Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog menggelontorkan 100 ribu ton beras dalam program operasi pasar pada awal Januari 2023.
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ini dilakukan untuk meredam gejolak kenaikan harga beras yang terpantau masih terjadi di pasaran.
Advertisement
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajarannya untuk semakin menggencarkan operasi pasar guna meredam gejolak harga beras.
"Kondisi sekarang ini belum musim panen raya jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak, sehingga ada sedikit kenaikan harga. Itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif," kata pria yang akrab disapa Buwas tersebut, Kamis (19/1/2023).
"Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir, karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga," ujar dia.
Adapun saat ini Perum Bulog tengah memproses kebijakan impor beras sebanyak 500 ribu ton yang dilakukan dalam dua tahap. Menurut data yang diberikan, saat ini sudah ada sekitar 178 ribu ton beras impor yang masuk ke gudang Bulog, hasil impor beras fase pertama dari empat negara.
Dengan adanya impor beras dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, Buwas menjamin harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali. Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di Bulog kini menjadi 683 ribu ton.
Tambahan Beras Impor
Buwas menekankan, tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
"Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya," tegas Budi Waseso.
Mantan Kepala Badan narkotika nasional (BNN) ini menjelaskan, selain mendapatkan tambahan stok beras impor, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang. Harapannya, semua stok cadangan beras pemerintah pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
"Bulog saat ini terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemeirntah daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi," pungkasnya.
Advertisement
Target Serapan Beras Bulog 2023 Naik Jadi 2,4 Juta Ton
Target penyerapan beras pada saat panen raya yang harus dilakukan Perum Bulog tahun 2023 ini bertambah menjadi 2,4 juta ton. Sebelumnya, tahun lalu hanya ditugaskan menyerap 1,2 juta ton beras.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat ditemui usai kunjungan di Gudang Bulog, Jakarta Utara, Jumat (13/1/2023).
Arief menegaskan penyerapan Bulog tersebut nantinya akan termasuk dalam cadangan beras guna menjaga stabilisasi harga beras di pasaran.
"Tahun ini Bulog ditugaskan menyerap bukan 1,2 juta ton beras lagi, tetapi 2,4 juta ton beras. Termasuk sejumlah 1,2 juta ton beras untuk menjaga stabilisasi harga pasar," kata Arief.
Alhasik dengan perhitungan tersebut, Bulog kemungkinan akan memiliki cadangan beras sebanyak 1 juta ton saat akhir tahun 2023.
Badan Pangan Nasional berharap penyerapan beras Bulog tahun ini bisa berjalan lancar, agar target itu bisa tercapai dengan baik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto mengungkapkan beberapa strategi yang akan dilakukan Bulog agar bisa memenuhi target penyerapan 2,4 juta ton beras di tahun ini.
Panen Raya
Suyamto mengatakan pihaknya akan memanfaatkan momentum panen raya yang diprediksi mulai pada Maret hingga Mei 2023, dengan menyerap beras petani.
Bahkan, Bulog menargetkan bisa menyerap hingga 70 persen dari total penugasan ketika panen raya nanti.
Disamping itu, Suyamto mengatakan Pemerintah saat ini sedang mengkaji penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras petani.
"Akan ada penyesuaian HPP, Bulog operator, nanti diatur semuanya oleh Badan Pangan Nasional," pungkas Suyamto.
Advertisement