Liputan6.com, Tokyo - Kemegahan sebuah gunung selalu mengundang hati para petualang dan para pecinta alam. Ada yang merasa tertantang untuk menjelajah gunung itu, ada pula yang ingin menikmati perjalanan serta pemandangan dari puncak.
Namun, ada ungkapan bahwa gunung bisa membuat kita menjadi rendah hati. Gunung bukan sekadar taman hiburan yang bisa dikunjungi dengan asal-asalan, sehingga kita harus memahami alam di gunung tersebut agar menghindari hal yang tak diinginkan.
Advertisement
Ada banyak insiden-insiden terkait pegunungan di dunia. Salah satu kisah yang masih menjadi misteri dari pendakian gunung adalah peristiwa SOS di Jepang pada tahun 1989.
Kasus bermula ketika dua orang Jepang menghilang di Gunung Asahidake, Hokkaido.
Berdasarkan laporan The Smart Local, awalnya ada dua pendaki gunung yang hilang di Gunung Asahidake, Hokkaido. Aparat berhasil menjemput dua orang itu setelah melihat dua tanda SOS yang dibuat dari ranting-ranting.
Tanda itu berukuran 4,8 meter x 3 meter sehingga dapat dengan mudah dilihat dari udara. Masalahnya, kedua pendaki itu ternyata tidak membuat tanda SOS tersebut, namun mereka terselamatkan karenanya.
Polisi lantas mencari-cari orang yang membuat tanda SOS tersebut. Alhasil, mereka menemukan tulang yang berada sekitar 30 meter dari lokasi itu dan turut ditemukan juga tas milik pendaki yang meninggal tersebut.
Aparat mencoba menginvestigasi identitas orang tersebut. Di tasnya, ditemukan kaset yang berisi musik anime, serta diduga berisi suara pendaki tersebut. Suara di kaset itu masih beredar di internet dan terdengar seorang laki-laki berteriak-teriak.
"SOS. Tolong aku. Aku di jurang. Aku tak bisa bergerak. Tolong angkat aku di sini."
Siapa Pembuat Pesan SOS?
Tulang yang ditemukan dekat tanda SOS tersebut diidentifikasi sebagai Kenji Iwamura. Ia merupakan seorang pemuda dari Aichi yang menghilang saat mendaki gunung pada 1984.
Berdasarkan laporan AP News pada tahun 1989, Iwamura masih berusia 20 tahunan ketika dinyatakan menghilang. Orang tuanya melaporkan ke polisi setelah Iwamura tidak kerja selama seminggu, namun polisi tidak menemukannya.
Orang tua Iwamura tidak bisa mengkonfirmasi bahwa suara itu merupakan putra mereka, tetapi mereka menyebut barang-barangnya memang membuktikan itu punya Iwamura. KTP Iwamura juga ada di lokasi tas itu ditemukan.
Selain itu, golongan darah Iwamura dan jasad yang ditemukan itu juga sama-sama tipe A. Sesuai dengan datanya.
Sempat ada spekulasi bahwa tulang-tulang tersebut adalah milik perempuan, tetapi pada 1991 media Asahi Shimbun melaporkan bahwa jasad itu memang laki-laki.
Meski demikian, polisi Jepang tidak menyimpulkan bahwa Iwamura adalah pembuat tanda SOS tersebut. Alhasil, hingga kini pembuat tanda SOS itu masih misterius, penyebab kematian Iwamura juga masih belum disimpulkan, sehingga kasus ini masuk kategori "cold case" yakni kasus lama yang belum dapat terpecahkan.
Advertisement
6 Persiapan Jelang Mendaki Gunung yang Wajib Kamu Perhatikan
Sebelumnya dilaporkan, mendaki gunung termasuk ke dalam kegiatan yang cukup ekstrem atau mempunyai risiko yang tinggi dan tidak bisa dilakukan sembarangan orang. Hal itu dikarenakan mendaki gunung merupakan kegiatan alam yang menguras tenaga sangat besar.
Tentunya bagi para pecinta alam pemula, harus mempersiapkan diri dan mengetahui apa saja yang harus diperhatikan untuk mendaki gunung yang aman. Hal tersebut dilakukan agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh kita.
Lantas apa saja yang harus dipersiapkan untuk mendaki gunung, baik itu secara fisik dan barang yang harus dibawanya.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendaki gunung agar aman dari beberapa sumber yang telah dirangkum.
1. Mempersiapkan kondisi tubuh kita
Karena mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat menguras fisik, kita harus mengetahui bagaimana fisik dari tubuh kita dan harus mengetahui kondisi tubuh apakah mampu untuk melakukan pendakian.
Tidak hanya itu, sebelum mendaki gunung pastikan kamu rajin berolahraga dengan rutin dan dalam kondisi yang prima, terutama dalam melakukan pendakian ke puncak gunung, tidak hanya mendaki kamu juga harus memastikan apakah kamu kuat dengan berbagai cuaca yang akan kamu rasakan di alam nanti.
2. Mencari tahu karakteristik dari lokasi pendakian
Sebelum kamu siap untuk mendaki, sebelumnya kamu harus mengetahui bagaimana karakteristik serta kondisi dari gunung yang akan kamu daki, seperti medan jalannya dan tingkat kesulitannya harus kamu cari tahu sebelumnya.
3. Persiapkan peralatan mendaki
Hal penting yang ketiga adalah peralatan yang harus kamu gunakan saat mendaki karena keamanan adalah kunci utama ketika berada di alam, yang harus kamu perhatikan dan bawa adalah tas khusus mendaki, tenda, sleeping bag, jaket, sepatu, matras, peralatan masak, sarung tangan, gaiters, pelindung kepala, jas hujan, senter, tali, kacamata, masker, trekking pole, dan survival kit.
Cari Senior
4. Pelajari hal dasar mengenai pendakian gunung
Satu hal yang ini sangat penting terutama untuk para pendaki pemula karena hal-hal dasar dalam pendakian wajib kamu ketahui seperti cara dari melakukan packing peralatan, penggunaan dari perlengkapan yang akan dibawa, hingga mengetahui apa dan bagaimana etika dalam pendakian.
5. Mempertimbangkan kondisi cuaca
Cuaca alam terutama dalam hutan dan pegunungan sangat lah berbeda dengan apa yang kita lihat sehari-hari, dan hal tersebut menjadi poin yang harus kamu perhatikan karena jika cuaca tidak baik untuk mendaki maka kamu harus berpikir dan mempertimbangkan kembali untuk mendaki atau tidak.
6. Mendakilah dengan pendaki yang sudah berpengalaman
Jika kamu masih pemula dalam mendaki, disarankan untuk mendaki dengan orang yang jauh lebih berpengalaman karena kamu tidak tahu apa yang harus benar-benar diperhatikan sekali pada saat mendaki. Dengan adanya dampingan dari yang jauh berpengalaman tidak hanya melindungi kamu namun juga membuat kamu belajar juga pada saat pendakian, dan juga pastikan untuk mendaki secara rombongan dan jangan sampai jauh dari rombongan pendakian tersebut.
Advertisement