Revitalisasi Bikin Pulau Penyengat Semakin Memikat, Telan Anggaran Puluhan Miliar

Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah bagi peradaban Melayu di tiga negara, antara lain di Provinsi Kepri (Indonesia), Singapura, dan Johor (Malaysia).

oleh Ajang Nurdin diperbarui 19 Jan 2023, 08:00 WIB
Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah bagi peradaban Melayu di tiga negara, antara lain di Provinsi Kepri (Indonesia), Singapura, dan Johor (Malaysia). (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah bagi peradaban Melayu di tiga negara, antara lain di Provinsi Kepri (Indonesia), Singapura, dan Johor (Malaysia).

Sebagai destinasi wisata sejarah tiga negara, Pulau Penyengat kini tengah menjalani revitalisasi agar lebih memikat wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung. Tak tanggung-tanggung, pada 2022 Gubernur Kepri Ansar Ahmad menggelontorkan anggaran sebesar Rp30,8 miliar untuk mempercantik Pulau Penyengat. Ditambah Rp43 miliar pada tahun ini.

Revitasisasi yang dilakukan antara lain memugar Masjid Raya Penyengat, dengan mengganti lantai menggunakan marmer khusus yang membuat lantai Masjid Raya Penyengat tetap sejuk meski dalam cuaca panas. Bahkan karpet untuk masjid saja didatangkan langsung dari Turki.

Penataan masjid pun dilakukan dengan berbagai kajian dan survei khusus agar revitalisasi Masjid Raya Penyengat ini tetap dilakukan dengan tetap menjaga nilai dan kekhasan masjid ini di masa dulu.

Selain menganti lantai dan karpet masjid Pemerintah Provinsi Kepri juga melakukan perbaikan tempat wudhu dan toilet, pengecatan masjid, perbaikan menara, pemasangan aksesori, penataan ruang terbuka hijau, optimalisasi ruang dokumenter, hingga pemasangan videotron di depan masjid agar menambah estetika kawasan Pulau Penyengat.

"Ini pulau bersejarah yang layak dijadikan objek wisata. Namun selama ini penampilannya kurang mendukung untuk dijual," kata Ansar Ahmad, Rabu (18/1/2023).

Kebijakan revitalisasi Pulau Penyengat, kata Ansar Ahmad, sudah melalui diskusi dengan para tokoh adat, budayawan, dan para zuriat (keturunan). Mereka satu suara untuk membuat tampilan Pulau Penyengat menjadi lebih tertata dan layak jadi destinasi wisata bertaraf internasional.

"Solusinya kita sepakat melakukan revitalisasi," katanya.

 

 

 

Revitasisasi yang dilakukan antara lain memugar Masjid Raya Penyengat, dengan mengganti lantai menggunakan marmer khusus yang membuat lantai Masjid Raya Penyengat tetap sejuk meski dalam cuaca panas. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Menteri Sandi Kepincut, Warga Berharap

 

 

Dengan berbagai peninggalan sejarah kerajaan serta peradaban Islam di Tanah Melayu, Pulau Penyengat menghadirkan warna tersendiri bagi penikmat wisata minat khusus di Kepulauan Riau. Apalagi banyak peninggalan sejarah kebudayaan Melayu yang bisa dilihat di pulau yang pernah menjadi mas kawin Sultan Riau Penyengat saat meminang Engku Putri R. Hamidah.

Itu juga yang membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI) Sandiaga Uno kepincut. Saat kunjungannya ke Pulau Penyengat beberapa waktu lalu, Sandi ingin pulau mungil ini menjadi salah satu destinasi wisata halal di Indonesia, yang berbasis 3 S, yaitu Spiritual, Serenity (ketenangan), dan Sustainability (keberlanjutan). Bahkan Sandi yakin dengan revitalisasi Pulau Penyengat akan mampu menarik kunjungan wisatawan baik mancanegara ataupun domestik.

“Pulau ini sangat unik dan beruntung sekali saya bisa sampai di sini,” ujar Sandiaga Uno, ketika berkunjung sambil menikmati minuman air dohot khas Pulau Penyengat.

Said, seorang warga Pulau Penyengat mengapresiasi pemerintah Provinsi Kepri atas kebijakan revitalisasi kawasan destinasi wisata tersebut.

"Kami senanglah, dengan ditata dan dipercantik gini, Pulau Penyengat akan semakin ramai dengan wisatawan," ujar Said.

Kunjungan wisata tentu akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Mengingat cukup banyak dari masyarakat Pulau Penyengat yang menggantungkan hidupnya dari berdagang dan ojek motor.

"Kami harap Pulau Penyengat ramai lagi, semakin menjadi destinasi wisata sejarah religi bagi masyarakat di Provinsi Kepri khususnya kota Tanjungpinang," kata Said.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya