31 Provinsi Laporkan Kasus Campak, Total Ada 3.341 Kasus Selama 2022

Kehadiran kasus campak tentu perlu menjadi perhatian mengingat ini adalah penyakit yang akibat virus yang sangat mudah menular.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 19 Jan 2023, 18:28 WIB
Ilustrasi anak demam. (Sumber foto: Pexels.com).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan selama 2022 ada 31 provinsi yang melaporkan kasus campak di Indonesia. Selama tahun kemarin terdata ada tiga ribuan kasus campak di Indonesia.

"Ada 3.341 kasus di tahun 2022 di laporkan di 223 kab kota dari 31 provinsi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi dalam pesan teks pada Rabu, 18 Januari 2023.

Peningkatan kasus campak memang dilaporkan dari beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya Aceh.

Provinsi paling barat Indonesia itu sudah meminta masyarakat di sana mewaspadai penyakit ini. Untuk diketahui campak di Aceh pada 2020 ada 231 lalu pada 2021 dilaporkan ada 79 kasus campak kemudian meningkat menjadi 2 ribuan pada 2022. 

“Angka kasus campak pada 2022 mencapai 2.000 kasus. Dulu tidak sebanyak itu,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Selasa, 17 Januari 2023 mengutip Antara.

Iman menilai, kasus campak yang bergejala tersebut masih lebih banyak lagi di sejumlah wilayah Aceh, di luar 2.000 kasus yang tercatat.

Sebagai salah satu upaya melindungi anak dari campak yakni lewat pemenuhan imunisasi dasar lengkap. Salah satunya mendapatkan imunisasi measles dan rubella lewat vaksin MR. Ini adalah satu vaksin yang dapat mencegah dua penyakit sekaligus yakni campak dan rubella. 

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), vaksin MR 95 persen efektif mencegah campak dan rubella. Vaksin tersebut pun aman dan sudah digunakan di 141 negara. 


Campak Mudah Menular

Perawat dibantu kader Posyandu menyuntikan vaksin campak, vaksin pentabio berisi vaksin DPT, Hepatitis B dan Haemophilus Influenzae dan Imunisasi Polio terhadap anak di RW 09, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Senin (14/12/2020). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Kehadiran kasus campak tentu perlu menjadi perhatian mengingat ini adalah penyakit yang akibat virus yang sangat mudah menular. Penularannya melalui saluran napas yakni lewat batuk dan bersin.

Sekitar 90 persen orang yang berinteraksi dengan pasien campak dapat tertular jika belum punya kekebalan terhadap virus tersebut. Kekebalan ini terbentuk jika sudah diimunisasi atau pernah kena campak sebelumnya seperti mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan. 

Saat seseorang terkena campak gejala yang muncul adalah

- demam tinggi

- bercak kemerahan pada kulit (rash)

- disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis.. 


Komplikasi pada Pasien Campak, Bisa Sebabkan Kematian

Jangan sepelekan campak, mengingat penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Bahkan komplikasi dari campak juga bisa menyebabkan kematian yakni bila terjadi pneumonia (radang paru) dan esanfalitis (radang otak).

Sekitar 1 dari 20 penderita campak akan mengalami komplikasi radang paru dan 1 dari 1.000 penderita akan mengalami komplikasi radang otak.

Selain itu, komplikasi lain adalah infeksi telinga yang berujung tuli (1 dari 10 penderita), diare (1 dari 10 penderita) yang menyebabkan penderita butuh perawatan di rumah sakit.

Perlindungan lewat vaksinasi amat penting karena bisa mengurangi keparahan bila anak terpapar virus campak. Terlebih lagi, penyakit campak ini tidak ada obat karena disebabkan oleh virus. Sehingga satu-satunya upaya pencegahan yaitu melalui pemenuhan imunisasi dasar lengkap bagi anak.

“Jadi seperti kita terkena flu yang sembuh sendiri, langkahnya tidak ada lain, harus imunisasi. Jadi harusnya imunisasi itu menjadi pilihan utama untuk pencegahan virus campak,” kata Iman.

Infografis Siap-Siap Pemberian Vaksin Covid-19 untuk Balita. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya