Perjalanan Mudik Imlek di China Tinggi, Xi Jinping Khawatir Kasus COVID-19 di Pedesaan Melonjak

Presiden Xi Jinping khawatir akan lonjakan kasus COVID-19 di pedesaan karena perjalanan imlek yang juga tinggi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Jan 2023, 16:19 WIB
Para pemudik yang memakai masker berjalan keluar dari Stasiun Kereta Api Beijing di Beijing, China, Sabtu (14/1/2023). Jutaan warga China diperkirakan akan melakukan perjalanan selama periode liburan Tahun Baru Imlek tahun ini. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping mengaku khawatir terkait situasi COVID-19 di area pedesaan di China. Pasalnya, jutaan mudik dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek

Kendati demikian, Xi Jinping membela kebijakannya mencabut aturan "nol COVID-19" pada bulan lalu, menyebutnya sebagai pilihan yang tepat. 

"Presiden Xi Jinping mengatakan dia sangat prihatin dengan (kondisi) penduduk pedesaan setelah negara menyesuaikan langkah-langkah respons COVID-19," lapor kantor berita negara Xinhua seperti dikutip pada Kamis (19/1).

Xi Jinping pun menekankan upaya untuk meningkatkan perawatan medis di wilayah pedesaan bagi kelompok paling rentan.

"Pencegahan dan pengendalian epidemi telah memasuki tahap baru dan kita masih dalam periode yang membutuhkan upaya besar," kata Xi Jinping.

Selain itu, Xi Jinping turut menekankan perlunya upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan dalam pencegahan dan pengendalian epidemi di daerah pedesaan.

Sebagai gambaran, otoritas transportasi memperkirakan bahwa lebih dari dua miliar perjalanan akan dilakukan selama periode 40 hari antara Januari dan Februari. Angka ini hampir dua kali lipat dibanding jumlah tahun lalu dan 70 persen dari tingkat sebelum pandemi.


Lonjakan Kasus di Pedesaan

Para pemudik yang memakai masker dan membawa barang bawaan berjalan menuju pintu masuk Stasiun Kereta Api Beijing di Beijing, China, Sabtu (14/1/2023). Jutaan warga China diperkirakan akan melakukan perjalanan selama periode liburan Tahun Baru Imlek tahun ini. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Menjelang liburan Tahun Baru Imlek, media pemerintah Tiongkok dipenuhi berita tentang rumah sakit dan klinik pedesaan yang memperkuat pasokan obat dan peralatan mereka.

"Puncak infeksi COVID-19 di desa kami telah berlalu, tapi festival musim semi (musim liburan Imlek) sudah dekat dan masih ada warga desa, terutama orang lanjut usia, yang berisiko terkena infeksi sekunder," kata seorang dokter di Provinsi Shaanxi dalam sebuah artikel di Red Star News. "Kalau antivirus dan obat lain lebih banyak, saya akan lebih percaya diri (bisa menekan infeksi COVID-19)."


Persiapan Hadapi Pendatang

Seorang pemudik duduk di atas kopernya di luar pintu masuk Stasiun Kereta Api Beijing di Beijing, China, Sabtu (14/1/2023). Jutaan warga China diperkirakan akan melakukan perjalanan selama periode liburan Tahun Baru Imlek tahun ini. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Selain obat demam dan persediaan oksigen, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan akan melengkapi setiap klinik desa dengan oximeter.

Sementara itu, stasiun kereta api utama Beijing telah dipadati penumpang yang meninggalkan ibu kota dalam beberapa hari terakhir.

"Di kota terpadat di China, Shanghai, jadwal perjalanan kereta malam sementara telah ditambah untuk memenuhi permintaan para pelancong yang menuju Provinsi Anhui", ungkap Xinhua.

Sementara itu, kedatangan harian di Makau tercatat melebihi 55 ribu orang pada Sabtu, 14 Januari 2023, angka harian tertinggi sejak pandemi. Di Hong Kong, pemerintah mengatakan akan meningkatkan jumlah orang yang dapat melewati titik kontrol perbatasan darat jadi 65 ribu orang per hari dari 50 ribu yang dapat melintas pada 18 - 21 Januari 2023.


Masih Ada yang Enggan Mudik

Para pemudik yang memakai masker berjalan menuju pintu masuk Stasiun Kereta Api Beijing di Beijing, China, Sabtu (14/1/2023). Jutaan warga China diperkirakan akan melakukan perjalanan selama periode liburan Tahun Baru Imlek tahun ini. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Dengan fenomena yang terjadi, bukan berarti kekhawatiran terkait COVID-19 hilang sama sekali.

Dora Wang, bukan nama sebenarnya, ingin sekali bertemu keluarganya untuk merayakan Imlek 2023. Meski pembatasan perjalanan akibat COVID-19 telah dicabut di seluruh China, namun ia memutuskan tidak pulang ke Dalian.

"Saya sangat khawatir karena stasiun akan penuh sesak," kata ilustrator berusia 31 tahun yang sedang hamil lima bulan ini. 

Ia menambahkan, "Walau orangtua saya sudah sembuh dari COVID-19, sekarang variannya banyak sekali di luar sana, saya khawatir saya akan tertular."

Setelah China secara efektif meninggalkan kebijakan "nol COVID-19" di tengah lonjakan jumlah kasus, ada kekhawatiran yang meluas bahwa serbuan perjalanan jelang Imlek dapat memicu penularan virus yang lebih cepat, terutama di daerah pedesaan di mana fasilitas kesehatannya lebih terbatas.

Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek (dok.Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya