan ini terdapat peristiwa penting nan agung yakni Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Dalam peristiwa Isra dan Mi’raj inilah Rasulullah SAW langsung bertemu Allah SWT untuk menerima perintah salat 5 waktu. Hal ini terjadi pada suatu malam pada tanggal 27 Rajab.

Sebagai bulan penuh keberkahan, khutbah Jumat bulan Rajab kali ini akan mengangkat tema ‘Menuju Hidup yang Penuh Keberkahan’ sebagaimana dikutip dari laman NU.


Khutbah Pertama

   الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ.

أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

Jamaah yang Berbahagia

Puji syukur mari kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan beragam nikmat, yang antara lain pada siang ini kita dapat menjalankan perintah shalat Jumat berjamaah. Karenanya, mari kesempatan ini kita maksimalkan dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang atau takwallah. Kita berupaya agar takwa kepada Allah SWT setiap pekan terus bertambah dan kian tebal, amin ya rabbal almin. 

Hadirin Rahimakumullah

Suatu hari Rasulullah bersama sahabatnya mendapati situasi krisis air. Hingga waktu shalat ashar tiba, mereka yang berikhtiar mencarinya di berbagai tempat tidak berhasil memperolehnya. Air yang tersedia hanyalah air sisa yang jumlahnya tak banyak.    

Dalam situasi tersebut, Nabi melakukan sesuatu yang membuat orang tercengang. Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam air sisa yang berada dalam sebuah wadah itu dan berseru kepada para sahabatnya: Ayo mulailah berwudhu. Berkah datang dari Allah.    

Para sahabat menyaksikan di sela-sela jari Nabi memancar air. Para sahabat tak hanya bisa wudhu dengan sempurna, tapi juga menghilangkan rasa haus karena air juga bisa diminum. Kisah ini bisa kita temukan dalam 'Umdatul Qari' Syarah Shahih Bukhari.  


Lanjutan Khutbah Pertama

Yang menarik dari cerita tadi adalah kata-kata Rasulullah tentang: al-barakah minallah. Kisah tersebut menunjukkan bahwa berkah bersumber dari Allah, bukan manusia, air, pohon, matahari, atau lainnya. Meskipun, objek yang diberkahi itu bisa apa saja, termasuk air dan jemari Nabi. Krisis air bukan halangan bagi para sahabat untuk beribadah, bahkan mereka bisa sekaligus menyaksikan mukjizat Nabi yang tentu kian meningkatkan keteguhan iman mereka.    

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Dalam Lisanul Arab, ‘barakah’ dimaknai sebagai an-mâ' waz ziyâdah, tumbuh dan bertambah. Sebagian ulama merinci lagi bahwa berkah adalah bertambahnya kebaikan (ziyâdaatul khair). Kebaikan yang dimaksud tentu bukan kenikmatan duniawi, melainkan tingkat kesadaran kita kepada Allah, taqarrub ilallah. Berkah dengan demikian tidak terkait dengan banyak atau sedikitnya harta benda.

Orang yang kaya raya bisa jadi tidak mendapat keberkahan hidup ketika harta bendanya justru membuatnya merasa perlu dihormati, merendahkan orang miskin, berfoya-foya, atau untuk aktivitas maksiat. Sebaliknya, kemiskinan bisa mendatangkan berkah saat hal itu melatihnya bersabar, mensyukuri nikmat, atau bersikap baik kepada tetangga.    

Berkah juga tidak harus berhubungan dengan kesehatan. Sebab, kondisi sakit pun kadang bisa membuat orang instrospeksi diri (muhasabah), tobat, dzikir, dan mengingat-ingat hak-hak orang lain yang mungkin ia langgar. Meskipun, sakit pun juga bisa berbuah malapetaka ketika seseorang justru lebih banyak mengeluh, mencibir karunia Allah, atau melakukan sesuatu yang melampaui batas.    

Tempat yang berkah tak mesti subur, sejuk, atau yang pemandangannya indah. Buktinya Allah memberi keistimewaan kepada tanah Makkah yang gersang. Begitu pula dengan waktu. Waktu yang berkah belum tentu saat-saat hari raya atau hari berkabung. Tapi keberkahan waktu itu datang manakala segenap peristiwa di dalamnya membuat kita semakin dekat dengan Allah.


Lanjutan Khutbah Pertama

Jamaah Shalat Jumat RahimakumullahTerkait dengan berkah atau barokah, Rasulullah memberi  teladan kepada umatnya untuk memanjatkan doa ketika memasuki bulan Rajab: 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ    

Artinya: Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir) 

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam Islam, terdapat empat  bulan haram di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Saat tiba waktu Rajab, yang Rasulullah minta adalah keberkahan bulan ini, lalu keberkahan bulan Sya’ban, hingga ia dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan.    

Saat bulan Rajab tiba, Rasulullah tidak memohon kekayaan, kesehatan, atau kenikmatan duniawi secara khusus. Beliau berdoa agar dilimpahi keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban seiring dengan menyongsong bulan Ramadhan. Secara tidak langsung, doa ini adalah permohonan panjang umur. Tentu saja bukan sekadar usia panjang, tetapi usia yang bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah.    

Inti dari berkah adalah peningkatan taqarrub kita kepada Allah, sehingga kepribadian kita diliputi oleh sifat-sifat yang mencerminkan perintah Allah: jujur, adil, rendah hati, peduli sesama, penyayang, tidak serakah, tidak gemar menggunjing atau menghakimi orang lain, dan lain sebagainya. Kita juga semakin rajin memaknai setiap aktivitas kita atas dasar nilai ibadah. Bekerja untuk menafkahi keluarga karena Allah, ikut kerja bakti tingkat RT karena Allah, bertegur sapa dengan tetangga karena Allah, dan seterusnya.    

Apakah kita tak boleh berdoa memohon harta atau kesehatan di bulan Rajab ini? Tentu saja boleh. Hanya saja, yang lebih penting dari banyaknya kekayaan dan kesehatan adalah berkah, yakni suatu kondisi yang mampu menambah ketaatan kita kepada Allah Subhanahu Wataala.


Lanjutan Khutbah Pertama

Diterangkan dalam Shahih Bukhari, Rasulullah sendiri pernah mendoakan sahabatnya, Anas dengan pernyataan:  

 اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالَهُ، وَوَلَدَهُ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أعْطَيْتَهُ 

Artinya: Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya serta berkahilah karunia yang Engkau berikan kepadanya.    

Kata berkah di sini merupakan kunci dari segenap nikmat lahiriah. Dengan keberkahan seseorang tidak hanya kaya harta tapi juga kaya hati: merasa cukup, bersyukur, dan tidak tamak; tidak hanya mementingkan kuantitas anak, tapi juga kualitasnya yang shalih, cerdas, dan berakhlak.    

Jamaah Rahimakumullah​​​​​​​

Dari uraian ini jelas bahwa bulan Rajab menjadi berkah tatkala ada perkembangan dalam diri kita terkait kedekatan dan ketaatan kita kepada Allah. Ketika keberkahan itu datang, secara otomatis kualitas kepribadian kita pun meningkat, baik dalam kondisi sulit maupun lapang, sehat maupun sakit, punya banyak utang maupun dilimpahi keuntungan.     

Keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban ini penting mengingat kita akan menghadapi bulan Ramadhan, bulan yang jauh lebih mulia dan berlimpah keutamaan. Semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa diberkahi, senantiasa diberi petunjuk, dan dipanjangkan umurnya hingga bisa menjumpai Ramadhan. Wallahu a'lam.  

 بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم   

 


Khutbah Kedua

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Khazim Mahrur

Saksikan Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya